Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Tahun Baru Hijriyah, momentum menumbuhkan kemandirian dan merawat ukhuwwah

Avatar photo
35
×

Tahun Baru Hijriyah, momentum menumbuhkan kemandirian dan merawat ukhuwwah

Share this article

Secara umum, dakwah Hadhrotur Rasulullah terbagi menjadi dua fase, yaitu Fase Makkah dan Fase Madinah. Fase Makkah selama 13 tahun dan fase Madinah 10 tahun.

Di fase Makkah tantangan dakwah yang dihadapi oleh Hadhrotur Rasulullah begitu keras. Sebagian internal keluarga memusuhi dakwah beliau. Penyiksaan dirasakan banyak sahabat. Pemboikatan ekonomi hingga ancaman pembunuhan dialami oleh Hadhrotur Rasulullah beserta para sahabat. Hal ini berlanjut hingga Allah mengizinkan Rasulullah untuk hijrah ke Madinah. Inilah awal fase Madinah.

An-Nur Al-Mubin, salah satu karya Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang menerangkan tentang kecintaan kepada Hadhrotur Rasulullah sedikit mengupas tentang hijrah. Walaupun sedikit tetapi tulisan Hadhrotusy Syeikh sangat sarat makna yang bisa kita ambil hikmahnya.

Pertama, Hadhrotusy Syeikh menerangkan bahwa kalender Islam secara ijmak dimulai dengan peristiwa hijrah. Dan penggagas penetapan kalender Islam dimulai dengan peristiwa hijrah ini adalah Sayyiduna Umar bin Khottob di tahun ke-17 setelah peristiwa hijrah.

Kedua, Hadhrotusy Syeikh menuliskan secara runut peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di Fase Madinah ini berdasarkan urutan tahunnya. Tulisan yang singkat, sangat mudah dipahami, diingat namun lengkap. Inilah gaya khas tulisan Muassis Pondok Pesantren Tabuireng; Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Di tahun pertama setelah hijrah, yang pertama dilakukan oleh Hadhrotur Rasulullah adalah membangun masjid dan tempat tinggal Beliau. Yang perlu kita perhatikan adalah tulisan dalam kurung di kitab ini, Hadhrotusy Syeikh menuliskan: “pembangunan masjid dan tempat tinggal ini dilakukan oleh Hadhrotur Rasulullah sendiri (beliau terjun langsung bersama para sahabat) dengan tujuan untuk mendorong umat muslim giat beramal; beraktifitas dan bekerja.”

Dari satu keterangan ini kita bisa mengambil pelajaran bahwa salah satu sifat muslim ideal adalah mandiri, giat beraktifitas, tidak malas dan tidak bergantung kepada orang lain. Hal ini sangat gamblang ditulis oleh Gus Ishom dalam Irsyadul Mukminim.

Gus Ishom menerangkan bahwa Hadhrotur Rasulullah sejak kecil sudah memiliki sifat ini. Di masa kecil beliau sudah menggembalakan kambing untuk mencukupi kebutuhan hidup. Di masa muda beliau giat bekerja sebagai pedagang dan setelah menikah beliau pun banyak sekali melakukan aktifitas rumah tangga sendiri sekalipun memliki pembantu.

Sifat mulia ini; mandiri, giat bekerja, tidak malas dan tidak bergantung kepada orang lain adalah sifat-sifat yang harus kita tanamkan pada diri sendiri dan kita tularkan kepada orang lain. Sifat mulia inilah sunnah nabawiyyah yang juga bisa kita lihat dari Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari.

Selain membangun masjid dan tempat tinggal, Hadhrotur Rasulullah juga melakukan uswah hasanah yang perlu kita lanjutkan, yaitu mempersaudarakan para sahabat; membangun ukhuwwah dimantara Muhajirin dan Anshor.

Uswah ini pun juga bisa kita saksikan dari sosok Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Beliau gigih membangun ukhuwwah yang pada akhirnya bisa mengantarkan kita semua kepada gerbang kemerdekaan dan yang tak kalah pentingnya adalah mempertahankan dan melestarikan Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Kemandirian dan menjalin Ukhuwwah adalah sebagian hikmah dari hijrah yang pada akhirnya Islam berkembang luar biasa menjadi agama yang benar-benar sholih li kulli zaman wa makan. Spirit ini pula yang diwariskan oleh Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari yang menjadi PR bagi semua sebagai penerus perjuangan Beliau. Bismillah.

*Ngaji Hijrah dari kitab Al-Nur Al-Mubin karya Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari dan Irsyad al Mukminin karya Gus Ishom (cucu Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy’ari).

Achmad Roziqi
Santri Tebuireng

Kontributor

  • Ahmad Roziqi

    Alumni Al-Azhar Kairo Mesir Fakultas Syariah Islamiyah. Mudir Ma'had Ali Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang Jawa Timur.