Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Betulkah Ayah dan Ibu Nabi Kafir dan Berada di Neraka?

Avatar photo
39
×

Betulkah Ayah dan Ibu Nabi Kafir dan Berada di Neraka?

Share this article

Bagaimana keadaan ayah Nabi Sayyid Abdullah bin
Abdul Muthalib dan ibu Nabi Sayyidah Aminah binti Wahab? Dua sosok yang dalam
perjalanan hidup baginda Nabi Muhammad Saw, tidak banyak berinteraksi dengan
beliau. Bahkan nabi sudah yatim sejak masih dalam kandungan. Lalu ditinggal
ibunya pada saat masih kecil, di usia yang sangat membutuhkan kasih dan sayang
dari seorang ibu.

Apakah dua sosok yang mulia ini masuk ke golongan al-mubasysyarin
bil jannah
(orang-orang yang diberikan kabar gembira masuk surge)? Jika
iya, bagaimana menjawab dalil-dalil atau klaim sepihak dari kelompok yang
mengatakan bahwa ayah dan ibu berada di neraka? Jika tidak, bagaimana bisa
sosok yang melahirkan orang termulia, kekasih tuhan alam semesta, suri tauladan
makhluk di dunia, berada di neraka?

Jawabannya ada di kitab Abu An-Nabi wa Ummuhu
Najiyani Marhumani
. Kitab yang ditulis oleh Syeikh Dr. Adnan Abdullah Zuhar
Al-Maghribi.

Di dalam kitab ini, penulis menghadirkan
dalil-dalil yang membuktikan bahwa kedua orang tua Nabi bukan hanya selamat
dari api neraka, tapi juga bahkan termasuk orang-orang yang terkasihi dan
dikasihi oleh Allah Swt.

Kitab Abu An-Nabi wa Ummuhu Najiyani Marhumani
terdiri dari 5 bagian. Yaitu mukadimah, lalu bab-bab yang memuat dalil-dalil
yang menyatakan bahwa sosok kedua orang tua Nabi Saw. selamat dunia dan
akhirat, lalu disusul dengan bab yang berisi jawaban untuk mereka yang
menentang keselamatan ayah dan ibu Nabi, dilanjut dengan bab tentang
hukum-hukum orang yang menghina baginda Rasul dan kedua orang tuanya, kemudian penutup.

Di dalam mukadimah, penulis menjelaskan tujuan
penulisan kitab ini, yaitu memberikan gambaran bahwa kedua orang tua Nabi
adalah hamba yang selamat bahkan disayangi oleh Allah swt. juga membantah klaim
sepihak kelompok dan dalil yang mengatakan bahwa ayah dan ibu Nabi akan berada
di neraka.

Di bagian kedua, penulis menuangkan 9 bayan
(penjelasan) disertai dalil-dalil kuat yang menyatakan bahwa kedua orang tua Nabi
adalah orang yang selamat dari kobaran api neraka. Bahkan bukan hanya selamat,
tapi juga marhumâni, dikasihsayangi. Salah satu bayan yang paling
berkesan bagi diri saya adalah bayan yang kedua. Di sana beliau
menjelaskan ayat ini:

وَٱخۡفِضۡ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحۡمَةِ وَقُل
رَّبِّ ٱرۡحَمۡهُمَا كَمَا رَبَّیَانِی صَغِیرًا

 “Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.’”
(QS. al-Isra`:
24)

Dengan penjelasan berikut:

1. Menukil dari Imam Al-Barzanji, doa yang berada
di dalam ayat ini, khitabnya bukan hanya untuk umat Nabi, tapi juga untuk Nabi
sendiri. Artinya, Rasulullah saw. diperintahkan juga mendoakan kedua orang
tuanya.

2. Ada 3 keadaan Nabi saat membaca ayat Al-Qur’an.
Jika membaca ayat tentang kenikmatan, maka beliau akan memintanya. Jika membaca
ayat tentang azab, maka beliau akan memohon perlindungan-Nya. Dan jika ia
membaca ayat yang berisi tentang doa, maka beliau akan berdoa. Dan doa Nabi
adalah doa paling mustajab yang pasti dikabulkan oleh Allah.

3. Poin terpenting! Ayat ini berisi tentang
permintaan agar kedua orang tuanya dikasihi oleh Allah “irhamhuma”
dan bukan meminta diampuni. Di ayat ini tidak ada kalimat: ampuni keduanya “ighfirlahuma”,
sebab permintaan ampunan itu didasari jika ada dosa, jika mukallaf bisyariah
(sudah terkena beban taklif), dan jika hidup ba’da bi’stah (pasca diutusnya
kenabian).

Setelah itu, penulis menghadirkan sanggahan dan
penolakan bagi mereka yang menyatakan bahwa kedua orang tua Nabi berada di
neraka. Dan sebelum penutup, beliau menjelaskan tentang betapa tidak eloknya,
tidak baiknya, dan tentang apa hukuman bagi mereka yang menyakiti Nabi dengan
mengatakan bahwa kedua orang tua beliau adalah orang kafir dan berada di
neraka. Selanjutnya, beliau tutup dengan khatimah.

Meski kitab ini tipis, saya sangat menyukainya.
Selain menghadirkan bacaan baru, kitab ini disampaikan dengan bahasa yang
lugas, jelas, serta sistematis. Bisa jadi teman saat perjalanan. Selain itu
juga memberikan bumbu yang menumbuhkan kecintaan yang lebih lagi kepada baginda
Rasulullah Saw dengan mencintai kedua orang tuanya.

Kita, manusia biasa saja ingin orang tua kita
dihormati dan dikasihsayangi. Bagaimana dengan kedua orang tua dari sebaik-baik
makhluk Sayyidil makhluqat, sudah pasti dan wajib kita hormati dengan meyakini
beliau termasuk orang yang dikasihi oleh Allah Swt.

Sejak membaca kitab ini, saya selalu bertawasul
khusus kepada Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah sebagai rasa syukur dan
terimakasih kepada Allah yang telah menjadikan mereka berdua sosok yang melahirkan
insan terbaik, termulia, terindah yang pernah aku kenal di dunia ini, yaitu
Baginda Rasulullah SAW. Sungguh tidak elok bahkan biadab sekali mereka yang
mengatakan Sayyid Abdullah dan Sayyidah Aminah berada di neraka.

Wallahu ta’ala a’lam bishawab.

Bijahi sayyidi rasulillah wa abihi
Abdillah wa umihi  Aminah, Al-Fatihah.

***

Nama Kitab : Abu An-Nabi wa Ummuhu Najiyani
Marhumani

Penulis        : Syeikh Adnan Abdullah Zuhar

Penerbit      : Daarur Rasyad Al-Hadistiyah

Tebal           : 80 halaman

Kontributor

  • Khoirul Ibad

    Alumni Pesantren Modern Daarul Uluum Lido 2017 dan Institute Imam Malik, Tetouan-Maroko 2021, belajar sambil mengajar di Pesantren Tahfizh Dulido.