Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kisah Utsman bin Affan dan Penghayal Perempuan

Avatar photo
46
×

Kisah Utsman bin Affan dan Penghayal Perempuan

Share this article

Dalam kitab Ath-Thabaqat, Taj as-Subki
menceritakan bahwa seorang laki-laki bertamu kepada Utsman. Laki-laki tersebut
baru saja bertemu dengan seorang perempuan di tengah jalan, lalu ia
menghayalkannya. Utsman berkata kepada laki-laki itu, “Aku melihat ada bekas
zina di matamu.”

Laki-laki itu bertanya, “Apakah wahyu masih
diturunkan sctelah Rasulullah Saw wafat?”

Utsman menjawab, “Tidak, ini adalah firasat
seorang mukmin.”

Utsman ra. mengatakan hal tersebut untuk mendidik
dan menegur laki-laki itu agar tidak mengulangi apa yang telah dilakukannya.

Selanjutnya Taj as-Subki menjelaskan bahwa bila
seseorang hatinya jernih, maka ia akan melihat dengan nur Allah, sehingga ia
bisa mengetahui apakah yang dilihatnya itu kotor atau bersih.

Maqam orang-orang seperti itu berbeda-beda. Ada
yang mengetahui bahwa yang dilihatnya itu kotor tetapi ia tidak mengetahui
sebabnya. Ada yang maqamnya lebih tinggi karena mengetahui sebab kotornya,
seperti Utsman ra.

Ketika ada seorang laki-laki datang kepadanya, Utsman
dapat melihat bahwa hati orang itu kotor dan mengetahui sebabnya yakni karena
menghayalkan seorang perempuan.

Artinya, setiap maksiat itu kotor, dan menimbulkan
noda hitam di hati sesuai kadar kemaksiatannya sehingga membuatnya kotor,
sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah:

“Sekali-kali tidak demikian, sesungguhnya
apa yang mereka kerjakan itu mengotori hati mereka.”

(QS. al-Muthaffifin [83]: 14)

Semakin lama, kemaksiatan yang dilakukan membuat
hati semakin kotor dan ternoda, sehingga membuat hati menjadi gelap dan menutup
pintu-pintu cahaya, lalu hati menjadi mati, dan tidak ada jalan lagi untuk
bertobat, seperti dinyatakan dalam firman-Nya:

“Dan hati mereka telah dikunci mati,
sehingga mereka tidak mengetahui kebahagiaan beriman dan berjihad.”

(QS. at-Taubah [9]: 87)

Sekecil apa pun kemaksiatan akan membuat hati
kotor sesuai kadar kemaksiatan itu. Kotoran itu bisa dibersihkan dengan memohon
ampun (istigfar) atau perbuatan-perbuatan lain yang dapat menghilangkannya. Hal
tersebut hanya diketahui oleh orang yang memiliki mata batin yang tajam seperti
Utsman bin Affan, sehingga ia bisa mengetahui kotoran hati meskipun kecil,
karena menghayalkan seorang perempuan merupakan dosa yang paling ringan, Utsman
dapat melihat kotoran hati itu dan mengetahui sebabnya. Ini adalah maqam paling
tinggi di antara maqam-maqam lainnya.

Apabila dosa kecil ditambah dosa kecil lainnya,
maka akan bertambah pula kekotoran hatinya, dan apabila dosa itu semakin banyak
maka akan membuat hatinya gelap. Orang yang memiliki mata hati akan mampu
melihat hal ini. Apabila kita bertemu dengan orang yang penuh dosa sampai gelap
hatinya, tetapi kita tidak mampu mengetahui hal tersebut, berarti dalam hati
kita masih ada penghalang yang membuat kita tidak mampu melihat hal tersebut,
karena orang yang mata hatinya jernih dan tajam pasti akan mampu melihat
dosa-dosa orang tersebut.

Kontributor

  • Tsalis Muttaqin

    Tsalis Muttaqin, alumnus Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Menyelesaikan S1 di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadits, Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Sekarang aktif mengajar sebagai dosen di IAIN Surakarta.