Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Berita

‎Kick Off Jelajah Turats Nusantara Dibuka, Kudus Soroti Warisan Syekh Abdul Hamid

Avatar photo
1018
×

‎Kick Off Jelajah Turats Nusantara Dibuka, Kudus Soroti Warisan Syekh Abdul Hamid

Share this article
‎Kick Off Jelajah Turats Nusantara Dibuka, Kudus Soroti Warisan Syekh Abdul Hamid
‎Kick Off Jelajah Turats Nusantara Dibuka, Kudus Soroti Warisan Syekh Abdul Hamid

‎‎ Jejak intelektual ulama besar asal Kudus, Syekh Abdul Hamid (1860–1916), menjadi sorotan utama dalam pembukaan Kick Off Jelajah Turats Nusantara zona Jawa-Madura yang digelar di kompleks Masjid Menara Kudus, Ahad (13/7/2025).

‎Acara ini resmi dibuka oleh Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), KH. Muhammad Fathan, di hadapan para aktivis turats, akademisi, dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah.

‎Hadir dalam pembukaan tersebut Ketua PCNU Kudus KH. Asyrofi Masyito, Ketua Nahdlatut Turats Kiai Usman Hasan, Ketua Jalantara Kiai Ayung Notonegoro, serta Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Dr. Ahmad Ginanjar Sya’ban.

‎Dalam sambutannya, Ahmad Ginanjar menyebut kegiatan ini sebagai ikhtiar besar untuk menghadirkan kembali warisan keilmuan ulama Nusantara ke tanah asalnya.

‎ “Alhamdulillah, ini adalah usaha untuk mengembalikan ke kampung halamannya seorang ulama besar yang berasal dari Kudus,” ungkapnya.

‎Pameran Jelajah Turats Nusantara menghadirkan beragam manuskrip karya Syekh Abdul Hamid Kudus, mulai dari Lathâif al-Isyârât hingga al-Tuhfah al-Mardhiyyah. Salah satu sorotan penting yang diangkat adalah klarifikasi sejarah tentang asal-usul sang ulama yang selama ini menjadi perdebatan.

‎ “Ada kontroversi yang cukup lama tentang asal-usul Syekh Abdul Hamid. Sebagian pihak mengklaim beliau dari Yaman karena gelar ‘al-Qudsi’. Namun, penelitian kami membuktikan bahwa beliau memang berasal dari keluarga besar Kudus yang telah melahirkan banyak ulama,” ungkap Gus Nanal Ainul Fauz, Koordinator Tim Turats Ulama Kudus.

‎Ia menjelaskan, kakek Syekh Abdul Hamid, Syekh Abdul Qadir, pernah menjadi khatib di Masjid Jami’ Kudus, sementara ayahnya, Syekh Abdullah, juga menduduki posisi yang sama. Paman beliau, Syekh Utsman bin Abdul Qadir, dikenal sebagai juru kunci makam Sunan Kudus. Bahkan, bibinya, Hajjah Aisyah, menikah dengan Haji Imam Jayadi yang meninggalkan warisan ukiran kaligrafi pada pintu makam Sunan Kudus tahun 1809, yang hingga kini masih terjaga.

‎Ketua Nahdlatut Turats, Kiai Usman Hasan, menyebut Jelajah Turats Nusantara sebagai tonggak penting dalam upaya revitalisasi warisan keilmuan Islam di Indonesia.

‎ “Kita bukan hanya sedang membaca ulang naskah-naskah lama. Kita sedang menyalakan kembali obor peradaban yang dulu pernah menyinari dunia Islam dari Nusantara,” ujarnya.



‎“Syekh Abdul Hamid adalah simbol bahwa Kudus tidak hanya melahirkan wali, tetapi juga intelektual kelas dunia.”

‎Selain pameran, acara ini juga menjadi momentum peluncuran kembali karya Syekh Abdul Hamid yang sempat hilang, Fath al-‘Alî al-Karîm fî Maulid al-Nabî al-‘Azhîm. Ketua Jalantara, Kiai Ayung Notonegoro, menyebut kegiatan ini sebagai gerakan kultural yang menghubungkan generasi kini dengan warisan para ulama terdahulu.

‎ “Turats ini bukan sekadar naskah tua, tapi napas yang menyambungkan kita dengan mereka yang telah membangun fondasi keilmuan Islam di tanah air,” ujarnya.

‎Kegiatan ini digelar berkat kolaborasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Nahdlatut Turats, Universitas Islam Negeri Sunan Kudus, dan Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK).

‎Acara ini sekaligus menjadi pembuka rangkaian Jelajah Turats Nusantara di berbagai wilayah Indonesia dengan semangat “menghidupkan kembali peradaban lewat manuskrip.”

Kontributor

  • Redaksi Sanad Media

    Sanad Media adalah sebuah media Islam yang berusaha menghubungkan antara literasi masa lalu, masa kini dan masa depan. Mengampanyekan gerakan pencerahan melalui slogan "membaca sebelum bicara". Kami hadir di website, youtube dan platform media sosial.