Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Rahasia di Balik Kisah Sapi Emas Bani Israil

Avatar photo
905
×

Rahasia di Balik Kisah Sapi Emas Bani Israil

Share this article
Sapi emas adalah simbol ridha ibu dapat mendatangkan rezeki yang tak terduga.
Sapi emas adalah simbol ridha ibu dapat mendatangkan rezeki yang tak terduga.

Di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah, Allah menyinggung sebuah peristiwa menakjubkan yang dialami Bani Israil. Ayat-ayat itu bercerita tentang perintah menyembelih sapi, yang ternyata menyimpan kisah penuh hikmah mengenai seorang anak saleh yang berbakti kepada ibunya.

Pada masa Bani Israil, ada seorang lelaki miskin tega membunuh kerabatnya demi menguasai harta warisan. Untuk menutupi kejahatannya, ia meletakkan jasad korban di jalan, lalu berpura-pura meminta Nabi Musa `alaihissalam untuk mencari pelakunya.

Nabi Musa memohon kepada Allah, dan turunlah perintah yang aneh bagi mereka:

 وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖٓ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تَذْبَحُوْا بَقَرَةًۗ قَالُوْٓا اَتَتَّخِذُنَا هُزُوًاۗ قَالَ اَعُوْذُ بِاللّٰهِ اَنْ اَكُوْنَ مِنَ الْجٰهِلِيْنَ

(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Allah memerintahkan kamu agar menyembelih seekor sapi.” Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” Dia menjawab, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Al-Baqarah: 67)

Alih-alih taat, Bani Israil banyak bertanya hingga kriteria sapi yang diminta Allah menjadi sangat spesifik. Hingga akhirnya, hanya satu pemuda yang memiliki sapi tersebut dan ia tak rela menjualnya kecuali dengan harga yang sangat tinggi.

Setelah sapi itu disembelih, Allah memerintahkan sebagian tubuh sapi dipukulkan pada jasad korban. Seketika jasad itu hidup kembali, lalu menyebutkan nama pembunuhnya. Dan orang yang membunuh itu Adalah orang yang pertama kali melapor kepada Nabi Musa. Maka terungkaplah kebenaran.

Kisah di Balik Sapi

Sapi yang menjadi perantara mukjizat itu bukan sapi biasa. Ia adalah warisan seorang ayah saleh kepada anaknya. Sang anak dikenal amat berbakti kepada ibunya. Malam harinya ia bagi menjadi tiga: sepertiga untuk salat, sepertiga untuk tidur, dan sepertiga untuk menemani sang ibu. Pada siang hari ia mencari kayu bakar untuk dijual, lalu hasilnya ia bagi menjadi tiga: sepertiga untuk makan, sepertiga ia sedekahkan, dan sepertiga ia berikan kepada ibunya.

Suatu ketika, ibunya meminta ia menjual sapi itu seharga tiga dinar. Maka ia pun membawanya ke pasar. Lalu Allah mengutus malaikat untuk menyamar sebagai manusia. Ketika Malaikat itu datang, ia langsung menawarkan sapi dengan harga yang lebih tinggi. Awalnya meawarkan seharga enam dinar, lalu dua belas dinar, dengan syarat jangan minta izin kepada ibunya. Namun pemuda itu menolak dengan tegas: “Sekalipun engkau memberiku emas sebesar tubuh sapi ini, aku tidak akan menjualnya kecuali dengan ridha ibuku.”

Melihat keteguhan anaknya, sang ibu menyadari bahwa yang datang adalah malaikat. Ia berpesan, “Jika ia datang lagi, tanyakan apakah Allah memerintahkan kita menjual sapi ini atau tidak.”

Ketika malaikat kembali, ia berkata: “Katakan pada ibumu, simpanlah sapi ini. Kelak engkau akan menjualnya dengan harga kulitnya yang dipenuhi emas.”

Benar saja, saat kasus pembunuhan itu terjadi, Bani Israil terpaksa membeli sapi tersebut dengan harga yang sangat mahal seisi kulit sapi dipenuhi emas. Semua itu berkat bakti  seorang anak kepada ibunya.

Hikmah yang Bisa Dipetik

Kisah ini menjadi bukti bahwa birrul walidain (berbakti kepada orang tua) membuka pintu keberkahan rezeki dan kemuliaan hidup.

Rasulullah SAW bersabda:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi, no. 1899)

Ayat Al-Qur’an juga menegaskan:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS. Al-Isra: 23)

Kisah sapi Bani Israil bukan sekadar catatan sejarah. Akan tetapi sebuah pelajaran abadi bahwa keberuntungan dunia dan akhirat bisa diraih dengan ketaatan kepada Allah dan bakti kepada orang tua. Sapi emas itu hanyalah symbol bahwa ridha ibu dapat mendatangkan rezeki yang tak terduga dan keberkahan yang tiada tara.

Referensi:

Muḥammad bin Muḥammad al-Jurdānī al-Dimyāṭī, Jawāhir al-Lu’lu’iyyah (Mesir: Maktabah al-Īmān), hlm. 100–101.

Kontributor

  • Kurniawati Musoffa

    Alumni Pesantren Haur Kuning dan Maha Santri Ma’hadaly Sai’idusshiddiqiyah Jakarta.