Syaikh Yasin b. Isa al-Fadani al-Jawi al-Makki atau (w. 1991) yang dikenal dengan nama Syaikh Yasin Padang adalah sesosok nama yang menjadi ikon besar dalam tradisi keilmuan Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) dunia Islam masa kontemporer ini.
Sosok Syaikh Yasin padang dikenal sebagai ulama besar hadits dunia Islam, guru besar di Masjidil Haram, rektor institut Madrasah Dar al-Ulum al-Diniyyah Makkah, pemegang mata rantai periwayatan (sanad) ilmu-ilmu keislaman, dan mahaguru para ulama besar Sunni dunia Islam yang hidup pada masa sekarang ini.
Oleh karena itu jualah, Syaikh Yasin Padang pun menyandang gelar jejuluk setinggi langit, yaitu “Musnid al-Dunya“.
Baca juga: Mengenal Tengku Fachruddin Serdang, Ulama Nusantara dari Medan
Ulama-ulama besar di Al-Azhar (Mesir), seperti Syaikh Ali Jum’ah, Syaikh Ahmad al-Thayyib—Grand Syekh Al-Azhar sekarang, Syaikh Hasan al-Syafi’i, Syaikh ‘Abd al-Ba’its al-Kattani, dan yang lainnya, tercatat mengambil jalur transmisi keilmuan (sanad) dari Syaikh Yasin Padang.
Pun demikian halnya para ulama besar dari Hijaz, Suriah, Palestina, Maroko, India, dan tentu saja dari Nusantara (utamanya dari Indonesia, Malaya dan Pattani).
Syaikh Yasin Padang lahir, besar dan wafat di Makkah. Ayahnya, Syaikh Isa b. Udik al-Fadani, adalah seorang ulama asal Kayutaman, Pariaman (Sumatera Barat) yang kemudian berhijrah Makkah hingga wafat di kota suci itu.
Syaikh Isa b. Udik pergi serta ke Makkah bersama saudaranya yang bernama Syaikh Mahmud b. Udik (dikenal dengan Engku Hitam). Di Makkah pula Syaikh Yasin b. Isa dilahirkan pada tahun 1916.
Sore hari Kamis (19/11) ini saya bersama Kiyai Ma’ruf Khozin dan Buya Shafwatul Bari berkesempatan menziarahi kampung halaman asal orang tua Syaikh Yasin yang terletak di Desa Kayutanam, 2 X 11 (Duakali Sebelas) Enam Lingkung, Padang Pariaman.
Baca juga: Menziarahi Masjid Tua Mapane: “Titik Nol” Islam di Tanah Poso
Di kampung Kayutanam ini masih dijumpai masjid, surau dan rumah pusaka keluarga besar Ibu Syaikh Yasin (istri Syaikh Isa).
Ibu Syaikh Yasin ternyata masih kerabat dari Dr. Moehammad Djamil (w. 1962), seorang negarawan dan dokter kebanggaan masyarakat Minangkabau.
Rumah pusaka Ibunda Syaikh Yasin ini berarsitektur Belanda. Syaikh Yasin pun pernah berkunjung ke rumah pusaka Ibundanya itu pada tahun 1970/80-an.
Konon, anak dan cucu Syaikh Yasin yang sudah berkewarganegaraan Saudi Arabia pun masih rutin mengunjungi rumah ini. Wallahu A’lam.
Kayutanam, Rabi’ul Tsani 1442 Hijri