Nama Syekh Mahmud Khalil al-Hushari tidak asing lagi bagi warga masyarakat Mesir. Rekaman murottal Al-Qur’an beliau diputar sepanjang hari di rumah-rumah warga, warung, toko, mobil dan angkutan umum, radio, televisi, dan masjid.
Bacaan murottal al-Qur’an Syekh Mahmud Khalil al-Hushari menjadi rujukan para qurra’ baik di negara-negara Arab maupun di luar Arab. Beliau menjadi rujukan dari segi tajwid, makharijul huruf, kemudian dari segi di mana harus memulai membaca (ibtida’) dan kapan harus berhenti (waqaf), dari segi adā’-nya, kapan perlu menaikan tekanan suara bacaan, dan kapan menurunkannya.
Setiap guru tahsin Al-Qur’an pasti akan merekomendasikan para muridnya untuk mendengarkan bacaan beliau.
Dr. Aiman Rusydi Suwaid, pakar dan muhakkik dalam bidang ilmu Tajwid dan Qiraat asal Suriah sering mewanti-wanti di setiap pengajarannya agar siapa saja yang ingin membaca, menghafal, dan belajar al-Quran dengan bacaan yang benar, hendaklah mendengarkan murottal bacaan Syekh Mahmud Khalil al-Hushari.
Bacaannya pelan, tenang, penuh dengan penghayatan. Membuat orang yang mendengarkannya terbawa dalam lantunan ayat-ayat yang dibacanya. Orang yang tak paham artinya pun seakan mampu bisa menghayati makna dan isi pesan bacaan al-Qur’an yang dibacakannya.
Beliau dilahirkan pada 17 September 1917 di sebuah desa bernama Shubra an-Namlah, Thanta, provinsi Gharbiyyah, Mesir.
Pada usia 8 tahun, beliau telah hafal seluruh Al-Qur’an sempurna dengan tajwidnya.Kemudian beliau masuk ke sekolah Al-Azhar untuk belajar qiraat ‘asyr (sepuluh) serta mengambil ijazah sanad dalam disiplin ilmu Qiraat.
Baca juga: Umm Kulsum, Pelantun Quran yang Sukses Jadi Musisi Besar
Pada tahun 1960 M, beliau terpilih menjadi Syekh ‘Umum al-Maqari’ al-Mishriyyah. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai pengawas di Majma’ al-Buhust al-Islamiyyah Al-Azhar, ketua Lajnah Pentashih Mushaf al-Qur’an, dan penasehat untuk urusan al-Qur’an di Kementerian Wakaf Mesir.
Tahun 1961 M, Syekh Mahmud Khalil al-Hushari merupakan orang yang pertama kali melakukan rekaman bacaan murottal dengan riwayat bacaan Imam Hafs dari Ashim. Kemudian juga rekaman dengan riwayat dari bacaan qiraat ‘asyr. Di antaranya riwayat Imam Warsy, Imam Qalun, Imam ad-Duri.
Rekamannya disiarkan di radio-radio Mesir. Sekitar 10 tahun lamanya hanya rekaman suara murottal beliau yang diputar di radio, serta diputar di setiap menjelang adzan shalat fardhu dan shalat Jum’at.
Beliau juga dipilih menjadi ketua Persatuan Qari’ Dunia. Beliau telah melakukan kunjungan safar mengelilingi beberapa benua dunia; Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika.
Syekh Nabil pernah menceritakan bahwa tidak pernah Syekh al-Hushari berkunjung ke suatu negara kecuali pasti ada orang non-muslim yang bersyahadat setelah mendengarkan bacaannya.
Di antara karangan beliau yang terbukukan ada 12 kitab dalam bidang disiplin ilmu al-Qur’an:
– Ma’a al-Quran al-Karim.
– Ma’alim al-Ihtida’ fi al-Waqf wa al-Ibtida’.
– Al-Qira’at al-‘Asyr min asy-Syatibiyyah.
– Ahsan al-Atsar fi Tarikh al-Qurra’ al-Arba’ah ‘Asyar.
– Al-Sabil al-Muyassar fi Qira’ah al-Imam Abi Ja’far.
– Fath al-Kabir fi al-Isti’adzah wa al-Takbir.
– Ahkam Tilawah al-Qur’an al-Karim
– Riwayah al-Dury ‘an Abi ‘Amr ibn al-‘Ala al-Bashri.
– Nur al-Qulub fi Qira’ah al-Imam Ya’qub.
– Riwayah Warsy ‘an al-Imam Nafi’ al-Madani.
– Riwayah Qalun an-Nafi’.
– Rihlati fi al-Islam.
Syekh Mahmud Khalil al-Hushari wafat pada hari Senin, 24 November 1980 M bertepatan pada 16 Muharram 1401 H, selesai menunaikan shalat Isya’ dari kepulangannya melaksanakan ibadah haji di Haramain.
Syekh al-Hushari mempunyai rumah tahfidz yang tersebar hampir di seluruh provinsi di Mesir. Beliau juga memiliki panti asuhan anak yatim, Ma’had Azhariyah al-Hushari, taman kanak-kanak, perkebunan, sawah dan ladang, rumah dan fasilitas untuk pengurusan jenazah dan lansia, serta rumah sakit dan pusat kesehatan al-Husari. Rahimahullah rahmatan wasi’ah.
Baca juga: Membela Keragaman Qira’at Al-Qur’an dari Para Pengingkarnya
Kairo, 24 November 2020.
Dirangkum dari majalah buku al-Hushari, oleh-oleh saat ziarah ke masjid dan museum Syekh Mahmud Khalil al-Hushari, serta beberapa penjelasan oleh putri beliau Hajjah Yasmin al-Hushari.