Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât, Kitab Filsafat Ontologis Mama Gentur

Avatar photo
38
×

Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât, Kitab Filsafat Ontologis Mama Gentur

Share this article

Di
antara warisan intelektual ulama Sunda adalah “
Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât”: kitab filsafat ontologis karya Syaikh Syathibi Cianjur (Ajengan Gentur, w. 1947)

Setakat
ini adalah ulasan terkait kitab “Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât” karya Syaikh
Muhammad Syathibi b. Sa’id (w. 1947), seorang ulama besar Tatar Sunda dari
Pesantren Gentur, Cianjur, Jawa Barat yang hidup pada peralihan abad ke-19 dan
20 M. Beliau dikenal juga dengan nama “Ajengan Syathibi Gentur” atau “Mama
Gentur”.

Ading
Kusdiana dalam karyanya yang berjudul “Sejarah Pesantren; Jejak, Penyebaran dan
Jaringannya di Wilayah Priangan 1800-1945” (2014: 185; bagan 4.1) mengambarkan
sosok Ajengan Syathibi Gentur sebagai ulama sentral yang menjadi mahaguru ulama
Tatar Sunda generasi abad ke-20 M. Ulama-ulama besar Jawa Barat yang hidup di
abad ke-20 M rata-rata terhubung dengan jaringan keilmuan Ajengan Syathibi
Gentur sebagai murid beliau.

Ajengan
Syathibi Gentur juga tercatat menulis sejumlah karya dalam pelbagai bidang
disiplin ilmu keislaman, mencakup teologi (ilmu akidah), yurisprudensi (fikih),
etika (akhlak), retorika bahasa Arab (balaghah), filsafat Islam dan lain-lain.
Karya-karya tersebut ada yang ditulis dalam bahasa Arab, ada juga yang ditulis
dalam bahasa Sunda aksara Arab (Sunda Pegon).

Kitab
“Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât al-Asyrah” ini sendiri dikarang oleh Ajengan
Syathibi Gentur dalam bahasa Arab dalam bentuk puisi (nazham) sekaligus
penjelasan (syarah)nya. Kandungan dari karya ini memuat kajian dalam bidang
ilmu yang terbilang langka, yaitu ilmu filsafat (‘ilm al-hikmah) ranah
ontologi.

 * * *

Ontologi
sendiri merupakan salah satu pembahasan filsafat yang mengkaji keberadaan
sesuatu yang bersifat konkret. Di antara pembahasan ranah ontologi adalah
tentang “kategori-kategori” (al-maqûlât/categories) yang berjumlah
sepuluh buah pembahasan (al-maqûlât al-‘asyrah/ ten categories). Dalam
perkembangan sejarah keilmuan Islam, kajian dan pembahasan atas
“kategori-kategori” ini kemudian menjadi sebuah sub-disiplin ilmu tersendiri di
bawah ‘ilm al-hikmah (filsafat), yaitu ilmu maqulat (‘ilm al-maqûlât).

“Ilmu
Maqulat” bisa didefinisikan sebagai ilmu yang membahas tentang
kategori-kategori (“al-maqûlât” atau “al-mahmûlât”) yang diberlakukan kepada
segala wujud yang ada di alam semesta ini. Kategori tersebut berjumlah sepuluh
buah, yaitu (1) “al-jauhar” atau substansi [substance]; (2) “al-kamm”
atau kuantitas [quantity]; (3) “al-kaif” atau kualitas [quality];
(4) “al-idhâfah” atau relasi [relation]; (5) “al-‘ain” atau
kebertempatan [where]; (6) “matâ” atau keberwaktuan [when]; (7)
“al-wadh’” atau posisi [position]; (
Description:  “al-milkiyyah” atau kepemilikan [having]; (9) “al-fi’l”
atau aktivitas [activity]; dan (10) “al-infi’âl” atau pasivitas [passivity].

Kesepuluh
kategori di atas dijelaskan secara rinci beserta masing-masing permisalan
contohnya dalam kitab “Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât” karya Ajengan Syathibi
Gentur yang sedang kita perbincangkan ini.

* * *

Ajengan
Syathibi Gentur memulai karyanya ini dengan enam buah bait muqaddimah. Tertulis
di sana:

نحمده من قدس عن كيفية
# وجوهرية وعن عينية

ثم نصلي ونسلم على #
محمد أضيف شأن قد على

والآل والصحب وكل متبع
# ما قام مهتد وضل مبتدع

وبعد فالمفتقر القنتوري
# محمد الشاطبي الشنجوري

المرتجي من ربه المنان
# صبابة الغفران والرضوان

يقول ان هذه المنظومة #
تحوي على ما احتيج في المقولة

(Kami memuji Dzat yang tersucikan dari segala kaifiyat # Juga
jauhariyat dan ‘ainiyat//

Lalu kami mengucapkan shalawat dan salam kepada # Nabi Muhammad
yang jika segala sesuatu disandarkan kepadanya maka akan menjadi luhur//

Juga kepada keluarga, sahabat dan semua orang yang mengikutinya
# Setiap orang yang mengikutinya akan mendapatkan petunjuk, dan yang menyimpang
atasnya akan tersesat//

Setelah itu berkatalah seorang yang fakir dari Gentur # Muhammad
Syathibi orang Cianjur//

Seorang yang mengharapkan dari Rabb-nya yang Maha Memberi
Anugerah # atas limpahan ampunan dan ridho-Nya//

Ia berkata bahwa ini adalah sebuah nazhaman # yang berisi
hal-hal yang diperlukan dalam bidang ilmu maqulat)

