Imam Ahmad bin Hanbal memiliki seorang putri shalehah yang rajin beribadah. Suatu hari putri dia mengutarakan hasrat kerinduannya kepada sang ayah untuk bertemu dengan Imam Asy-Syafi’i yang tidak lain merupakan guru ayahandanya sendiri.
Melihat keinginan putrinya, Imam Ahmad bin Hanbal pun mengiyakan. Beliau mengajak putrinya untuk berkunjung ke rumah Imam Asy-Syafi’i. Pendiri mazhab Hanbali itu adalah murid dari pendiri mazhab Syafi’i.
Putri Imam Ahmad bin Hanbal ini merupakan sosok pengagum berat ulama agung bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i Al-Muththalibi Al-Qurasyi itu. Sehingga tidak heran, kesempatan ini benar-benar menjadi momen yang spesial bagi mereka berdua untuk bisa bersilaturrahmi ke rumah sang guru dari ayahnya. Tidak tanggung-tanggung, mereka berdua pun akhirnya memutuskan untuk menginap di sana.
Baca juga: Belajar Mengajar dari Mbah Hasyim, Syekh Fudhali dan Imam Syafi’i
Dikisahkan, pada saat tiba sepertiga malam yang terakhir, Imam Ahmad bin Hanbal bangun dari tidurnya. Beliau kemudian melaksanakan salat Qiyamullail dan dilanjutkan dengan zikir. Di waktu yang sama, Sang Imam masih terlihat tidur pulas di tempat tidurnya. Karena putri Imam Ahmad saat itu juga bangun, ia mengamati keduanya hingga Subuh menjelang, termasuk sosok ulama yang dikaguminya itu.
Pada saat Subuh tiba, mereka berdua berbincang-bincang.
Putri Imam Ahmad mengatakan, “Wahai ayah, engkau sangat mengagungkan Imam Asy-Syafi’i, akan tetapi aku tidak melihat dia menunaikan salat malam ataupun zikir tadi malam.”
Di tengah-tengah obrolan mereka berdua, Imam Asy-Syafi’i bangun. Imam Ahmad bin Hanbal menyapa dengan hangat seraya berkata, “ Bagaimana malammu tadi wahai Imam Syafi’i?”
Beliau menjawab, “Aku tidak pernah menjumpai malam yang lebih indah daripada malam tadi.”
“Bagaimana kok bisa demikian?” Tanya Imam Ahmad.
Baca juga: Mengenal Istilah-istilah dalam Mazhab Syafi’i
Kemudian Imam Asy-Syafi’i menjawab, “Karena pada hari ini aku bersiap menghadapi seratus permasalahan, semuanya perihal kemanfaatan untuk orang-orang muslim. Oleh karenanya aku sengaja tidur agar bangun dalam kondisi yang prima.”
Mendengar jawaban demikian, Imam Ahmad bin Hanbal berkata kepada putrinya, “Wahai putriku, demikianlah yang dilakukan Imam Asy-Syafi’i. Walaupun beliau tidur, tapi itu lebih utama daripada aku yang sedang bangun.”
Baca juga: Mengenal Kejeniusan Imam Syafi’i