Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Analogi Syekh Sya’rawi tentang pentingnya perintah shalat

Avatar photo
57
×

Analogi Syekh Sya’rawi tentang pentingnya perintah shalat

Share this article

Perjalanan Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Isra adalah rihlah ardhiyah (perjalanan bumi) dari Masjidil Haram sampai ke Masjidil Aqsa sedangkan Mikraj adalah perjalanan samawiyah (perjalanan langit) dari Masjidil Aqsa sampai naik ke Sidratul Muntaha.

Mayoritas ulama sepakat bahwa peristiwa yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad Saw. ini terjadi setelah beliau diutus menjadi Rasul. Menurut pendapat yang masyhur, terjadi pada tanggal 27 Rajab, pada hari Senin dimana beliau dilahirkan, diangkat menjadi Rasul, hijrah ke Madinah dan wafat.

Ada banyak ulama, ilmuwan dan pakar yang berusaha menyingkap tabir rahasia, pesan dan kesan dari peristiwa Isra Mikraj. Mulai dari mengapa terjadi di malam hari, kenapa mengendarai buraq, kenapa bersama Jibril, sampai kenapa menuju Masjidil Aqsa.

Baca juga: Ditanya Hukum Meninggalkan Shalat, Ulama Mesir Beri Jawaban Mengejutkan

Dari sekian banyak rahasia, pesan dan kesan, yang termasuk pesan dan kesan agung yang dapat diambil dari peristiwa tersebut menurut Sayyid Muhammad al-Maliki dalam kitabnya al-Anwar al-Bahiyyah adalah perintah shalat.

Analaogi Syekh Sya’rawi tentang Shalat

Kewajiban shalat yang diterima Nabi di Sidratul Muntaha, bahkan dengan proses negosiasi berulang-ulang, memiliki nilai filosofis dan pesan simbolis tersendiri. Kewajiban shalat dikhususkan dalam Isra Mikraj merupakan isyarat keagungan faedah shalat. Kewajiban shalat tanpa perantara, bahkan terjadi melalui proses negosiasi yang berulang-ulang.

Mengenai hal ini, mufassir kontemporer dari Mesir Syekh Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi dalam kitab tafsirnya, membuat sebuah analogi tentang shalat.

Baca juga: Orang yang Tidak Boleh Mengikuti Shalat Jamaah

Ketika seorang pemimpin hendak menyampaikan pesan atau tugas kepada bawahannya, pasti ia akan menyampaikannya lewat media-media yang lazim digunakan (seperti telepon, SMS, WA, dsb).

Namun, apabila pesan atau tugas itu mempunyai nilai begitu penting, dia pasti akan langsung memanggil yang bersangkutan, dan menyampaikannya secara langsung tanpa melalui media apapun.

Begitu juga dengan shalat. Allah menyampaikan seluruh ajaran agama Islam kepada Nabi saw melalui media wahyu yang dikirim Malaikat Jibril, kecuali shalat. Allah sendiri yang langsung memanggil dan menyampaikannya kepada Nabi mengingat shalat merupakan kewajiban ibadah yang paling penting dalam sistem keagamaan umat Islam. (Tafsir asy-Sya’rawi, hal. 6364)

Demikianlah analogi Syekh Sya’rawi tentang pentingnya perintah shalat dalam peristiwa Isra Mikraj. Semoga kita dapat memperingati “Hari Ulang Tahun Shalat” dengan lebih memperhatikan waktu, tata cara, dan syarat-ketentuannya. Sudah seharusnya kita saling mengingatkan sesama, dengan semisal bertanya, “Kaifa shollaita?” (bagaimana kabar shalatmu?) Wallahu a’lamu bish showab.

Kontributor

  • Muhammad Ryan Romadhon

    Mahasantri Ma’had Aly Ponpes Al-Iman Bulus Purworejo Jawa Tengah. Sekarang tinggal di Ponpes Al-Iman Bulus Gebang Purworejo Jawa Tengah.