Berita
Mengapa Ulama Moderat Jadi Sasaran Teroris di Afghanistan?
Sejak awal Juni, sudah dua ulama moderat Afghanistan menjadi korban terorisme dalam serangan bom yang menargetkan tempat ibadah umat Islam. Parahnya lagi, bom itu diledakkan tepat saat shalat didirikan.
"Apa yang membuat kita berpikir," tulis Aghanistan Time pada Sabtu (13/6), "adalah bahwa hampir semua ulama yang menjadi sasaran adalah tokoh-toko agama terkemuka yang menyuarakan anti kekerasan dan suara mereka didengar oleh sebagian besar masyarakat."
Selama berabad-abad, orang-orang Afghanistan melestarikan budaya mereka yang memberikan rasa hormat tinggi kepada para ulama Islam. Selain politisi, ulama dianggap sebagai tokoh penting dan berpengaruh di masyarakat.
Pada Selasa (2/6) imam besar masjid Wazir Akbar Khan Kabul, Mauwlana Mohammed Ayaz Niazi terbunuh bersama seorang jamaah dalam aksi kekerasan serupa. Bom ditempatkan di dalam masjid dan meledak ketika beliau masuk untuk memimpin shalat.
Mawlana Ayaz Niazi merupakan alumni Universitas Al-Azhar Mesir dan menjadi dosen kajian Islam di Universitas Kabul.
Beliau salah satu ulama sunni yang selalu mengutuk segala jenis ekstremisme dan diskriminasi. Dia mengajak masyarakat Afghanistan untuk menjalani kehidupan yang damai tanpa konflik.
Kemudian serangan pada hari Jumat (12/6) yang menargetkan seorang imam di dalam sebuah masjid di ibukota Kabul, mengejutkan masyarakat Afghanistan.
Maulavi Azizullah Mufleh, sang Imam masjid, bersama dengan tiga jamaah lainnya terbunuh setelah bom yang ditempatkan di dalam masjid meledak tepat saat salat Jumat. Selain mereka yang meninggal, hampir sepuluh jamaah lainnya cidera dan luka-luka.
Serangan bom itu dikutuk oleh beberapa organisasi dan tokoh-tokoh terkemuka di negara itu. Para duta besar dari berbagai negara di Kabul mengecam keras serangan terhadap orang-orang tak bersalah yang tengah menunaikan ibadah.
Untuk membungkam suara para Ulama yang sepanjang waktu mengampanyekan pesan-pesan damai dan mengingatkan masyarakat agar menghindari ekstremisme, tampaknya ada sebuah permainan baru yang dilakukan oleh musuh-musuh Afghanistan.
Ketika masyarakat Afghanistan menaruh perhatian lebih pada saran dan dakwah kedamaian, pihak-pihak yang menginginkan bila Afghanistan berubah menjadi negara damai yang diimpikan oleh para ulama moderat.
Dalam sejarahnya, ulama-ulama Afghanistan yang menyuarakan perdamaian dan moderatisme selalu menjadi ancaman bagi pihak-pihak yang menginginkan negara itu terus dilanda perang.
Salim Hussaini, seorang ulama di Kabul mengatakan, "Dengan menargetkan tokoh-tokoh moderat, mereka ingin membuka jalan bagi ideologi ekstremis dan fundamentalis."
"Jika mereka percaya pada Allah, mereka tidak akan pernah menyerang para ulama," ujar Abdul Dayan Zahid, ulam Afghanistan yang lain.
Saat ini Afghanistan tengah dalam proses menuju perdamaian lewat perundingan antara pemerintah dan Taliban yang sedianya akan diselenggarakan pada bulan Juni ini. Apabila sukses, negosiasi ini akan mengakhiri perang yang sudah berkecamuk di negara itu selama 19 tahun.
Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.