.
Dalam rangka memperingati hari lahir Sekolah Master Indonesia, Prof. Dr. Ibrahim al-Asmawi, Guru Besar Hadis Universitas Al-Azhar Mesir, melakukan kunjungan spesial ke sekolah yang berlokasi di Kota Depok, Jawa Barat, 28-29/10/2024. Kunjungan ini menjadi momen bersejarah karena beliau juga memberikan kuliah umum selama dua hari berturut-turut.
Acara yang dihadiri sekitar 1.200 peserta ini berjalan sangat ramai dan penuh antusiasme. Tema utama kuliah umum adalah “Penerapan Ilmu Hadis di Zaman Modern”, disertai dengan sesi pembacaan kitab Arba’in Nawawi dengan sanad muttasil.
Prof. Dr. Ibrahim al-Asmawi berhasil memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pelajar. Faisal, salah satu peserta yang saat ini duduk di kelas 11 mengatakan,
“Pelajaran ini sangat menyentuh karena kami mendengar hadis Nabi SAW langsung dari salah satu perawinya, yaitu guru kami, Syekh Ibrahim. Tidak ada cara yang lebih baik untuk melatih imajinasi selain mempelajarinya. Manusia membutuhkan kerja keras, rajin membaca, belajar, dan mengendalikan kemauan karena setiap jam dalam hidup ini sangat berharga,” ungkapnya.
Acara ini bukan hanya menjadi momentum refleksi, tetapi juga memperkuat misi Sekolah Master dan Pondok Pesantren Ibnu Sabil sebagai lembaga yang memberikan akses pendidikan sekaligus mempersiapkan generasi penerus dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Sekolah Master yang juga merupakan akronim dari Sekolah Masjid Terminal, didirikan pada tahun 2000 oleh Nurrohim, seorang tokoh pendidikan Indonesia kelahiran Tegal, 3 Juli 1971. Sekolah ini berawal dari keprihatinan beliau terhadap anak-anak jalanan dan masyarakat kurang mampu, menyediakan pendidikan gratis mulai dari TK, SD, SMP, SMA, hingga program kejar paket A, B, dan C.
Pada 2017, Nurrohim juga mendirikan Pondok Pesantren Ibnu Sabil, yang mengusung filosofi perjalanan menuju ridha Allah SWT melalui jalan menuntut ilmu. Pesantren ini awalnya ditujukan untuk anak-anak jalanan namun kini berkembang sebagai tempat mendalami ilmu agama dan sosial.
Nurrohim, pendiri Sekolah Master, menyampaikan harapannya atas acara ini. “Sekolah Master bisa menjadi wadah implementasi ilmu hadis sampai kapan pun,“ ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Sekolah Master, Royhan Mubarok, menambahkan, “Sekolah Masjid Terminal atau Master suatu hari nanti akan menjadi madrasah ahli hadis, ahli ilmu, bahkan menjadi pusat keilmuan seperti Universitas Al-Azhar. ”