Setelah
itu, Ajengan Syathibi Gentur menjelaskan sebuah pasal terkait “kebaruan alam” (hadâtsah
al-‘âlam). Dalam pasal ini, beliau memperkenalkan dua terma pembahasan yang
penting, yaitu “al-jauhar” atau substansi (substance) dan “al-‘aradh”
atau aksiden (accident). Beliau menulis:

وكل شيئ حادث مختصر #
في اثنين إما عرض وجوهر

(Segala
sesuatu di alam raya ini bersifat baru, dan ia teringkas dalam dua hal, yaitu
‘aradh [aksiden] dan jauhar [substansi])

* * *

Saya
sendiri menjumpai kitab “Manzhûmah fî ‘Ilm al-Maqûlât” karya Ajengan Syathibi
Gentur ini dalam bentuk manuskrip (makhthûth/ naskah tua tulis tangan) salinan
Ajengan Muhammad Shobirin dari Kadipaten, Majalengka, Jawa Barat.

Dalam
kolofon, didapati informasi jika Muhammad Shobirin Kadipaten menyalin kitab
karya Ajengan Syathibi Gentur ini pada malam Kamis, 30 Desember tahun 1960 di
Pesantren Cilaku, Cianjur.

Tercatat
dalam kolofon:

تم هذا الدفتر في ليلة الخميس 30 شهر الديشيمبر 1960 ميلادية //
محمد صابرين

(Telah
selesai catatan ini pada malam Kamis 30 Desember 1960 Masehi. [Tertanda]
Muhammad Shobirin)

Dalam
manuskrip salinan Muhammad Shobirin Majalengka ini, terdapat pula terjemah
antar baris (interlinear) berbahasa Jawa Pegon atas teks “Manzhûmah fî ‘Ilm
al-Maqûlât”. Hal ini menarik, karena rupanya tradisi “ngalogat”
(menerjemahkan atau memaknai kitab) di pesantren-pesantren Priangan di Tatar
Sunda pada kurun masa tersebut ternyata menggunakan bahasa Jawa.

Pada
bagian halaman manuskrip lainnya, didapati keterangan jika Muhammad Shobirin
yang berasal dari Majalengka ini belajar di Pesantren Cilaku, Cianjur di bawah
asuhan Ajengan Ahmad Munawwar (w.?). Sosok Ajengan Ahmad Munawwar Cilaku
sendiri tercatat sebagai murid langsung dari Ajengan Syathibi Gentur. Tertulis
dalam bagian halaman lain manuskrip tersebut dalam bahasa campuran Sunda Pegon
dan Arab:

تمت ڠوس اي نظم لابن العباد // نجو دي چيلاكو حيلير دي شيخنا
المكرم // أجڠان منوّر أبو الميسار والمنار // لأحقر الطلاب محمد صابرين

(Tamat
ngaos ieu nadom Ibn al-‘Ibâd nuju di Cilaku Hilir di Syaikhinâ al-Mukarram
Ajengan Munawwar Abû al-Mîsâr wa al-Manâr li ahqar al-thullâb Muhammad Shâbirîn
[Selesai mengaji kitab nazham Ibn al-‘Ibâd ini ketika di Cilaku Hilir, di
pesantren guru kami yang mulia Ajengan Munawwar Abu Misar dan Manar. Tertanda
pemilik kitab ini adalah seorang santri yang paling hina, yaitu Muhammad
Shobirin])

* * *

Pada
26 Juni 2020 yang lalu, saya dan adik saya Ustadz Ade Gumilar Irfanulloh b.
Saefulloh (dosen prodi Sejarah Peradaban Islam di IAIN Cirebon) mengunjungi
rumah sahabat kami, Ustadz Abdul
Majid
di dukuh
Bitung
Karangsambung, Kadipaten (Majalengka).

Di
rumahnya, kami menjumpai sejumlah koleksi manuskrip (makhthuth/naskah tua tulis
tangan) dan kitab cetak tua milik almarhum Ajengan Muhammad Shobirin. Sosok
Ajengan Shobirin adalah paman dari istri Ustadz Abdul Majid.

Kebanyakan
manuskrip adalah salinan (nuskhah mansukhah), berupa “Taqrirat” (semacam
rangkuman catatan penjelasan) saat Kiyai Shobirin belajar di Pesantren KH.
Achmad Munawar di Cilaku, Cianjur dalam rentang masa waktu 1952-1960. Di
antaranya adalah Taqrirat Sullam Munawaraq (logika), Taqrirat Tashrif al-‘Izz
(morfologi Arab), Taqrirat al-Samarqandiyyah (retorika), Nazham Natijah al-Adab
(dialektika/ilm al-munazharah) karya Abdul Malik b. Abdul Wahhab al-Fatni
al-Hindi al-Makki, Nazham Ibn al-Ibad fi al-Najasat (fikih), dan Nazham fi Ilm
al-Maqulat al-Asyrah karya Ajengan Syathibi Gentur.

Catatan
mengenai koleksi manuskrip Ajengan Shobirin Majalengka dan juga hubungan keilmuannya
dengan sosok Ajengan Syathibi Gentur dapat disimak di
sini
.

Wallahu
A’lam

Bogor, Ramadhan 1442 H/Mei 2021 M
Alfaqir A. Ginanjar Sya’ban

Kontributor

  • A. Ginanjar Syaban

    Nama lengkapnya Dr. Ahmad Ginanjar Sya'ban, MA. Filolog Muda NU ini adalah pakar naskah Islam Nusantara. Sehari-hari menjadi dosen di UNU Jakarta, dan aktif menulis juga menerjemah buku-buku berbahasa Arab.