Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kisah Keutamaan Shalawat, Seorang Pemabuk Masuk Surga

Avatar photo
40
×

Kisah Keutamaan Shalawat, Seorang Pemabuk Masuk Surga

Share this article

Shalawat adalah bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw. Siapapun boleh menyampaikan penghormatan kepada Nabi dengan membaca shalawat, tanpa terkecuali.

Allah dan para malaikat-Nya menyampaikan penghormatan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan bershalawat.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56)

Membaca shalawat memiliki keutamaan yang agung. Nabi menyampaikan bahwa barang siapa yang membaca shalawat sekali, maka Allah akan memberikan rahmat kepadanya dengan sepuluh kali lipat.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” مَنْ صَلَّى عَلَيَّ مَرَّةً وَاحِدَةً، كَتَبَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah mencatat baginya sepuluh kebaikan.” (Musnad Ahmad, 12/520)

Shalawat Tidak Butuh Niat

Membaca shalawat tidak membutuhkan niat dan ketulusan hati sebagaimana perbuatan-perbuatan yang lain. Karena bershalawat memiliki ketersambungan secara langsung dengan pribadi yang agung, yaitu Nabi Muhammad Saw.

Dengan bershalawat hati menjadi tenang dan tersinari oleh rahmat, dosa-dosa terhapus, dan aib-aib tertutupi.

Shalawat adalah salah satu jalan bagi orang yang hendak menuju Allah Swt, karena merupakan bagian dari bentuk zikir.

Berzikir menggunakan shalawat berarti mengagungkan Nabi Muhammad sekaligus Allah Swt, dalam satu tarikan nafas. Sangat beruntunglah orang yang membaca shalawat.

Keutamaan Shalawat kepada Nabi

Berikut adalah cerita tentang keutamaan shalawat yang didapatkan oleh seorang pemabuk.

Diceritakan dalam kitab Tanqih Al-Qaul fi Syarh Lubab Al-Hadits karya Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani, bahwa seorang sufi mempunyai tetangga seorang pemabuk.

Si pemabuk bukan sekedar pemabuk biasa tapi sudah masuk pada tahap pecandu yang selalu menzalimi diri sendiri setiap hari, tanpa mengenal waktu.

Suatu hari sang sufi menasehatinya agar tidak berfoya-foya dan mabuk-mabukan, serta menyuruhnya agar segera bertobat kepada Allah Swt.

Sang pemabuk tidak mengindahkan nasihat tersebut dan tetap melakukan kebiasaan mabuk-mabukan setiap hari.

Baginya, nasehat yang disampaikan oleh sang sufi tak lebih hanya bak kicauan burung yang masuk dari telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

Tidak berselang lama setelah itu, si pemabuk meninggal dunia. Setelah semua urusan persemayaman dilaksanakan, sang sufi bermimpi melihat dia berada di tempat yang sangat mulia, memakai permata hijau yang berasal dari surga, dan memakai pakaian kemuliaan dan keagungan.

Dalam mimpinya, sang sufi terheran-heran melihat keadaan pemabuk itu. Dia bertanya kepadanya, “Atas sebab apa kamu mendapatkan posisi yang agung seperti ini?”

Ia pun menjawab, “Suatu hari aku menghadiri sebuah majelis zikir. Di sana aku mendengar seorang ulama menyampaikan bahwa barang siapa yang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. dengan suara yang keras, maka baginya surga. Sejurus kemudian, ulama tersebut mengeraskan suaranya ketika membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Seketika itu pula aku ikut mengeraskan suara bersama para hadirin. Pada saat itulah kami semua mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah Swt. Hal tersebut sungguh merupakan nikmat terbesar bagiku.”

Cerita di atas bukanlah bertujuan untuk membenarkan dan melegalkan perbuatan maksiat yang dilalukan seseorang, namun dapat diambil hikmah bahwa bershalawat kepada Nabi dapat mengantarkan kita kepada ampunan-Nya dan bahkan mendapatkan surga-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam.

Kontributor

  • Rozi Nawafi

    Ahli ilmu qira'at Al-Qur'an Asyrah al-mutawatirah bersanad sampai kepada Nabi. Wakil koordinator pendidikan dan pengajian di Pesantren Darussalam Keputih Surabaya dan pengisi acara Kiswah Tv 9 Nusantara NU Jatim. Penulis buku “Mengarungi Samudra Kemuliaan 10 Imam Qira’at.”