Syekh Ramadhan Al-Buthi mewanti-wanti bahwa tidak sedikit orang yang masih belum betul-betul memahami hakekat dari syirik kecil atau syirik khafi. Bahkan sebagian hanya membatasinya pada persoalan tawasul dan istighasah.
“Sedangkan esensi syirik kecil yang jauh lebih penting, justru tidak mereka bicarakan,” terang Syekh Ramadhan Al-Buthi.
Syekh Al-Buthi menegaskan, “Yang lebih penting untuk dibahas adalah engkau mengikutkan keakuanmu dalam perbuatanmu ketika engkau sedang menyeru kepada Allah SWT.”
Banyak orang belum dapat berlepas dari bahaya syirik khafi semacam ini dalam apapun bentuknya. “Kita berjuang demi diri kita dan mencampuradukkannya dengan berjuang demi Allah,” lanjut beliau.
“Kita membela diri kita dan mencampurnya dengan membela Allah.”
Banyak orang selalu ingin mendapatkan keuntungan dengan mengatasnamakan berjuang demi Allah. “Padahal kita tahu bahwa berjuang seharusnya hanya demi Allah.” imbuh beliau.
“Bukankah hal-hal semacam itu yang dilarang Allah kepada kita?” tanya beliau kemudian.
Seorang hamba akan menjadi pribadi yang lembut, santun dan penyabar sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika dia dapa menyingkirkan kepentingan dirinya dan tidak menganggapnya sama sekali.
Jika sudah berhasil menjadi hamba yang lembut, dia tidak mungkin kaku dan keras dalam bergaul dengan sesama umat manusia dan tidak mungkin pula akan berbuat jahat. “Tidak mungkin dia tega mempersulit bila dia bisa mempermudah urusan orang lain.” kata beliau.
Syirik khafi atau syirik kecil tersembunyi ibarat penyakit mematikan yang dapat menyebabkan hilangnya pahala ibadah seseorang. Salah satu contoh populer dari syirik kecil adalah berlaku riya dan pamer dalam beramal atau melakukan kegiatan apapun saja.
Syekh Ramadhan Al-Buthi kemudian menceritakan satu kisah berkenaan dengan syirik kecil. Pernah seorang Yahudi menyimpan dengki dalam hatinya terhadap Imam Asy-Syafi’i. Pada suatu kesempatan, dia menemui beliau di mana saat itu tidak ada orang lain kecuali mereka berdua saja.
Orang Yahudi itu memegang jenggot Imam Asy-Syafi’i dan bertanya, “Wahai Imam, manakah yang lebih mulia, jenggotmu ini atau ekor anjing?”
Imam Asy-Syafi’i memberikan jawaban yang tidak diduga sama sekali oleh Yahudi tadi. Simak kisah selengkapnya dalam paparan Syekh Ramadhan-Buthi tentang makna syirik kecil dalam video garapan Tim Youtube Sanad Media.