Hari Sabtu tanggal 18 Desember 2021 merupakan hari bahasa Arab se-dunia, yang diperingati setiap tahun.
Bahasa Arab merupakan bahasa resmi ke-6 di dunia. Dr. Ibrahim al-Hudhud, mantan rektor Universitas al-Azhar menyampaikan pada khotbah jumatnya tanggal 17 Desember di Masjid al-Azhar, bahwa belajar bahasa Arab merupakan bagian dari agama.
Para ulama, lanjut beliau, bersepakat bahwa belajar bahasa Arab bagi kaum muslimin itu wajib hukumnya.
Imam Al-Izz bin Abdus Salam di kitab Qawaid al-Ahkam fi Mashalih al-Anam, ketika berbicara mengenai bid’ah hasanah, mengatakan bahwa di antara bid’ah yang wajib adalah seperti belajar ilmu nahwu, sharaf, dan ilmu bahasa Arab. Karena tidak mungkin seseorang sampai pada pemahaman Al-Qur’an dan sunnah kecuali dengan mempelajari ilmu bahasa Arab (ما لا يتم الواجب إلا به فهو واجب).
Para rasul diutus untuk menyampaikan risalah tuhan menggunakan bahasa kaumnya. Sedangkan Rasulullah Saw. diutus untuk seluruh umat manusia di dunia menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu, musuh-musuh Islam berusaha untuk memerangi bahasa Arab. Mereka tidak bermaksud memerangi esensi bahasa Arab itu sendiri, tetapi bermaksud untuk membatasi dan menjauhkan umat Islam dari memahami Al-Qur’an dan sunnah, karena keduanya menggunakan bahasa Arab.
Dahulu, sebelum 150 tahun kebanyakan bahasa masyarakat dunia menggunakan huruf Arab. Benua Afrika seluruhnya menuliskan bahasa mereka dengan tulisan Arab. Wilayah Turki, India, Pakistan, Bangladesh, negeri melayu (Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei) mereka semuanya menuliskan bahasa mereka dengan tulisan Arab. Begitu juga buku-buku mereka ditulis dengan huruf-huruf Arab. Hingga datang negara-negara barat menjajah wilayah-wilayah ini sampai mereka tidak bisa melafalkan huruf Arab, dan akhirnya para penjajah menyingkirkan huruf Arab dan menggantinya dengan huruf latin.
Suatu negeri, Dr. Ibrahim Al-Hudhud melanjutkan, dibangun atas 3 hal; bahasa, agama, dan sejarah, sebagaimana juga dikatakan oleh para filsuf.
Tiga hal itulah yang membedakan antara satu negeri dengan negeri lainnya. Negara-negara Barat menuduh bahwa bahasa Arab itu bahasa yang sulit sehingga tidak bisa digunakan untuk mempelajari ilmu kimia, fisika, kedokteran, ilmu falak, ilmu hisab, dan ilmu umum lainnya.
Mereka telah berbicara tanpa menggunakan akalnya. Mereka tidak mengetahui bahwa selama 800 tahun ilmu-ilmu tersebut telah diajarkan menggunakan bahasa Arab. Mereka tidak paham bahwa ilmu-ilmu tersebut telah ditulis dengan menggunakan bahasa Arab yang faedahnya mereka ambil sampai sekarang. Mereka tidak mendengar bahwa para ilmuwan yang mereka peringati setiap tahun di kampus-kampus Eropa seperti Hasan bin al-Haitsam al-Bahsri al-Azhari (atau lebih dikenal Alhazen di Barat) itu pernah mengajarkan ilmu Optik di masjid al-Azhar dengan bahasa Arab.
Siapapun yang mengatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit, bahasa yang terbatas dan tidak bisa dipakai untuk mempelajari ilmu-ilmu umum itu adalah tuduhan yang tidak benar. Dan pada hakikatnya tuduhan tersebut ditujukan terhadap Islam, bahwa Islam adalah agama yang terbatas dan lemah. Tuduhan tersebut ditujukan kepada Al-Qur’an dan kepada Rasulullah yang membawa risalah Islam dengan bahasa Arab.
Intisari khotbah Jumat Dr. Ibrahim Shalih al-Hudhud, mantan rektor Universitas al-Azhar di masjid al-Azhar.