Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Penyusupan Akidah dalam Kitab Syekh Abdul Qadir Jailani

Avatar photo
36
×

Penyusupan Akidah dalam Kitab Syekh Abdul Qadir Jailani

Share this article

Pada pertemuan singkat bersama Sidi Syekh Fadil Al-Jailani di kantor Jailani Center, Istanbul Turki, beliau membuka kitab Syekh Abdul Qadir Jailani yang bernama Al-Ghunyah.

Sidi Syekh Fadil Al-Jailani membacakan uraian Syekh Abdul Qadir tentang bab Iman:

الايمان يزيد بالطاعة وينقص بالعصيان ويقوى بالعلم ويضعف بالجهل

Iman dapat bertambah karena ibadah dan iman bisa berkurang karena perbuatan dosa. Iman menjadi kuat karena ilmu dan iman menjadi lemah karena bodoh.”

Lalu kemudian tiba-tiba ada kalimat:

وقد انكرت الأشعرية زيادة الايمان ونقصانه

“Sungguh kelompok Asy’ariyah ingkar terhadap bertambahnya iman dan berkurangnya iman.”

Syekh Fadil menjelaskan baik secara langsung atau dalam catatan kaki yang beliau tahqiq:

هذه عبارة مدسوسة

“Ini adalah redaksi yang disusupkan.”

Kata beliau, Syekh Abdul Qadir Jailani tidak mencela Ulama Asy’ariyah.

Kebetulan sekali beliau sebagai cicit Syekh Abdul Qadir Jailani, dan membahas kitab Al-Ghunyah. Maka langsung saja saya tanyakan: apakah benar dalam Al-Ghunyah tersebut, Syekh Abdul Qadir Jailani memaknai Istiwa’ dalam Al-Qur’an dengan makna duduk dan bersemayam?

Dengan nada tinggi, beliau menjawab, “Madsus, itu juga susupan!”

“Tidak hanya di negara Anda. Di negara lain juga mereka melakukan itu,” kata beliau dengan nada tinggi.

Beliau menjelaskan dalam Bahasa Arab dengan membuka kitab Al-Ghunyah, 1/267 bab sifat Arsy dan Istiwa’, bahwa bukti kalau itu susupan adalah dengan melakukan komparasi terhadap Tafsir Al-Jailani yang juga karya Syekh Abdul Qadir Jailani.

Di dalam tafsir tersebut ketika menjelaskan makna Istawa, Syekh Abdul Qadir menafsirkan:

استقر بالرحمة العامة

“Allah menetap dengan rahmat-Nya yang luas.”

Beliau menjelaskan bahwa bukan dzat Allah yang menetap, tapi rahmat-Nya. Artinya Syekh Abdul Qadir tetap melakukan takwil sama seperti ulama Asy’ariyah.

Dengan demikian, pernyataan kelompok Salafi bahwa Syekh Abdul Qadir Jailani memiliki keyakinan akidah seperti mereka adalah pengakuan yang tidak benar dan mereka hanya menggunakan kitab yang telah didistorsi.

Kontributor

  • KH. Ma'ruf Khozin

    Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur. Alumni PP Al-falah Ploso Kediri yang kini tinggal di Surabaya ini berasal dari desa Ganjaran Gondanglegi Malang. Aktif mengisi ceramah keagamaan.