Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Taudhîh Tîjân: Kitab Kuning Syarah Risalah Tauhid Grand Syaikh al-Azhar

Avatar photo
32
×

Taudhîh Tîjân: Kitab Kuning Syarah Risalah Tauhid Grand Syaikh al-Azhar

Share this article

Di
antara warisan intelektual ulama Sunda adalah “Taudhîh Tîjân”: Syarah Berbahasa
Sunda Pegon atas “Risâlah al-Syaikh al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” Karya KH. Choer
Affandi Manonjaya (1402 H/1980 M)

Berikut
ini adalah kitab berjudul “Taudhîh Tîjân” karya KH. Choer Affandi (1923-1994),
seorang ulama besar Tatar Sunda dari Pesantren Miftahul Huda Manonjaya,
Tasikmalaya (Jawa Barat). Kitab ini merupakan syarah (penjelasan) berbahasa
Sunda aksara Arab (Sunda Pegon) atas teks (matan) “Risâlah al-Syaikh al-Bâjûrî
fî al-Tauhîd”.

“Risâlah
al-Syaikh al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” sendiri merupakan teks berbahasa Arab berisi
kajian ilmu teologi Islam (akidah) karangan seorang ulama agung dunia Islam
yang pernah menjabat sebagai Grand Syaikh Al-Azhar, yaitu Syaikh Ibrâhîm
al-Bâjûrî (w. 1860).

Syaikh
Ibrâhîm al-Bâjûrî tercatat memiliki sejumlah murid yang berasal dari Nusantara,
di antaranya adalah Syaikh Ahmad Khatib Sambas (w. 1876), Syaikh Nawawi Banten
(w. 1897), Syaikh Shohih Bunikasih Cianjur (w. 1886), Syaikh Khalil Bangkalan
Madura (w. 1925) dan lain-lain. Bahkan, konon penyebab Syaikh Ibrâhîm al-Bâjûrî
menulis teks “Risâlah al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” adalah karena diminta oleh salah
satu muridnya yang berasal dari Nusantara.

Dalam
kitab berjudul “Fâidah al-Muhtâj” karya Muhammad Dahyatullâh yang berisi
biografi KH. Syathibi Gentur (w. 1947), seorang mahaguru ulama Tatar Sunda di
paruh pertama abad ke-20 M, disebutkan jika KH. Syathibi Gentur adalah murid
dari Syaikh Shohih Bunikasih. Disebutkan pula di sana jika Syaikh Shohih
Bunikasih adalah sosok yang memotivasi Syaikh Ibrâhîm al-Bâjûrî untuk menulis
teks “Risâlah al-Syaikh al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” yang disebutnya dengan “thalaba
minnî ba’dh al-ikhwân” (telah meminta kepadaku sebahagian dari kolegaku untuk
menulis teks ini) (Dahyatullâh, tt: 19).

Seorang
murid dari Syaikh Ibrâhîm al-Bâjûrî yang lain, yaitu Syaikh Nawawi Banten,
menulis sebuah karya berbahasa Arab yang menjelaskan (syarah) kandungan teks
“Risâlah al-Bâjûrî fî al-Tauhîd”. Karya Syaikh Nawawi Banten tersebut berjudul
“Tîjân al-Darârî fî Syarh Risâlah al-Bâjûrî” yang diselesaikan penulisannya di
Makkah pada 7 Rabi’ul Awwal 1297 Hijri (bertepatan dengan 18 Februari 1880
Masehi).

Hingga
saat ini, teks “Risâlah al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” beserta penjelasaannya yang
ditulis oleh Syaikh Nawawi Banten (Tîjân al-Darârî) masih digunakan sebagai
bahan ajar, kajian dan rujukan dalam bidang ilmu teologi Islam di pelbagai
institusi pendidikan Islam tradisional di seluruh penjuru dunia Islam, termasuk
halnya di Nusantara.

* * *

KH.
Choer Affandi, ulama besar Nusantara dari Tatar Sunda yang hidup di abad ke-20
M, juga mengajarkan teks kitab “Risâlah al-Bâjûrî fî al-Tauhîd” ini kepada
murid-murid dan jemaahnya di Pesantren Miftahul Huda yang didirikannya di
Manonjaya, Tasikmalaya. KH. Choer Affandi juga menulis sebuah penjelasan
berbahasa Sunda Pegon atas karya tersebut, yang diberi judul “Taudhîh Tîjân”.

