Sebuah rahasia tersembunyi di dalam surat Al-Fatihah yang sangat jarang orang ketahui. Rahasia ini begitu sederhana namun merupakan kunci pembuka dari terciptanya alam semesta.
Ia mengandung nama Allah yang ‘dengan-Nya’ sesuatu tercipta dan ‘dengan-Nya’ sesuatu akan tercipta.
Imam Nasafi, seorang cendikiawan Islam abad pertengahan dari Samarkand pernah berkata, “Semua rahasia Al-Qur’an ada dalam Al-Fatihah, dan semua rahasia Al-Fatihah, ada dalam 19 huruf…”
Setiap surat, ayat bahkan huruf dalam Al-Qur’an pasti memiliki rahasia, namun Al-Fatihah memang berbeda. Namanya mengandung makna pembuka, gelarnya adalah Asy-Syafiyah (Penyembuh) dan Al-Kafiyah (Yang Mencukupkan); Isyarat bahwa surat ini memang pelipur lara dan pencukup dari kekurangan yang melanda
Nabi Muhammad Saw mensabdakan bahwa Al-Fatihah adalah surat terbaik dalam Al-Qur’an dan bahkan ia merupakan sebuah surat yang tidak pernah diturunkan kepada umat para nabi sebelum Muhammad.
Al-Fatihah mengisyaratkan kandungan Al-Qur’an. Setiap ayatnya menjabarkan tentang prinsip dan tujunan ajaran agama yang meliputi akidah, ibadah, syariah dan keyakinan atas hari akhir.
Surat ini dinamakan Al-Fatihah karena letaknya yang berada di awal Al-Qur’an. Jika kita menganalogikan dengan sebuah buku, di dalam pembukaan sebuah buku, biasanya dijelaskan secara global mengenai isi buku tersebut.
Begitu juga dengan Al-Quran. Seluruh isi kandungan Al-Quran, secara garis besar dijelaskan dalam surat yang terdiri dari 7 ayat ini. Oleh karenanya, Al-Fatihah juga dinamakan sebagai ummu al-kitab, Induknya Quran.
Jika Al-Qur’an diibaratkan kota ilmu, maka Al-Fatihah tentu merupakan pintunya.
Selayaknya pintu, ia memiliki kunci sebagai wasilah untuk menyingkap semua kejadian di balik kota tersebut.
Lalu, apa kunci dari Al-Fatihah yang sekaligus kunci dari terbukanya rahasia-rahasia Al-Qur’an?
Simak penjelasan Syekh Solahuddin Fahkry, seorang ulama asal Lebanon yang akan menjabarkan rahasia penting dari Al-Qur’an disertai ijazah menghilangkan kegalauan dan kegundahan.
Hanya di Sanda Media, “Baca, Sebelum Bicara”