Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Quraish Shihab Soal Imlek dan Hubungan Islam-China

Avatar photo
22
×

Quraish Shihab Soal Imlek dan Hubungan Islam-China

Share this article

Peradaban manusia setidaknya mengenal 11 macam penanggalan kalender. Sebagian berdasar pada keyakinan dan sebagian mengikuti perubahan alam. Di antaranya adalah tahun baru Imlek dari bangsa China.

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab membahas soal Imlek dan hubungan China-Islam dalam program Shihab dan Shihab di kanal youtube Najwa Shihab. 

Pakar tafsir Al-Quran itu mengawali dengan menjelaskan bahwa penanggalan adalah sistem pembagian waktu-waktu. Bermacam-macam cara orang dalam menetapkan penanggalan. Ada yang menghitung berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari (solar system), ada yang menghitung berdasarkan perjalanan buln mengelilingi bumi (lunar system). Ada yang menghitung berdasarkan keduanya.

“Imlek itu gabungan dari keduanya,” ujar lulusan Universitas Al-Azhar Mesir itu.

Penanggalan Islam juga merujuk pada keduanya. Ibadah puasa dihitung berdasarkan bulan kemudian shalat merujuk pada matahari. “Kalau lihat dari sisi ini, sebenarnya tidak ada masalah,” jelas beliau.

Baca juga: Pesan Quraish Shihab untuk Ulama dan Dai di Era Digital

Kemudian Pendiri Pusat Studi Al-Quran itu menekankan bahwa dalam penanggalan ini, ada unsur budaya yang tidak sejalan dengan tuntunan agama Islam. Baik itu dalam budaya masyarakat Islam, masyarakat Barat atau masyarakat China.

Pakar tafsir Al-Quran itu mencontohkan keengganan menikah pada bulan Muharram padahal sebetulnya tidak ada masalah. Sementara masyarakat Barat juga tidak menyukai tanggal 13 karena dianggap sebagai angka sial padahal tidak ada angka sial di dalam Islam.

“Di dalam Imlek ada juga hal-hal semacam itu yang kita tidak perlu ikuti dan setujui walaupun kita harus menghormati kepercayaan dan budaya orang lain,” kata beliau.

Abi Quraish Shihab mengisahkan pengalaman beliau yang menyukai tradisi barongsai dan nada lagunya. Bahkan sampai didendangkan kepada putrinya Najwa Shihab saat masih kecil. 

“Kita ingin mengucapkan selamat bagi yang merayakan Imlek, tetapi terlepas bahwa kita bukan berarti menyetujui segala budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama kita,” papar beliau menyikapi perayaan Imlek.

Sedari dulu hubungan Islam dengan China sudah akrab. Dalam sejarah dikemukakan bahwa ada sahabat Nabi sudah pernah berkunjung ke China seperti Sa’ad bin Abi Waqqash dan putra Halimah As-Sa’diyah (wanita yang menyusui Nabi) pada masa kekahlifahan Umar bin Khattab. Bagi masyarakat Indonesia, hubungan itu lebih diperkuat dengan kedatangan pendakwah Islam ke Nusantara dari China pada saat umat Islam sudah mulai ada di Indonesia. 

China memiliki peradaban yang maju ribuan tahun lalu. China sudah dikenal jauh sebelum datangnyaa karena peradabannya menyebar melalui jalur sutra. Bahkan ada pendapat yang menyatakan bahwa Dzul Qarnain adalah orang China dan tembok yang dibangunnya adalah tembok besar China.

Tuntutlah Ilmu Walau ke Negeri China

Ada sebuah ungkapan yang sebetulnya bukan hadits berbunyi, “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.” 

Penulis Tafsir Al-Mishbah itu menyatakan bahwa ungkapan itu bukan hadits karena dalam jalur periwayatannya ada orang yang diistilahkan “tidak dikenal” bahkan ada yang menyebutnya “pembohong.” Tidak diterima periwayatan hadits dari orang yang tidak dikenal. Sekarang justru banyak orang diterima perkataannya padahal dia tidak dikenal atau terlibat dalam ilmu. 

“Itu bukan hadits Nabi walaupun kandungannya benar,” ujar beliau, “karena ungkapan itu ingin berkata: Tuntutlah ilmu di mana saja walaupun sejauh negeri China.”

China termasuk dari empat peradaban dunia yang sangat mempunyai pengaruh besar bagi kemanusiaan.

Baca juga: Moderasi Menurut Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab

Beliau ingin menggarisbawahi bahwa jangan pernah kita menggeneralisir suatu bangsa. Jangan berkata ini bangsa penjahat. Setiap bangsa, ada yang baik dan ada pula yang buruk. Hal ini termasuk berlaku kepada bangsa China dan masyarakat Tionghoa.

Abi Quraish Shihab biasa mengucapkan selamat tahun baru Imlek kepada saudaranya dari Tionghoa. Seperti Johnny Wong, ayah Baim Wong. “Saya akrab sekali dengan Dia. Berkali-kali haji bersamanya.” kata beliau.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.