Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Berniat Membunuh Nabi, Kisah Mengharukan Umar Masuk Islam

Avatar photo
28
×

Berniat Membunuh Nabi, Kisah Mengharukan Umar Masuk Islam

Share this article

Kisah masuk Islam Umar bin Khattab meninggalkan pelajaran amat berharga. Dalam kitab Sirah-nya, Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa sebelum masuk Islam, Umar bin Khattab sangat memusuhi Islam.

Pada suatu hari, dengan membawa pedangnya, ia pergi hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Di tengah jalan, ia berjumpa dengan Nu’aim bin Abdillah, lalu Nu’aim bertanya kepadanya, “Mau pergi kemana, wahai Umar?”

Umar menjawab, “Aku ingin menemui Muhammad, orang Shabi’i (istilah untuk seseorang yang telah keluar dari satu agama ke agama lain), yang telah memecah belah orang-orang Quraisy, membodohkan mimpi-mimpi mereka, mencela agama mereka, dan mencaci Tuhan-tuhan mereka. Aku ingin membunuhnya.”

Lalu Nu’aim berkata kepadanya, “Demi Allah, kamu telah tertipu oleh dirimu sendiri, wahai Umar. Apakah kamu pikir Bani Abdi Manaf akan membiarkanmu hidup setelah kamu membunuh Muhammad? Bukankah sepatutnya kamu menemui keluargamu lalu meluruskan mereka terlebih dahulu?”

Umar bertanya, “Keluargaku yang mana?”

Nu’aim menjawab, “Saudara iparmu (suami adikmu) dan sepupumu Sa’id bin Zaid, serta saudarimu Fatimah binti Khattab. Demi Allah, mereka berdua telah masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad. Temuilah mereka!”

Baca juga: Kebijakan Ganjil Khalifah Umar Mendistribusikan Keadilan

Kemudian Umar berbalik menuju rumah Saudari dan iparnya, saat itu di rumah mereka ada Khabbab bin Al-Arat yang membawa selembar kertas bertuliskan awal surah Thaha untuk dibacakan kepada keduanya.

Ketika mereka mendengar kedatangan Umar, Khabbab bersembunyi, dan Fatimah langsung mengambil lembaran tersebut dan menyembunyikannya, namun Umar telah mendengar bacaan Khabbab.

Ketika Umar masuk ke rumah Fatimah, ia berkata, “Aku tadi mendengar suara samar-samar yang tidak dapat dipahami, suara apa itu?”

Keduanya menjawab, “Kamu tidak mendengar apa-apa.”

Umar berkata, “Tidak, Demi Allah, aku barusan diberitahu bahwa kalian berdua telah mengikuti agama Muhammad.”

Lalu Umar memukul adik iparnya, Sa’id bin Zaid. Fatimah mencoba menahan Umar agar tidak menyakiti suami, namun Umar pun memukul adiknya hingga terluka.

Setelah kejadian itu, Fatimah dan suaminya berkata kepada Umar, “Benar, kami telah masuk Islam, dan kami beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka lakukanlah apa yang kamu inginkan.”

Setelah menyadari apa yang telah ia lakukan, Umar pun menyesal dan tubuhnya gemetar, lalu ia berkata kepada adiknya, “Berikan kepadaku lembaran yang tadi aku mendengar kalian membacanya, aku ingin melihat apa yang dibawa oleh Muhammad.”

Fatimah berkata, “Kami khawatir kamu akan merusaknya.”

Umar berkata, “Jangan khawatir!”

Dan ia pun bersumpah dengan nama Tuhan-tuhannya bahwa ia akan mengembalikan lembaran tersebut setelah ia membacanya.

Setelah ia mengatakan hal itu, Fatimah pun berharap sekali Umar masuk Islam, lalu Fatimah berkata kepada Umar, “Wahai saudaraku, sesungguhnya kamu najis karena kesyirikanmu, dan sesungguhnya lembaran itu tidak boleh dipegang kecuali orang yang suci.”

Umar pun bangkit dan mandi, lalu Fatimah memberikan lembaran itu kepadanya.

Baca juga: Menyayangi dan Mendidik Anak ala Umar bin Khattab

Setelah Umar membaca bagian awal dari lembaran tersebut, ia berkata, “Alangkah indah dan mulianya kalimat-kalimat ini.”

Tatkala mendengar ucapan itu, Khabbab keluar dari tempatnya bersembunyi, lalu berkata, “Wahai Umar, Demi Allah, Aku sangat berharap Allah mengkhususkanmu dengan doa Nabi-Nya, karena aku kemarin mendengar Nabi SAW berdoa:

اللهم أيّد الإسلام بأبي الحكم بن هشام او بعمر بن الخطاب

“Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Islamnya Abu Al-Hakam bin Hisyam atau Umar bin Khattab.”

“Maka bertakwalah kepada Allah, wahai Umar!” lanjutnya.

Umar berkata, “Tunjukkan padaku hai Khabbab, di mana tempat Muhammad, sehingga aku bisa mendatanginya.” Dan Umar pun akhirnya masuk Islam.

Kontributor

  • Arif Khoiruddin

    Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir. Tinggal di Pati. Pecinta kopi. Penggila Real Madrid.