Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Mengenang 22 Tahun Kepergian Syekh Asy-Sya’rawi, Didatangi Nabi Jelang Wafat

Avatar photo
499
×

Mengenang 22 Tahun Kepergian Syekh Asy-Sya’rawi, Didatangi Nabi Jelang Wafat

Share this article

Makam Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi di provinsi Daqhaliya, Mesir didatangi banyak peziarah. Hari ini,  Rabu 17 Juni  bertepatan dengan kepergian beliau 22 tahun yang lalu keharibaan Allah.

Mereka yang datang berziarah tidak hanya dari masyarakat Mesir saja, tetapi juga berasal dari berbagai negara Arab. Di sana para peziarah membaca Al-Qur’an dan mengirimkan doa untuk beliau. Syekh Asy-Sya’rawi sudah hafal Al-Qur’an pada usia 11 tahun.

Beliau wafat pada hari Rabu  17 Juni 1998 M bertepatan dengan tanggal 19 Dzulhijjah 1418 H. Beliau diperhitungkan sebagai salah satu ulama besar Al-Azhar, pakar tafsir Al-Qur’an era modern dan menyandang gelar Imam ad-Du’at (punggawa para dai).

Syekh Asy-Sya’rawi meninggalkan banyak warisan ilmu yang sangat layak dijadikan sebagai pegangan dan bekal hidup setiap muslim. Sebanyak 66 kitab lahir dari tangan beliau. Karya beliau yang mendaulatnya sebagai pakar tafsir Al-Qur’an adalah Khawathir Asy-Sya’rawi, setebal 20 jilid. Video-video ceramah dan tafsir beliau terus bisa kita nikmati sampai sekarang.

Seperti diberitakan elbalad.news.com pada Rabu (17/6), cucu beliau Muhammad Abdur Rahim Asy-Sya’rawi bercerita bahwa kakeknya pernah berkeinginan mendirikan cabang Universitas Al-Azhar di kampung halamannya tetapi wafat sebelum mewujudkan impian itu.

Syekh Ahmad Ath-Thayeb, Grand
Syekh Al-Azhar As-Syarif, mengatakan bahwa Syekh Muhammad Mutawalli
Asy-Sya’rawi merupakan sosok pembaharu Islam paling menonjol dalam bidang
tasfir  Al-Qur’an. Tatkala menafsirkan
Al-Qur’an, seolah-olah beliau menghembuskan nafas kehidupan pada setiap huruf
dan kata. “Akan terlukis gambaran makna yang hidup dan sederhana dari
ayat-ayat Al-Qur’an bila menyimak paparan beliau dan sangat mudah memahami
penjelasannya,” ujar Syekh Al-Azhar.

Beliau menambahkan bahwa anugerah pemahaman seperti itu, semata-mata merupakan taufiq dari Allah yang secara istimewa diperuntukkan kepada Syekh Asy-Sya’rawi, seorang ulama rabbani yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk berkhidmat melayani agama dan mencintai negerinya.

Melihat Rasulullah Menjelang
Wafat

Putra Syekh Asy-Sya’rawi, Abdur
Rahim mengatakan bahwa ketika nyawa ayahnya hendak dicabut, beliau mengucapkan
kalimat syahadat dengan kalimat: Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.

Syeikh Yusri Azzam, ulama
sekaligus dai Mesir mengatakan bahwa apa yang menimpa Syekh Asy-Sya’rawi
menjelang wafatnya membuktikan bahwa beliau betul-betul melihat Rasulullah di
detik-detik nyawanya dicabut.  Yang
dialami beliau sejatinya merupakan keistimewaan yang kerap dialami oleh
hamba-hamba yang shaleh. “Kita seperti mendengar orang yang akan mati
mengatakan sesuatu kepada orang lain yang kita tidak mengerti.” ujarnya.

Sekitar 18 hari sebelum wafat,
Syekh Asy-Sya’rawi enggan pergi periksa di rumah sakit. Seluruh kontak dengan
dunia luar sengaja diputus. Bahkan minum obat pun sudah tidak bersedia. Beliau
memilih berada di dekat anak-anak dan cucu-cucunya.

Dua hari sebelum wafat, Syekh
Asy-Sya’rawi meminta Abdur Rahim untuk mempersiapkan kain kafan. Ketika melihat
putranya menetes air mata mendengar permintaan itu, beliau berkata, “Tidak
apa-apa. Allah akan menolongmu. Aku tahu kamu akan kuat menghadapinya.”

Lalu pada Rabu 17 Juni 1998, Syekh Asy-Sya’rawi minta kuku-kukunya dipotong dan dibersihkan, lalu mandi dan minta pakaian yang baru sepenuhnya. Lalu beliau meminta putra-putranya keluar dan membiarkannya sendirian. “Aku ingin duduk bersama Allah sebentar.” kata beliau.

Abdur Rahim mengenang,
“Kudengar ayah yang berada di kamar atas berkata: Selamat datang Sayyidi
Ahmad, selamat datang Sayyidi Ibrahim, selamat datang Sayyidah Zainab. Demi
Allah aku akan datang kepada kalian semua. Pantaskah aku mendapatkan semua
kehormatan ini? Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan dan aku
bersaksi bahwa Engkau, wahai Muhammad, adalah utusan Allah.”

“Lalu semburat rahasia ilahi memancar dari sana.” ujar putranya.

Untuk Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi, lahu al-Fatihah.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.