Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Kiai Proposal dan Pemimpin Non-Ilmu [Guyonan]

Avatar photo
24
×

Kiai Proposal dan Pemimpin Non-Ilmu [Guyonan]

Share this article

Syekh Nawawi Al-Bantani merupakan duta ulama Nusantara yang berkarier di Hijaz, wilayah yang meliputi Tanah Haram yang kini di bawah kekuasaan Kerajaan Arab Saudi.

Di tanah kelahiran Nabi Muhammad itu, Syekh Nawawi berkarier sangat moncer. Menjadi ulama besar yang disegani, fatwanya dinanti, santrinya berjumlah tak terhingga.

Gus Baha menceritakan bahwa hasil buah pikirnya tidak hanya dipakai oleh kalangan sendiri, dalam hal ini penganut Aswaja di Nusantara, tapi juga para Wahabi di Saudi.

Bahkan, lanjut santri kesayangannya Mbah Moen itu, banyak fatwa Saudi yang berlandaskan buah pikirnya Syekh Nawawi Al-Bantani, “Saya punya buku soal itu.”

Menjadi ulama yang buah pikirnya dirujuk banyak orang tidaklah mudah. Seseorang harus melalui semacam rintangan formal maupun nonformal.

Menguasai ilmu tafsir, hadis, sejarah, sanad, matan, hingga persoalan budaya merupakan hal lumrah, agar senantiasa bijak dalam memutuskan perkara.

“Syekh Nawawi ini sudah alim sejak di Indonesia,” dawuh Gus Baha.

Pemikiran khas ulama Nusantara itu, salah satunya adalah santai, rileks dan penuh maslahat. Sulit ditemui dalam corak pemikiran ulama lain.

“Ulama nusantara punya corak pemikiran yang khas, seperti Syekh Nawawi itu,” Gus Baha lagi.

Seperti Imam Syafi’i yang diuji oleh ratusan ulama sebelum dinobatkan sebagai ahli ilmu, Syekh Nawani pun mengalami ujian serupa.

Mungkin hanya konteks dan bentuk ujiannya saja yang berbeda.

Satu dari ratusan penguji itu bertanya kepada Syekh Nawawi. Gambarannya seperti ini, menukil dari ceramah Gus Baha di salah satu majlis ilmu.

“Mana lebih penting ulama atau pemimpin?”

“Jelas penting ulama”

“Bagaimana bisa, kita tahu ulama sering mengentre di depan rumah pemimpin membawa proposal, sementara tidak ada pemimpin yang mengantre di depan rumah ulama?”

Ulama itu tahu fungsinya uang, sementara pemimpin tidak tahu fungsinya ilmu,”

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.