Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Empat perempuan hebat di belakang Nabi Musa

Avatar photo
33
×

Empat perempuan hebat di belakang Nabi Musa

Share this article

Tokoh-tokoh besar tidak pernah lepas dari peranan perempuan di belakangnya.

Di dalam Al-Quran, kita bisa membaca bagaimana kisah heroik Nabi Musa AS, berbagai cobaan dan peristiwa beliau lalui dengan tabah dan kuat.

Jika kita melihat kisah kehidupan Nabi Musa sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, kita bisa melihat peranan besar para perempuan hebat di belakang beliau.

Pertama:

Ibu kandung beliau, yang sangat perhatian dan mengawatirkan keadaannya.

Kisahnya ada dalam QS. Al Qashash: 7

وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِى

Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa: Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati.”

Kedua:

Ibu tiri beliau (istri Fir’aun), yang menyelamatkannya dari ancaman Fir’aun yang ingin membunuhnya lalu mengasuhnya.

Kisahnya ada dalam QS. Al Qashash: 9

وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا

Dan berkatalah isteri Fir’aun: (Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.”

Ketiga:

Saudari beliau, yang memperhatikan perjalanan peti di sungai Nil demi memastikan keselamatannya.

Sebagaimana dalam QS. Al Qashash: 11

وَقَالَتْ لِأُخْتِهِۦ قُصِّيهِ ۖ فَبَصُرَتْ بِهِۦ عَن جُنُبٍ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ

Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: “Ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya.

Keempat:

Istri beliau (putri Nabi Syuaib) yang melobi ayahnya dalam rangka mencarikannya pekerjaan.

Kisahnya ada dalam QS. Al Qashash: 26

قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”

Kontributor

  • Afifudin Dimyathi

    Nama lengkapnya Dr. KH. Muhammad Afifuddin Dimyathi, Lc., MA. Menyelesaikan jenjang sarjana di Universitas Al-Azhar Mesir, dan jenjang magister serta doktoral di Sudan. Kini mengasuh Pondok Tahfidzul Quran, Hidayatul Quran, Darul Ulum, Peterongan, Jombang.