Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Tingkatan Bucin ala Abi Quraish Shihab

Avatar photo
32
×

Tingkatan Bucin ala Abi Quraish Shihab

Share this article

Sungguh tak terasa bahwa kita sudah mengenyam
pendidikan dari sejak dini, mulai dari tingkat TK, SD, MTS, MA sampai memasuki
jenjang perkuliahan. Pastinya ada banyak sekali pengalaman dan pelajaran juga nasihat
dari pada guru-guru kita. Entah dari tamatan umum sampai basis pesantren, pasti
mempunyai cerita yang unik.

Saya jadi teringat waktu masih zaman-zaman
pesantren dulu. Belajar bersama dengan sahabat-sahabat, makan satu nampan, mau
mandi saja juga giliran, ngantr
i makan
sampai senang dan sedihpun kami rasakan bersama. Sampai pada titik asmara.

Saya ingin bercerita, waktu itu masih duduk di
bangku 3 (tiga) MTS bersama sahabat-sahabat yang lain. Ada salah satu sahabat
saya yang ternyata menyimpan rasa sejak lama di hatinya untuk disampaikan kepada
pujaan hatinya tapi belum ada kesiapan mental. “Cinta
yang terhalang oleh dinding pesantren,” demikian biasanya kita sering menemukan
guyonan ala santri. Kalau begini kira-kira sudah bucin, nggak ya?

Karena kita sering sekali menemukan
sahabat-sahabat yang terkadang sering membuat kita tertawa, ada yang kalau
cerita bawaannya sedih saja, ada yang serius, bahkan ada yang sampai taraf
bucin alias budak cinta. Mungkin kalau saya bisa katakan panggilan akrabnya
seperti perkataan tentang cinta tapi agak lebay.

Sampai saat ini pun kita masih menemukan
sahabat-sahabat kita yang terkadang di Whatsapp grup masih saja ada yang bucin.
Minimal dalam satu almamater bisa dipastikan ada salah satu atau beberapa orang
yang berbucin ria supaya enggak sepi-sepi amat. Bucin yang kita pahami
itu ternyata berbeda loh dengan bucin Ala Abi Quraish Shihab.

Dalam laman youtube Channel Mata Najwa yang saya
ikuti, Mbak Najwa Shihab pernah menyajikan konten video, mungkin bisa dikatakan
seperti Q & A. Isinya berbincang santai ala Shihab and Shihab, kolaborasi sang
ayah dan anak.

Video itu berisi tema-tema tentang  pesan kehidupan sehari-hari, mulai dari jodoh
pasti bertemu, berbisnis dengan Allah, memuliakan perempuan dan termasuk budak
cinta
ini yang berdurasi sekitar 43.45 menit.

Nah menurut saya ini adalah konten video yang
sangat reccomended bagi para kaum al-buciniyyah di manapun
berada. Because that is not about chatting, but there are many advices so important
for us.

Setelah saya coba menonton video ini sampai
tuntas, akhirnya ada oleh-oleh yang bisa kubawa pulang dari bincang-bincang Mba
Najwa Shihab dan Abi Quraish Shihab yang dihadiri juga Mas Hanung Bramantyo dan
Mbak Zazkiya Mecca.

Dari video itu, Abi Quraish menjelaskan dengan
sangat gamblang tahapan cinta seseorang. Ada empat poin yang diklasifikasikan
tingkatannya oleh Abi Quraish Shihab:

Pertama: shabâbah. Artinya, seseorang
yang berusaha menuangkan rasa cintanya kepada orang yang dituju namun belum
tentu terbalas.

Kedua: syaghaf. Artinya, cintanya sudah
melekat pada dirinya sehingga sering kali dia memikirkannya. Kisah asmara cinta
Siti Zulaikha kepada Nabi Yusuf as. masuk dalam kategori ini.

Ketiga: gharam atau hawâ. Artinya,
cintanya melekat hingga tersungkur jatuh.

Keempat: tatayyum. Artinya, cinta dia sudah
sampai pada taraf memperhamba diri hingga menyingkirkan segala sesuatu demi
orang yang dicintainya, alias budak Cinta.

Inilah yang bisa saya rangkum setelah menonton
video Shihab & Shihab. Ternyata pemaparan bucin ala Abi Quraish, bisa kita
jadikan nasihat untuk diri kita masing-masing dalam kehidupan self reminder.
Seseorang past pernah merasakan pada tahap ini. Ketika rasa cinta sudah mulai
tumbuh untuk disampaikan kepada orang yang dicintainya, maka sebaiknya kita
memahami apa yang disampaikan oleh Abi Quraish ini. Karena cinta itu butuh
perjuangan dan pengorbanan, bung.

Pada akhirnya, tingkatan-tingkatan cinta di
atas seyogianya mengingatkan kita bahwa  selain kecintaan kepada sesama makhluk, ada Allah
swt. selalu ada untuk kita.

Pada salah satu pepatah Arab mengatakan :

 إذا
أَحبَّ الله عبداً ابتلاه ، فإن صبر اجتباه ، وإن رضي اصطفاه

“Jika Allah swt. mencintai seseorang maka
ia akan mengujinya. Kalau orang itu sabar, maka Dia akan menjadikannya mulia.
Dan jika ia ridha (rela) maka Dia akan menjadikannya sebagai orang pilihan yang
istimewa.”

Begitupun kita sebagai umat Nabi
Muhammad
saw. yang selalu kita rindukan di setiap pujian-pujian kasidah yang
kita lantunkan dengan syahdu di malam Jum’at. Semoga kita selalu dalam naungan
Allah swt. Amin.

Kontributor

  • Muhamad Reja Najib

    Mahasiswa di Universitas Hassan II Ain Chock Casablanca Maroko, Jurusan Ilmu Akidah dan perbandingan Agama.