Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Tafsir Syekh Sya’rawi Surat Al-Baqarah 26, Hikmah Perumpamaan Nyamuk

Avatar photo
46
×

Tafsir Syekh Sya’rawi Surat Al-Baqarah 26, Hikmah Perumpamaan Nyamuk

Share this article

Berikut ini adalah teks, terjemahan, dan kutipan tafsir Syekh Muhammad Mutawali asy-Sya’rawi, tentang rahasia di balik perumpamaan Allah menggunakan nyamuk, bahkan yang lebih kecil darinya dalam Al-Qur’an.

Sebelum membahas lebih dalam perihal rahasia di balik semua itu, perlu diketahui bahwa Allah SWT sering membuat perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran dan hakikat yang luhur, dengan bermacam-macam makhluk hidup, baik yang kecil hingga yang besar.

Misalnya, dalam Al-Qur’an Allah membuat perumpamaan menggunakan nyamuk hingga yang lebih kecil darinya. Dalam hal ini, terdapat dua reaksi dari makhluk-Nya, (1) orang-orang yang beriman akan percaya dan mengakui kebenaran Tuhannya, dan (2) orang kafir akan mengingkari dan bahkan mencibir-Nya ketika mereka mengatahui perumpamaan itu.

Demikianlah gambaran iman, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi. Ketika Allah memerintah umat Islam untuk mengimani suatu hal, seperti apa pun bentuknya, mereka akan meyakini dan membenarkan, sekalipun mereka tidak mengetahui hikmah di dalamnya karena dalam hati mereka sudah dipenuhi dengan petunjuk-Nya. Akan tetapi, tidak dengan dengan orang-orang kafir, mereka tidak akan percaya sekalipun hikmahnya bisa mereka saksikan dengan nyata.

Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ

“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, ‘Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?’ Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibirkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 26)

Tafsir Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi

Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam kitab Tafsir al-Khawathir lisy-Sya’rawi mengatakan, ketika Allah menciptakan nyamuk sebagai perumpamaan, di saat yang bersamaan orang-orang kafir langsung mengomentari ciptaan tersebut. Mereka menganggap bahwa nyamuk hanyalah makhluk lemah yang tidak selayaknya dijadikan perumpamaan dalam Al-Qur’an.

Selain sangat kecil, kelemahan nyamuk bisa dibunuh hanya dengan telapak tangan tanpa harus repot-repot menggunakan alat lain, menurut mereka. Selain itu, mereka juga berpikir kenapa Allah tidak menggunakan perumpamaan dengan gajah yang memiliki tubuh besar dan sangat kuat, atau kenapa tidak menggunakan macan yang memiliki kekuatan melebihi manusia.

Demikian yang tergambar dalam pikiran orang-orang kafir ketika ayat di atas disampaikan oleh Rasulullah kepada mereka. Akan tetapi, menurut Syekh Mutawalli, mereka lupa bahwa ciptaan Tuhan tidak semuanya bisa dianalisis menggunakan rasio makhluk yang sangat lemah. Mereka hanya melihat secara nyata, bahwa nyamuk memiliki badan kecil, tanpa berpikir hakikat yang ada di dalam diri nyamuk.

Hikmah di Balik Perumpamaan Nyamuk

Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa di balik kulit tipis nyamuk dengan ukuran yang sangat kecil, terdapat mukjizat besar yang tidak bisa dipandang hanya sekilas dengan bentuknya. Kenapa demikian? Karena dalam semua anggota nyamuk yang sangat tipis, terdapat bukti luar biasa akan kebesaran penciptanya.

فَلَهَا عَيْنَانِ وَلَهَا خُرْطُوْمٌ دَقِيْقٌ جِدًّا وَلَكِنَّهُ يَسْتَطِيْعُ أَنْ يَخْرِقَ جِلْدَ اْلِإنْسَانِ

“Maka (nyamuk) memiliki dua mata. Ia juga memiliki belalai yang sangat tipis, akan tetapi ia mampu menusuk kulit manusia.” (Syekh Mutawalli, Tafsir al-Khawathir lisy-Sya’rawi, I/105).

Oleh karenanya, kendati perumpamaan Allah menggunakan nyamuk dianggap terlalu kecil dan sangat lemah, akan tetapi belalainya mampu menembus kulit gajah, kerbau, unta, dan menggigitnya, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Tujuan di Balik Perumpamaan Nyamuk

Setelah dijelaskan hikmah di balik perumpamaan nyamuk, maka saatnya untuk menjelaskan perihal tujuan Allah SWT menggunakan perumpamaan tersebut. Sebagaimana yang ditanyakan oleh orang kafir pada ayat di atas, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?”

Perlu diketahui, bahwa perumpamaan itu dibuat untuk menguji siapa di antara mereka yang beriman dan yang ingkar. Oleh karenanya, dengan perumpamaan itu banyak orang-orang yang dibiarkannya sesat, karena mereka tidak mencari dan menginginkan kebenaran, dan banyak pula yang diberi-Nya petunjuk karena mereka memang mencari dan menginginkannya.

Orang yang beriman, misalnya, akan dengan mudah percaya dan membenarkan semua ciptaan Allah, karena dalam hatinya sudah dipenuhi taufik dan hidayah. Mereka juga mengetahui bahwa semua perumpamaan itu dari Allah SWT. Ini berbeda dengan orang kafir, mereka akan mengingkari bahkan mengometarinya.

Orang-orang yang tidak menggunakan pikiran dan ilmu pengetahuan terhadap perumpamaan yang diberikan Allah, akan menghadapinya dengan angkuh yang menyebabkan bertambahnya kesesatan dalam diri mereka.

Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam bisshawab.

Baca tulisan menarik lainnya tentang tafsir Syekh Sya’rawi di sini.

Kontributor

  • Sunnatullah

    Pegiat Bahtsul Masail dan Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Bangkalan Madura.