Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Garis Keturunan Ulama Penyebar Islam di Nusantara

Avatar photo
53
×

Garis Keturunan Ulama Penyebar Islam di Nusantara

Share this article

Datangnya Islam ke Nusantara dimulai melalui jalur perdagangan dari Gujarat India yang mayoritas berasal dari keluarga Azamathkhan. Mereka adalah Alawiyyin[1] dari Hadhramaut yang hijrah ke India untuk berdakwah dan berdagang. Di sanalah mereka digelari Azamathkan oleh orang-orang India, yang artinya adalah keluarga terhormat.

Orang pertama yang mendapat gelar tersebut adalah Sayyid Abdul Malik bin Alwi amm Al-Faqih Al-Muqoddam bin Muhammad Shahib Mirbat bin Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Muhajir bin Isya Ar-Rumi bin Muhammad Naqib bin Ali Al-Uraidi bin Ja’far Sodik bin Muhammad Al-Bagir bin Ali Zainal Abidin bin  Sayyidina Husein bin Fatimah Az-zahra binti Rasulullah Saw.

Seperti halnya yang dikatakan salah satu ulama Hadhramaut yang memiliki kredibilitas tinggi dalam ilmu sejarah, yaitu Al-Allamah Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri[2] beliau menuturkan bahwa, Islam yang berada di Nusantara disebarkan langsung oleh keturunan baginda Rasulullah Saw. melalui garis keturunan Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib ra. yang mana rute perjalanannya terlebih dahulu menyinggahi India, yang dalam sejarah dikenal bahwa penyiar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat India.

Namun ternyata para ulama Gujarat India sesungguhnya berasal dari Hadhramaut. Kita pasti mengenal Walisongo yang sukses menyebarkan ajaran agama Islam di Nusantara, Nenek Moyang mereka berasal dari Hadhramaut, mereka adalah Alawiyyin yang datang dari Hadhramaut, mereka merupakan dzuriyatnya Rasulullah  Saw. yang silsilahnya bersambung kepada Imam Ahmad Muhajir bin Isa[3].

Al-Allamah Al-Habib Salim bin Abdullah As-Syatiri menuturkan pula bahwa silsilahnya Walisongo sampai kepada Imam Alwi Amm Al-Faqih Al-Muqoddam bin Imam Muhammad Shahib Mirbat.

Beliau dilahirkan di kota Tarim, tumbuh disana dan menimba ilmu dari ayahnya sejak masa kecilnya hingga mendapat pandangan khusus dari ayahnya. Beliau juga menimba ilmu dari beberapa ulama di antaranya Syeikh Salim ba fadl, Sayyid Al Jalil salim bin Basri, Syeikh Ali bin Ibrahim Al Khatib dan ulama-ulama lainnya.

Sosok yang dermawan bahkan dalam bersedekah selalu mengeluarkan barang-barang yang mahal, memang beliau adalah orang yang memiliki kekayaan dan perkebunan kurma kebanyakannya di daerah Bait Jubair, dalam sedekahnya selalu dalam jumlah yang banyak, di samping sifat beliau yang terpuji.

Oleh karena itulah banyak para Imam Arif Billah yang memuji beliau, beliau dicintai oleh segala kalangan bahkan diyakini keberkahannya oleh kalangan khusus maupun umum, hingga hal ini mengundang iri dengki penguasa yang dzalim kala itu.

Si penguasa menyuruh beberapa orang untuk mendatangi beliau dan memberinya minuman yang beracun, hal ini dilakukan berkali-kali tapi tidak berpengaruh sedikitpun terhadap diri beliau, memang beliau dikenal memiliki banyak kekeramatan.

Imam Alwi Amm Al-Faqih Al-Muqoddam ini yang memiliki 11 putra, dan dari keturunan inilah yang meregenerasikan para ulama yang bertebaran keberbagai penjuru Dunia. Diantara putranya adalah Sayyid Abdul Malik yang kemudian hijrah ke India.

Sayyid Abdul Malik memiliki putra yang bernama Abdullah, lalu Abdullah memiliki putra yang bernama Ahmad Jalaluddin. Dari keturunan inilah yang menjadi penyebar dakwah Islam di Asia Tenggara yang terkenal dengan sebutan Walisongo.

