Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Klasifikasi Tabi’in, Hadis dan Huffadz pada masanya

Avatar photo
45
×

Klasifikasi Tabi’in, Hadis dan Huffadz pada masanya

Share this article

Menjadi rujukan Islam setelah Al-Qur’an, kajian dan literatur hadis sangat diperlukan oleh para akademisi muslim. Salah satu fondasi terletaknya hadis dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya adalah ketika pada masa Tabi’in.

Secara garis besar defenisi Tabi’in seperti yang di sebutkan Sayyid Muhammad Alwi adalah

هو من لقي صحابيا، مؤمنا باالنبي، ومات على الإسلام

(Tabi’in) adalah mereka yang bertemu dengan sahabat, beriman dengan Nabi Muhammad SAW. dan mati dalam keadaan Islam. (Lihat dalam Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani Al-Manhalul Lathif fi Ushuli al-Hadis al-Syarif. (Huquq al-Tab’i Mahfudzah) Cetakan ke 7, Hlm.231.

Di masa tabi’in ini banyak sekali para ahli hadis yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan hadis. Sejarah juga mencatat bahwa periodesasi penulisan hadis di pelopori oleh seorang tabi’in bernama Ibnu Shihab Az-Zuhri (51-124H). Karena banyaknya para penghafal dan muhaddits di zaman itu,  ada beberapa ulama yang mengelompokkan tabi’in menjadi tiga fase, yaitu pertama fase tabi’in besar, kedua fase tabi’in pertengahan, ketiga fase tabi’in kecil. Rekaman ini dapat di lihat dalam karya Imam As-Suyuthi berjudul Tabaqatul Huffadz. Imam Suyuthi menulis beberapa nama-nama huffadz yang berada dalam tiga fase tersebut. Di antaranya adalah:

Fase pertama (Tabi’in Besar).

Di antara mereka adalah Abu Syibli al-Kufi (W.61 H), Abu Muslim al-Khaulani, Masruq bin al-Ajda’ al Hamdani, Abidah bin Amru, Ubaid bin Umair bin Qathadah, Aswad bin Zayyid, Abdurrahman bin Ghanim, Katsir bin Murrah, Jubair bin Nufair, Aslam Maula bin Umar bin Khattab, Alqamah bin Waqqas, Suwaid bin Ghafalah, Ummu Darda’ Hujaimah, Sa’id bin Musayyab, Abu Idris al-Khaulani, Zirr bin Hubaisy, Abdurrahman bin Abi Layla Yasar, Abu Abdurrahman bin Habib as-Sulami, Syuraih bin Harits, Syuraih bin Hani, Abu Wail Syaqiq bin Salamah, Qabisah bin Nuaib, Shafwan bin Muhrij, Qais bin Abi Hazim, Abu Aliyah bin Mihran, Urwah bin Zubair, Abu Salamah bin Abdurrahman, Abu Bakar al-Mahkzumi, Mutharraf bin Abdullah, Amru bin Maimun, Abu Utsman an-Nahdi, Abu Raja’ al-Utaridi, Zaid bin Wahhab, Ma’rur bin Suwaid, Malik bin Aus, Abu Rafi’ al-Madani, Rib’i bin Hiras.

Fase kedua (Tabi’in Pertengahan)

Di antara para huffadz mereka adalah Hasan al-Bashri, Zabir bin Zayyid, Abul Khair Marsad bin Abdullah, Ibrahim Taimiy bin Yazid, Ibrahim an-Nakha’i, Abu Rafi’ Nafi’ al-Madani, Sa’id bin Zubair bin Hisyam, Muhammad bin Sirrin, Ubaidullah bin Abdillah, Sya’bil Amir bin Syurahbil, Salim bin Abdullah bin Umar bin Khattab, Abu Shaleh Samman Dzakwan, Thaus bin Kaisan al-Yamani, Atha’ bin Yassar, Sulaiman bin Yassar, Kharijah bin Zaid, Mujahid bin Jabir, Khalid bin Ma’dan, Abu Qilabah Abdullah bin Zaid, Abu Burdah bin Abi Musa, Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-A’raj Abdurrahman bin Hurmudz, Atha’ bin Abi Rabbah, Maimun bin Mahran, Abdullah bin Buraidah, Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Ubaidillah.

Fase ketiga (Tabi’in Kecil).

Di antara huffadz mereka  adalah Makhul ad-Dimasyqi, Ibnu Shihab az-Zuhri, Amru bin Dinar, Abu Ishaq as-Shabi’i, Habib bin Abi Tsabit, al-Hakam bin Utaibah, Raja’ bin Haiwah, Umar bin Abdul Aziz, Amru bin Murrah bin Abdullah, Qasim bin Mukhaimirah, Qatadah bin Di’amah, Hammad bin Abu Sulaiman, Muhammad bin Ibrahim bin Harits, Abu Ja’far al-Baqir bin Muhammad, Tsabit Bunani bin Aslam, Abdullah bin Dinar, Abdurrahman bin Qasim, Abu Zubair bin Muhammad bin Muslim, Muhammad bin Munkadir, Yahya bin Abi Katsir, Yazid bin Abi Habib, Ayyub bin Abi Tamimah, Abu Hazm Salmah bin Dinar, Shafwan bin Sulaim, Abu Dzinad bin Dzakwan, Abdul Malik bin Umair, Ubaidillah bin Ja’far al-Mishri, Yahya bin Sa’id, Zaid bin Abi Anisah, Abdul Karim bin Malik, Ali bin Zaid bin Jud’an, Manshur bin Jhazan, Manshur bin Mu’tamir, Mughirah bin Maqsam, Atha’ bin Saib, Atha’ bin Abi Muslim, Yazid bin Abi Ziyad, Husain bin Abdurrahman, Hisyam bin Urwah, Yunus bin Ubaid, Daud bin Abi Hindi, Musa bin Uqbah, Shalih bin Kisan, Khalid Hazza’ bin Mihran, Asim bin Sulaiman, Sulaiman bin Bilal, Humaid Thawil bin Abi Hamid, Abu Ishaq asy-Syibani. (Lihat lengkapnya di dalam Tabaqatul Huffadz, Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, Beirut: Darul Kutub Ilmiah. 1983.hlm.20-76).

Kontribusi para huffadz dari kalangan tabi’in dalam urgensinya di dunia hadis menjadi salah satu pemicu berkembangnya hadis sampai kepada ulama mutaakhirin dan muashirin. Salah satu tokoh hadis yang terkenal di masa ini adalah Malik bin Anas (93-180H) dengan karya monumentalnya Al-Muwattha’. Generasi ini berakhir pada tahun 181 H dengan meninggalnya seorang tabi’in bernama Khalaf bin Khulaifat al-Kufi.

Kontributor

  • Sukma Maulana

    Mahasiswa Magister Ilmu Hadits UIN Sunan Kalijaga Jogja