Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Tiga Potret Keindahan Arsitektur Masjid Maroko

Avatar photo
30
×

Tiga Potret Keindahan Arsitektur Masjid Maroko

Share this article

Selain Mesir dan Tunisia, Maroko
adalah salah satu negara di kawasan Afrika yang pernah menjadi pusat peradaban
Islam pada masa silam. Di sini, ilmu pengetahuan berkembang dengan sangat
pesat.

Kemajuan ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan
kejayaan Islam zaman dahulu yang masih eksis hingga kini. Mulai dari Masjid
Qarawiyyin di kota Fez hingga Masjid Koutubia yang terletak di kota merah Marakech.

Berbicara tentang keindahan arsitektur, Maroko merupakan
salah satu negara Islam di Afrika yang memiliki warisan–warisan bangunan
peninggalan bangsa Moor (Amazigh). Selain di sana, mereka juga membangun
monumen–monumen menakjubkan di Andalusia Spanyol.

Bagi yang belum pernah berkunjung ke negaranya Ibnu
Batutah ini, mungkin lebih mengenal Maroko dengan kota Casablaca yang identic dengan
nuansa romantisnya atau dengan kemegahan Masjid Hassan Tsani.

Namun orang-orang yang suka dengan sejarah dan keindahan
arsitektur, tentu akan memilih untuk mengunjungi kota tua Fes dan Marakesh. Di setiap
sudut kota, mata kita akan dibuat kagum oleh keindahan arsitetektur kuno suku
Moor. Salah satunya adalah masjid–masjid yang ada di Maroko.

Menurut hemat penulis, paling tidak ada tiga keunikan bangunan
Masjid Maroko.

Pertama adalah bentuk minaretnya[1]
yang berbentuk persegi. Gaya ini disebut juga Almohad (Al-Muwahhidun)[2]
dan merupakan ciri khas arsitektur Moorish. Bentuk minaret bergaya seperti ini
hanya bisa kita jumpai di Maroko dan Spanyol.

Masjid Hassan Tsani Casablanca

Nah yang menarik lagi, dari minaret atau menara masjid-masjid
bersejarah Maroko, terdapat lengkungan-lengkungan pada setiap sisinya. Setiap
lengkungan memiliki arti untuk menunjukan 
kegunaan dan fungsi dari masjid tersebut.

Dalam kitabnya Tarikh Al-‘Imarah Al-Islamiyah wa
Al-Funun Ath-Tathbiqiyah bi Al-Maghrib Al-Aqsha,
Syekh Usman Ismail
menjelaskan bahwa tujuan dari keberadan lengkungan di menara tersebut tidak
hanya estetika saja, tetapi juga memiliki konotasi penting bagi para jamaah. Ada
menara yang berisi dua, tiga, empat, lima lengkungan bahkan lebih.
Masing-masing jumlah lengkungan memiliki makna simbolis tertentu. Berikut
penjelasan singkatnya:

Pertama, menara masjid yang memiliki dua lengkungan
menunjukan bahwa masjid ini berada di desa terpencil.

Kedua, menara masjid yang memiliki tiga atau empat
lengkungan menunjukan bahwa masjid tersebut berada di lingkungan tempat tinggal
(distrik atau hayy) dan hanya digunakan untuk menunaikan shalat fardhu saja.

Ketiga, menara masjid yang memiliki lima lengkungan atau disebut
juga dengan masjid jami’ (masjid agung atau masjid raya) menunjukkan bahwa masjid
tersebut berada di tengah kota. Fungsinya sama dengan masjid distrik, yakni
tempat pelaksanaan shalat lima waktu, hanya saja digunakan juga untuk ibadah shalat
Jumat.

Keempat, menara masjid yang memiliki enam lengkungan atau
lebih. Masjid dengan ciri menara seperti ini disebut juga Masjid Raja. Masjid
ini boleh digunakan untuk shalat apa saja, baik fardhu atau sunnah. Biasanya juga
digunakan untuk konsultasi masalah agama dan tempat perayaan keagamaan.

Keunikan yang kedua adalah penggunaan keramik warna-warni
untuk menghiasi interior ruangan. Baik di luar atau dalam Masjid. Seperti di
pintu depan dan bagian mihrab imam dan dinding-dinding sekitar mimbar.

Tidak hanya itu saja, beberapa masjid juga ditemukan
hiasan yang bermotif tumbuhan dan geometris. Seperti yang terdapat di pintu
Masjid Hassan Tsani casablaca.

Interior Masjid Hassan Tsani Casablanca

Ketiga, adalah adanya riad. Riad hampir mirip dengan
patjo di Barat.[3] Yaitu,
suatu halaman terbuka di dalam masjid atau rumah yang berbentuk persegi empat
dengan air mancur di tengahnya. Jika di masjid, riad berfungsi untuk tempat
wudhu dan juga untuk tempat besantai sedari melepas lelah.


Riad Masjid Qurowiyyin Fes

Demikian sisi-sisi keunikan dan keindahan bangunan masjid
di Maroko.

[1] Minaret adalah menara masjid
tempat di kumandangkanya adzan. Minaret berasal dari bahasa Turki “minare
yang berakar dari bahasa Arab “manarah” yang berarti mercusuar.

[2] Salah satu dinasti
yang pernah menguasai Maroko.

[3] Patio (dalam pengucapan Spanyol ‘patjo) adalah taman yang terletak di
tengah atau dalam rumah. Negara yang menggunakan patio pertama kali adalah
negara-negara yang iklimnya berada dalam pengaruh padang pasir besar, seprti
Maroko, Spanyol, dan Portugal.

Kontributor

  • Noer Shoim

    Asal Ngabang, kota kecil di Kalimantan Barat. Pernah nyantri Ponpes Ihya Ulumaddin, Kesugihan Cilacap dan Sarang Rembang. Usai menyelesaikan sarjana di Maroko, sekarang menjadi mahasiswa Master Studi Islam di Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.