Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kisah seorang penganut Syiah Rafidah mati disepak bagalnya sendiri

Avatar photo
41
×

Kisah seorang penganut Syiah Rafidah mati disepak bagalnya sendiri

Share this article

Setelah meletusnya perang Shiffin hingga beberapa abad setelahnya, perseteruan dan sentimental atas nama politik identitas sektarian masih memanas. Sunni-Syiah dihadap-hadapkan dalam pelbagai masalah. Masyarakat awam yang harusnya tidak tersentuh oleh kisruh antar saudara ini pun juga terlibat.

Ismail putra Hammad, cucu Imam Abu Hanifah yang kelak menjadi hakim agung di Basrah, berkisah bahwa ia punya tetangga yang setengah mati membenci Abu Bakar dan Umar, dua tokoh Sunni yang paling dibenci oleh Syiah Rafidah.

Ia memiliki dua bagal. Bagal atau biasa diucapkan bighal adalah peranakan kuda dengan keledai. Secara postur ia lebih besar daripada keledai. Bagi fuqaha, saya lupa pastinya antara Syarqawi atau Bajuri, bagal adalah kendaraan ideal bagi ulama. Tidak terlalu mewah dan gagah seperti kuda, juga tak selemah dan sekecil keledai. Harganya juga tengah-tengah antara kuda dan keledai.

Kedua bagal tersebut diberi nama Abu bakar dan Umar. Selain sebagai tunggangan, kerja utama keduanya adalah menggiling tepung. Entah sebab apa, suatu malam, salah satu bagal itu menyerang tuannya sendiri, bahkan hingga mati. Ismail lekas membagikan kabar naas itu pada kakeknya.

“Coba lihat, saya pastikan yang menyeruduk hingga mati tetangga kita itu bagal yang diberi nama Umar,” kata Imam Abu Hanifah sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Khalikan (w. 681 H) dalam Wafayātul A’yān di profil Hammad bin Abu Hanifah.

Ternyata benar. Pelakunya adalah bagal Umar.

Kontributor

  • Alfan Khumaidi

    Alumni Blokagung yang kini berdomisili di Mesir. Meminati kajian keislaman dan aktif di PCI NU Mesir.