Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kritikan Ulama Maroko terhadap Penghafal Al-Quran

Avatar photo
27
×

Kritikan Ulama Maroko terhadap Penghafal Al-Quran

Share this article

Syeikh
Abdullah al-Talidi
merupakan ulama Maroko
yang terkenal
dengan kepakarannya dalam ilmu hadits. Beliau lahir di desa al-Shaf dari kabilah bani Kraft. Beliau sudah hafal al-Quran sejak berumur 12 tahun.

Ulama Maroko ini memiliki banyak karangan dalam bidang hadits, sejarah, aqidah, fiqh, ushul fiqh, sirah nabawiyah, dan membahas beberapa masalah kontemporer. Beliau meninggal di kota Tangier, Maroko pada hari Sabtu 5 Agustus 2017 lalu.

Kali ini saya akan membahas tentang
tulisan beliau di kitab
Beberapa Kkenangan di Masa Hidupku” (ذكريات من حياتي). Buku itu antara lain memuat kritikan beliau atas
metode
menghafal al-Quran
yang sering digunakan di Maroko, berdasarkan pengalaman
hidup beliau bersama teman
-temannya para penghafal al-Quran yang
mencukupkan diri dengan hafalan saja.

Beliau mensifati metode seperti ini
dengan kata “mandul dan tidak tepat.” Meskipun mereka benar-benar sudah hafal
al-Quran dan memiliki hafalan yang kuat, tapi menurutnya hal itu tidak cukup. Karena
orang yang hanya hafal al-Quran tanpa mengetahui kandungan isinya dengan
mempelajari ilmu-ilmu syariat lainnya, maka orang seperti ini masih akan tetap
bodoh seumur hidupnya. Meskipun ia sudah menjadi imam masjid, mengimami shalat
lima waktu, dan shalat tarawih dll.

Ia pun menyebutkan beberapa contoh
rusaknya akhlak para pengahafal al-Quran di zamannya, dikarenakan kurang memahami
ilmu syariat dan kandungan ayat-ayat yang mereka hafalkan. Bahkan hal
-hal yang fundamental alam Agama, mereka pun tidak mengetahuinya.

Contoh pertama beliau menyebutkan: bahwa
sering kali para penghafal al-Quran di zamannya sengaja meninggalkan shalat
lima waktu lalu mengerjakannya di luar waktu shalat. Mereka menganggap hal
seperti ini biasa, tidak har
am dan tidak berdosa.

Suatu ketika temannya pulang dari pondok tahfidz, lalu menziarahi orang tuanya.
Ia tinggal di rumah orang tuanya selama seminggu dan tidak shalat sama sekali,
walau hanya satu rakaat.

Lalu pada
hari ke-8, ia mengqadha shalat-shalat yang ia tinggalkan selama seminggu dalam satu waktu,
hingga ia pun kelelahan, dan meneruskannya dengan duduk.

Kemudian datanglah seorang lelaki bertanya kepadanya, “Kamu sedang shalat apa? Saya perhatikan kok banyak sekali, dan tidak
berhenti
-berhenti. Kenapa juga kamu shalat dengan duduk?”

Ia pun menjawab bahwa ia sedang menqadha
shalat yang ia tinggalkan selama seminggu. Laki
-laki
itu pun menegur dan menasehatinya
, Sungguh hal ini tidak benar dalam agama
dan haram dilakukan
.” Ia pun tidak menjawabnya, dan
meneruskan mengqadha shalat.

Contoh yang kedua, ketika beliau
bercerita tentang temannya yang tidak
mengetahui
tata cara berwudhu. Suatu ketika ia berwudhu di tempat umum. Di suatu sudut ada seorang anak kecil yang memperhatikannya.
Si kecil pun berkata kepadanya
, “Hai kak, wudhu seperti itu tidak benar.”
Setelah itu si kecil berinisiatif memberitahu tatacara berwudhu yang benar
kepadanya. Langsung ia berkata kepada si kecil tadi
,Pergi sana, kalau tidak, nanti aku tampar kamu.”

Dari pengalaman dan cerita-cerita beliau yang telah kita sebutkan, bisa kita petik hikmah
dan pelajaran:

1. Mengahafal al-Quran saja tidak cukup
untuk menjalankan ib
adah dan kehidupan di dunia ini.

2. Hafal al-Quran tidak bisa dijadikan
sebagai objek
atau cita-cita terakhir, tanpa memahami kandungan dan
isi ayat
-ayatnya.

3. Hafal al-Quran memang memegang peran
yang sangat penting untuk mempermudah mempelajari ilmu
-ilmu syariat lainnya. Karena tidak ada satupun ilmu syariat
yang terlepas dari ayat
-ayat al-Quran dan kandungannya.

4. Objek kritikan penulis tertuju kepada
orang
-orang
yang mencukupkan diri dengan hafalan
al-Quran
, tanpa mempelajari ilmu
-ilmu syariat lain yang menafsirkan dan
menjelaskan kandungan isi al-Quran.
Wallahu a’lam bis shawab.

Kontributor

  • Ali Mahrus Fuad

    Asal Lamongan, Jawa Timur. Sekarang melanjutkan pendidikan S2 di Dar al-Hadis Maroko. Suka banget minum teh.