Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Sertifikasi Pengajar di Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Avatar photo
38
×

Sertifikasi Pengajar di Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Share this article

Saat Imam Ali bin Abi Thalib menjabat khalifah, dia membuat kebijakan berupa penertiban para khatib, penceramah dan pengajar di masjid-masjid. Kebijakan ini diterapkan untuk meminimalisir ruang gerak para khatib dan pengajar yang tidak atau belum kompeten dan hanya menimbulkan kegaduhan.

Tak tanggung-tanggung, seperti diceritakan dalam Risalah Al-Qusyairiyah, khalifah Ali bin Abi Thalib mencambuk mereka yang tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Tiba giliran kota Bashrah Irak yang diinspeksi langsung oleh sang khalifah. Beberap penceramah dan pengajar harus menerima hukuman ini karena memang tak memenuhi kriteria yang dicanangkan.

Sampai tiba giliran Al-Hasan Al-Bashri, seorang tokoh paling terkemuka  di kota Bashrah, juga dibawa ke hadapan sang khaifah. Rupanya kebijakan ini berlaku buat semua ulama di masa itu tanpa peduli apakah dia ulama besar dan tersohor sekelas Al-Hasan Al-Bashri yang notabene masih muridnya langsung.

Dengan ketenangan dan muka yang menyejukkan, Al-Hasan datang menghadap.

Baca juga: Somalia, Negara Miskin Pencetak Ribuan Penghafal Al-Qur’an

“Saya akan menanyaimu. Jika kamu bisa menjawab maka saya mengizinkanmu mengajar, jika tidak bisa menjawab maka saya akan menghukummu seperti yang lain.” Sapa sayyidina Ali dengan nada tinggi.

“Tanyakan yang tuan inginkan!” Al-Hasan mempersilakan dengan sopan.

“Apa yang merusak agama?” tanya Ali.

Al-Hasan menjawab, “Ketamakan.”

“Apa yang baik bagi agama?” lanjut Ali.

“Wirai (kehati-hatian/waspada).” jawab Al-Hasan.

Merasa puas dengan kedalaman ilmu Al-Hasan Al-Bashri, Sayyidina Ali memberinya sertifikat berupa ucapan sang khalifah di depan orang banyak, “Duduklah! Orang seperti dirimu yang boleh mengajar.”  

Mengajar, berceramah dan berkhotbah di masa itu menjadi perhatian khalifah (sekelas presiden hari ini). Bahkan Sayyidina Ali turun langsung untuk menguji kualifikasi ulama dan pengkhotbah, menghukum mereka yang tidak qualified.

Kebijakan ini sangat penting, mengingat kebaikan dan kedamaian sebuah negeri bergantung pada ulamanya. Ulama berperan penting dalam mengarahkan umat ke arah yang lebih baik. Salah memilih ulama maka akan berakibat fatal.

Kedamaian dan kerukunan hanya bisa terwujud jika para ulama suatu negeri mencintai perdamaian. Akan berbahaya bagi kedamaian dan bahkan keamanan suatu negeri jika ulamanya hanya fasih mencaci maki, memfitnah, menyebar kebencian, dan adu domba sesama anak bangsa.    

Sayyidina Ali juga tidak tebang pilih. Semua diuji kelayakannya, termasuk muridnya sendiri (Al-Hasan Al-Bashri).

Baca juga: Nasehat Hasan Al-Bashri kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Terbukti, ulama dari kalangan tabi’in yang semenjak kecil hidup di bawah didikan Ali bin Abi Thalib ini menjadi oase yang hampir tak pernah menimbulkan gejolak di tengah dinamika politik yang kacau.

Al-Hasan adalah tokoh yang diterima oleh semua kelompok. Kaum Syiah mengklaim bahwa Al-Hasan adalah tokoh mereka sebagaimana kaum Sunni yang menempatkannya sebagai tabi’in terbaik. Dia hanya sibuk menyebarkan ilmu, tak ikut cawe-cawe politik layaknya sejumlah ulama saat ini.

Tak heran, bila kalam-kalam hikmahnya menghiasi semua majlis ilmu dan dikutip dalam karya-karya agung para ulama hingga saat ini. Dalam tradisi kaum sufi, Al-Hasan masuk dalam transmisi (silsilah) terpenting sebab termasuk murid langsung Ali bin Abi Thalib.

Padahal secara nasab, Al-Hasan Al-Bashri lahir (110 H) dari kedua orang tua yang sama-sama budak: ayahnya seorang budak milik sahabat Zaid bin Tsabit, dan ibunya bernama Khayyirah adalah budak Ummi Salamah (salah seorang istri Nabi Saw). Tapi lihat bagaimana ilmu bisa mengangkat derajat seseorang yang mau menekuninya.

Kontributor

  • Abdul Munim Cholil

    Kiai muda asal Madura. Mengkaji sejumlah karya Mbah Kholil Bangkalan. Lulusan Al-Azhar, Mesir. Katib Mahad Aly Nurul Cholil Bangkalan dan dosen tasawuf STAI Al Fithrah Surabaya