Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Gus Ghofur: Ceramah Jangan Lama-lama, yang Penting Mengena

Avatar photo
24
×

Gus Ghofur: Ceramah Jangan Lama-lama, yang Penting Mengena

Share this article

KH. Abdul Ghofur Maimoen atau yang akrab disapa Gus Ghofur menyatakan bahwa menyampaikan mauidhoh baiknya itu singkat saja, asal substansinya membekas dan mengena di hati para pendengar. Berlama-lama dalam memberi ceramah dikhawatirkan malah mengaburkan tujuan mauidhoh itu sendiri.

Esensi mauidhoh sendiri adalah memberikan nasihat yang baik-baik dengan tutur bahasa yang santun pula sehingga orang yang mendengarkan terbuka kesadarannya. Dengan harapan, sekembalinya nanti mereka lebih bertakwa dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Baca juga: Jangan Melabeli Orang sebagai Islam KTP

Ceramah yang ideal itu gak perlu lama-lama, yang panjang dan bertele-tele besar kemungkinan membuat orang mudah bosan dan berpotensi menutupi pesan yang hendak disampaikan.

Putra kelima almarhum KH. Maimoen Zubair ini juga menuturkan bahwa Nabi ketika memberi nasihat tidak begitu banyak tetapi tegas. Pengaruhnya merasuk betul, yang awalnya tidak bertakwa atau kurang ketakwaannya tambah menebal rasa takwanya. Sampai-sampai mereka yang dinasihati bercucuran air mata, merasa takut, dan lebih khusyuk.

Inilah yang disebut oleh Gus Ghofur “Al-Iqtishad fi al-Mauizhah”. Efek nasihat itu menempel terus menerus dan tidak menguap begitu saja. Bahkan terbawa sampai ke rumah.

“Ini adalah cerita bahwa ketika Nabi memberi nasihat maka orang-orang bisa sampai menangis. Mata yang tak pernah menangis, menjadi berlinang air mata. Hati yang awalnya keras menjadi lemah lembut.” terang Gus Ghofur dilansir dari Channel Santri Gayeng.

Bahkan menurut cerita di hadits, Ketika Rasulullah sudah selesai menyampaikan nasihat para sahabat masih antusias mengajukan beberapa pertanyaan. Mereka selalu merasa kurang, sehingga memohon agar diberi wasiat.

Baca juga: Gus Ghofur: Tradisi Cium Tangan sudah Ada di Zaman Nabi

“Mauidhoh kok sampai dua jam?! Setengah jam pertama tampak khusyuk, tampak begitu mengena. Tapi satu jam berikutnya mulai mengantuk. Sebab setengah jam pertama yang menjadikan takwa tertutup oleh satu jam yang mengantuk tadi.” tegas pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar 3.

Maka dari itu, ceramah itu baiknya singkat saja, dengan catatan ia betul betul berkualitas dan membekas. Sampaikanlah nasihat itu laiknya kepada diri sendiri, karena apa apa saja yang dikatakan oleh hati akan diterima oleh hati pula.

Kontributor