Tanggal 10 Muharram sering disebut dengan Asyura, Alasan kenapa tanggal 10 Muharram dinamai dengan Asyura, menurut Syekh Sulaiman al-Jamal adalah karena ada 10 nabi diberi kemuliaan pada hari itu. (Futuhat al-Wahhab bi taudih syarh manhaj al-thullab, atau yang biasa dikenal dengan judul Hasyiyah al-Jamal, PDF 2/347)
Selain itu, hari Asyura merupakan hari penting di dunia. Syekh Sulaiman Al-Jamal dalam kitab yang sama mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bercerita kepada Sayyidina Umar bin Khattab, bahwasanya pada hari tersebut, Allah menciptakan Langit, Bumi, Matahari, Bulan, Bintang, Arsy, Kursi, dan Surga.
Kemudian Rasulullah SAW mengatakan bahwa hari tersebut, Allah menciptakan Nabi Adam As, memasukkannya ke Surga, dan juga pada hari itulah Allah menerima tobatnya Nabi Adam As.
Selain itu, pada hari tersebut Nabi Ibrahim As lahir, diselamatkan dari peristiwa dibakar oleh Raja Namrudz, dan pada hari ini, Allah memberikan petunjuk (hidayah) kepada beliau.
Dalam konteks Nabi Musa As, pada hari itu Allah SWT menyelamatkannya dari kejaran Fir’aun beserta bala tentaranya, dengan menenggelamkannya. Dan di hari yang sama, Allah menurunkan kitab suci Taurat kepada Nabi Musa As.
Lalu pada hari Asyura pula, Nabi Isa As dilahirkan, diangkat ke langit dalam peristiwa pengejaran kaumnya. Kemudian pada hari tersebut, Nabi Idris As diangkat ke tempat yang tinggi (langit), Perahunya Nabi Nuh berhenti dari pelayaran banjir bandang, Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara, kaumnya Nabi Yunus As diterima tobatnya, Nabi Sulaiman As diberi kerajaan, Nabi Yunus As dikeluarkan dari perutnya Paus, Nabi Ya’qub dikembalikan penglihatannya, Nabi Ayyub disembuhkan penyakitnya, Nabi Daud AS diampuni, kemudian pada hari inilah hujan turun untuk pertama kalinya, Al-Husain cucu Rasulullah SAW dibunuh, dan juga hari tersebut merupakan momen pengkiswahan ka’bah.
Melanjutkan fakta unik dari hari Asyura, Syekh Sulaiman al-Jamal mengatakan;
وَوَرَدَ أَنَّ الطَّيْرَ وَالْوَحْشَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَوَّلُ طَيْرٍ صَامَهُ الصُّرَدُ. وَحُكِيَ عَنْ فَتْحِ الْأَسْمَرِ أَنَّهُ قَالَ كُنْت أُفَتِّتُ خُبْزًا لِلنَّمْلِ كُلَّ يَوْمٍ فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ لَمْ يَأْكُلْهُ إلَّا بَعْدَ الْغُرُوبِ.
“Dihikayatkan bahwa burung dan hewan ternak pada hari Asyura berpuasa, dan burung pertama kali yang berpuasa adalah burung Bentet. Dalam kitab Fath al-Asmar disebutkan bahwa Mushannif kitab tersebut meremukkan (menyediakan hidangan) roti untuk Semut setiap hari, namun pada hari Asyura mereka tidak memakannya hingga terbenamnya Matahari (waktu buka)”.
Selain fakta-fakta di atas, Syekh Abi Bakar Syatha’ Al-Dimyathi menambahnya. Berikut adalah beberapa fakta yang terjadi di hari Asyura;
1. Hari pertama yang diciptakan di dunia.
2. Hari pertama turun hujan di dunia.
3. Hari pertama di mana rahmat turun di dunia.
4. Hari diciptakannya arsy, lauh dan qalam.
5. Hari diciptakannya Malaikat Jibril.
6. Hari diangkatnya Nabi Isa As.
7. Hari kiamat.
8. Diampuninya kesalahan yang telah lewat dan yang akan datang dari Nabi Muhammad Saw.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menambah daftar panjang fakta uni in. Beliau menjelaskan pada hari Asyura juga terjadi beberapa peristiwa penting, antara lain;
1. Hari diciptakan gunung dan laut.
2. Hari penggantian Nabi Ismail (menurut sebagian kalangan yang hendak disembelih adalah nabi Ishaq As) dengan Kambing untuk dijadikan kurban
3. Hari diciptakannya Malaikat. (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Al-Ghunyah li talibi tariq al-haq, PDF Juz 2 Hal. 87)
Karena saking banyaknya kejadian-kejadian penting di hari ini, Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa. Karena Yahudi juga berpuasa pada hari ini, kemudian Rasulullah SAW juga memerintahkan puasa sehari sebelumnya, agar berbeda dengan kalangan mereka. Bahkan jika tidak berpuasa pada tanggal 9, disunnahkan baginya untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharram. Hanya saja, menurut Imam Al-Syafi’i boleh berpuasa Asyura saja. (I’anah at-Thalibin fi hall alfadz fath al-muin, PDF Juz 2 Hal. 302)
Selain sunnah berpuasa, Syekh Sulaiman al-Jamal mengatakan;
وَيُسْتَحَبُّ فِيهِ التَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَالْأَقَارِبِ، وَالتَّصَدُّقُ عَلَى الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ مِنْ غَيْرِ تَكَلُّفٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ شَيْئًا فَلْيُوَسِّعْ خُلُقَهُ وَيَكُفَّ عَنْ ظُلْمِهِ وَلِبَعْضِهِمْ
“Pada hari ‘Asyura sunnah untuk menambah nafkah atau porsi sedekah kepada keluarga dan sanak kerabat, juga sunnah bersedekah kepada fakir miskin. Namun jika tidak mempunyai harta untuk disedekahkan, maka dianjurkan untuk berbuat baik kepada orang lain dan menjaga dirinya dari berlaku dzalim”. (Futuhat al-Wahhab bi taudih syarh manhaj al-thullab, atau yang biasa dikenal dengan judul Hasyiyah al-Jamal, PDF 2/347)
Maka dari itu, mari kita hormati bulan ini dengan berpuasa dan menambah porsi ibadah kita. Jika tidak bisa, mari kita lakukan amalan yang terakhir, yakni mempergauli manusia dengan akhlak yang baik dan menahan diri dari mendzalimi orang lain. Namun kalau bisa, amalan ini diteruskan sampai akhir.