Dalam
muqaddimahnya, KH. Choer Affandi menulis:

إي رسالة دي نميئان توضيح تيجان هرتوسنا “فرتيلائن تيجان
كلاوان بهسا سوندا” أنو آسينا نراڠكن علم عقائد. إي توضيح تيجان كاويتنا تنا
كلية جسم كوريڠ دي فيونن فرا سنتري كمفولن تي فراڠ فراڠ فسنترين دينا وقتوس فسران
(فنديديكان كيلات). فرا مريد ڽتتكن آسي ايت كلية جاغيليك ڠاجدي توضيح تيجان

(Ieu
risalah dinamian “Taudhîh Tîjân”, hartosna “Pertela’an Tîjân kalawan Bahasa
Sunda”. Anu eusina negrangkeun elmu ako’id. Ieu “Taudhîh Tîjân” kawitna tina
kuliah jisim kuring di payuneun para santri kumpulan ti pirang-pirang pasantren
dina waktos pasaran/ pendidikan kilat. Para murid nyatetkeun eusi eta kuliah
jagalek ngajadi “Taudhîh Tîjân” [Risalah ini dinamakan “Taudhîh Tîjân”, artinya
“Penjelasan Tîjân dengan Bahasa Sunda”. Adapun isi dari risalah ini menerangkan
ilmu akidah. Risalah ini pada mulanya berasal dari penjelasan saya di hadapan
para santri gabungan dari pelbagai pesantren pada waktu mengaji
pasaran/pendidikan kilat. Para murid menuliskan isi penjelasan tersebut lalu
jadilah risalah “Tadhîh Tîjân” ini]).

KH.
Choer Affandi lalu menjelaskan, bahwa sumber rujukan risalah yang dihimpunnya
ini berasal dari berbagai macam kitab yang bermacam-macam. Beliau mengutipnya
baik secara tekstual atau secara kontekstual. Beliau menulis:

إي توضيح تيجان آسينا كيڠيڠ ڠابنتونان تنا كتاب كتاب أنو سيجين. بوه
سچرا نص أتوا مفهوم. مقصد سوفدوس لڠكوڠ منفعة كاعوام

(Ieu
“Taudhîh Tîjân” eusina kenging ngabantunan tina kitab- kitab anu sejen. Boh
sacara nash atawa mafhum. Maksad supados langkung mangpaat ka awam [“Taudhîh
Tîjân” ini isinya dapat mengutip dari kitab-kitab yang lain. Baik secara
tekstual atau pun secara mafhum kontekstual. Maksud darinya adalah agar lebih
dapat bermanfaat untuk orang-orang awam]).

Dalam
titimangsa, didapati keterangan jika karya ini diselesaikan penulisannya oleh
KH. Choer Affandi di Manonjaya pada 10 Ramadhan tahun 1402 Hijri (bertepatan
dengan 2 Juli 1980 Masehi).

Saya
sendiri mendapatkan naskah kitab “Taudhîh Tîjân” ini dari KH. Ali Murtadho
(Kang Dodo) Abul Kethof Markotoff,
cucu menantu dari KH. Choer Affandi yang saat ini mengepalai Ma’had Aly
Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, saat saya dan rombongan dosen Pascasarjana
UNUSIA Jakarta melakukan muhibah “Anjangsana Pesantren-Pesantren Tatar Sunda”
awal tahun 2020 lalu. Naskah tersebut merupakan versi cetakan yng dikeluarkan
oleh Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, dengan jumlah keseluruhan halaman 91
halaman.

KH.
Ali Murtadho sendiri adalah alumni dari Pesantren Lirboyo Kediri (Jawa Timur).
Sementara Ma’had Aly Miftahul Huda Manonjaya yang diampunya memiliki program
takhassus (spesialisasi) bidang kajian akidah dan falsafah Islam.

Wallahu
A’lam

Bogor,
Ramadhan 1442 Hijri/Mei 2021 Masehi

Alfaqir A. Ginanjar Sya’ban

 

Kontributor

  • A. Ginanjar Syaban

    Nama lengkapnya Dr. Ahmad Ginanjar Sya'ban, MA. Filolog Muda NU ini adalah pakar naskah Islam Nusantara. Sehari-hari menjadi dosen di UNU Jakarta, dan aktif menulis juga menerjemah buku-buku berbahasa Arab.