Di dalam kitab Auliyau As-Sarqul Ba’id (Moslem high priests of the far East) Karangan Dr. Basar Al-Ja’fari  disebutkan bahwa nasab keturunan Walisongo berasal dari keturunan Hadhramaut, mereka adalah Alawiyin yang merupakan  keturunan dari  Ahmad Jalaluddin bin Abdullah Azamatkhan bin Sayyid Abdul Malik Al-Gujarati bin Alwi amm Al-Faqih Al-Muqoddam bin Muhammad Shahib Mirbat bin Kholi Qosam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Muhajir bin Isya Ar-Rumi bin Muhammad Naqib bin Ali Al-Uraidi bin Ja’far Sodik bin Muhammad Al-Bagir bin Imam Ali Zainal Abidin bin  Sayyidina Husein bin Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah  Saw. yang diantaranya adalah:

  1. Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) bin Barakat Zainal Alam bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  2. Raden Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) bin Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Antasik Tuban) bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  3. Raden Qosim Syarifuddin (Sunan Drajat) bin Raden Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) bin Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Antasik Tuban) bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  4. Raden Ja’far Shadiq (Sunan Kudus) bin Raden Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) bin Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Antasik Tuban)  bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  5. Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang) bin Raden Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel) Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Antasik Tuban) bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  6. Raden Paku Maulana Muhammad Ainul Yakin (Sunan Giri) bin Maulana Ishaq bin  Ibrahim As-Samarkandi (Sunan Antasik Tuban) bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  7. Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bin Syarif Abdullah bin Ali Nurul Alam bin Jamaluddin Akbar Al-Husaini bin Ahmad Jalaluddin.
  8. Raden Muhammad Syahid (Sunan Kali Jaga) bin Ahmad Sakuri bin Maulana Mansyur bin Ali Nuruddin  bin Ahmad Jalaluddin.
  9. Raden Umar Said (Sunan Muria) bin Raden Muhammad Syahid (Sunan Kali Jaga) bin Ahmad Sakuri bin Maulana Mansyur bin Ali Nuruddin  bin Ahmad Jalaluddin.

Selain Walisongo di atas, ada pula yang menyebarkan Islam di Nusantara, yang merupakan keturunan dari Hadhramaut, yaitu Syekh Datuk Kahfi dan Syekh Datuk Abdul Jalil atau yang lebih dikenal dengan Syekh Siti Jenar (Syekh Lembah Abang) yang silsilah nasab keturunannya bersambung pula kepada Ahmad Jalaludin, seperti Syekh Datuk Abdul Jalil atau yang lebih dikenal dengan Syekh Siti Jenar (Syekh Lembah Abang) bin Syekh Datuk Saleh bin Syekh Datuk Isya bin Ahmad Jalaluddin.

Sedangkan  Syekh Datuk Kahfi bin Syekh Datuk Ahmad bin Syekh Datuk Isya bin Ahmad Jalaluddin. Mereka semua membawa ajaran yang selalu berpegang teguh Kepada para leluhurnya, yaitu bermazhab Syafi’i secara Fiqih, beraliran tasawuf dan Aqidahnya bermanhaj Ahlusunnah Wal Jamaah dengan menganut teologi Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansyur Al-Maturidi, sedangkan manhaj dakwah mereka mengikuti Thariqoh Ba’Alawi.[4]


[1] Keturunan Rosulullah Saw. dari jalur Sayidina Husein ra.

[2] Beliau adalah pemimpin Ribat Tarim, yang merupakan Ribat tertua di Hadhramaut    dan telah melahirkan ratusan ribu ulama di sentereo Dunia.

[3]Adalah generasi ke 8 dari keturunan Sayidatuna Fatimah, Melalui anaknya yaitu Sayidina Husein . Beliau hijrah dari Basrah (Iraq) menuju Hadhramaut pada tahun  pada abad ke 3 H.

[4] Ba’ Alawi adalah salah satu Tarekat yang di nisbatkan kepada Imam Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Muhajir bin Isya Ar-Rumi.

Kontributor

  • Faisal Zikri

    Pernah nyantri di Daarul 'Uulum Lido Bogor. Sekarang meneruskan belajar di Imam Shafie Collage Hadhramaut Yaman. Suka membaca, menulis dan sepakbola.