Zodiak seringkali kita temukan di dalam majalah-majalah remaja. Beberapa anak muda malah ada yang sangat terobsesi dengan ramalan horoskop tersebut. Namun, ada sejarawan yang beranggapan bahwa ilmu astrologi memiliki keterikatan dengan warisan kebudayaan Islam.
Ali A. Olomi, seorang sejarawan Islam pernah menjadi perhatian warga twitter tahun lalu karena cuitannya tentang aspek-aspek sejarah Islam yang tidak biasa. Ia memang sering memuat utas tentang hal-hal yang dianggap aneh dalam diskursus kebudayaan Islam. Salah satunya tentang tafsir mimpi, makhluk-makhluk mitologi dan astrologi Islam.
Menurutnya, selama berabad-abad zodiak eksis sebagai sebuah tradisi intelektual Islam abad pertengahan. Orang-orang Eropa memiliki keyakinan bahwa dalam setiap lambang zodiak terdapat makna yang tersirat. Hal ini juga berlaku dalam tradisi budaya Islam, tuturnya.
Olomi dalam salah satu cuitannya mengatakan bahwa baik astrologi Eropa abad pertengan maupun Islam, sama-sama menitikberatkan fokusnya pada planet. Artinya, lambang-lambang horoskop seperti Virgo, Leo, Libra dan lainya itu sendiri tidak begitu penting dibanding dengan planet yang mengontrolnya.
Sangat berbeda dengan bentuk populer astrologi yang muncul di majalah. Di mana fokusnya hanya berpusat pada lambang zodiak saja, dengan menjadikanya sebagai suatu komoditas serta mengkomersialkannya.
“Astrologi Islam memiliki banyak kesamaan dan pengaruh yang sama dengan Eropa abad pertengahan. Misalnya, bagaiamana mereka menafsirkan perbedaan masing-masing lambang zodiak atau Dairat al Buruj,” kata Olomi dalam salah satu cuitannya.
Desain bintang-bintang horoskop dalam budaya Islam juga menjadi sebuah seni tersendiri. Banyak sekali manuskrip dan buku yang memuat astrologi pada abad pertengahan Timur-Tengar, salah satunya adalah Book of Birth of Iskandar. Buku kuno yang memuat zodiak seorang pangeran dinasti Timuriyah, Iskandar Sultan.
Ada juga buku The Book of Wonder, yang di dalamnya banyak sekali ilustrasi makhluk-makhluk mitologi. Menurut The Public Domain Review, buku ini berasal dari Baghdad era kepemimpinan Jalayirid Sultan Ahmad.
Buku ini mencakup teks-teks astronomi, astrologi, dan geomantik yang ditulis oleh Abdul Hasan Al-Isfahan. Beberapa halamannya menampilkan ilustrasi indah yang disertai penjelasan masing-masing lambang Zodiak.
Dalam tradisi zodiak Arab sendiri, astrologi seringkali digunakan untuk mengkalkulasi bagaimana dan kapan pasangan penganti akan melaksanakan pernikahan.
Olomi menyimpulkan bahwa astrologi Islam dan Arab dapat dilihat melalui hal yang seringkali kita temukan dalam ungkapan ini, “Sebuah sintesis tradisi budaya lama Islam, diimpor ke Eropa, kemudian terlupakan begitu saja“.
Saat ini, zodiak mungkin hanya menjadi sebuah hobi bagi orang yang masih percaya astrologi. Namun, di dalamnya ada rahasia yang dalam, rahasia yang seringkali tidak kita temukan, Rahasia yang mengakar jauh pada budaya Islam sejak abad pertengahan.