Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Begini Cara Gus Baha Mendidik Anak

Avatar photo
29
×

Begini Cara Gus Baha Mendidik Anak

Share this article

Gus Baha memiliki tips khusus bagaimana cara mendidik anak sesuai tuntunan Al-Qur’an dan para nabi. Selain mengajarkan kebaikan nilai-nilai Islam, orang tua sudah semestinya juga menanamkan kalimat tauhid.

Gus Baha mewanti-wanti orang tua agar memandang anak bukan hanya sebatas status ikatan keturunan saja. Tapi juga dilihat sebagai sosok yang akan menjadi pewaris dan penerus kalimat tauhid di dunia ini.

Maka dari itu ketika seorang anak sudah bisa baca “Allahu akbar”, mau menirukan sujud beserta bacaannya saat shalat, ini sudah luar biasa dan harus dipertahankan.

Kiai bernama lengkap KH. Bahauddin Nursalim itu selalu mengasihi dan tidak mengekang anak. Bahkan beliau menekankan agar anak jangan sampai dibentak dan dimarahi.

Baca Juga: Pesan Gus Baha, Bahaya Ngaji tanpa Guru

Didikan tidak sehat seperti itu akan menyebabkan anak trauma dan bisa berakibat buruk kedepannya. Kefatalan ini bisa mengubah cara pandang anak kepada orang tuanya.

Ketika apa-apa saja serba dilarang seorang anak akan balas mencari sumber kenyamanan dan kebahagiaan di luar keluarganya sendiri. Sehingga anak sulit mengidolakan kedua orang tuanya sendiri.

Apabila keinginan anak bisa ia peroleh dari orang lain (keluarga) yang tidak sholat. Maka ia akan mengidolakan keluarga yang tidak sholat daripada mengidolakan keluarganya sendiri.

Maka di sini lah rahasia didikan para nabi terdahulu, yaitu memberikan kelonggaran kepada anak-anaknya. Tapi satu hal yang mesti digarisbawahi adalah semua itu muaranya untuk mengawal kalimat tauhid dan kebenaran-kebenaran Islam.

Minimal seorang anak jangan sampai kecewa dengan bapakanya.” terang Gus Baha

Kita bisa lihat bagaimana ahwal Nabi Muhammad Saw. ketika punggung beliau dinaiki oleh kedua cucunya—Hasan dan Husein— saat tengah sholat. Ahwal Nabi tetap diam dan tidak memarahi kedua cucunya.

Karena Nabi tahu ada sesutau yang spesial pada sosok kedua cucunya itu, yaitu pewaris kalimat tauhid. Sehingga kalimat itu dijadikan abadi pada keturunan-keturunannya.

وَجَعَلَهَا كَلِمَةًۢ بَاقِيَةً فِىۡ عَقِبِهٖ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُوۡنَ

Artinya: “Dan (Ibrahim) menjadikan (kalimat tauhid) itu kalimat yang kekal pada keturunannya agar mereka kembali (kepada kalimat tauhid itu).” [QS. Az-Zukhruf 25:28]

Gus Baha memberikan poin penting tentang kalimat tauhid sebagai kalimat kebenaran yang universal dan absolut. Oleh karena itu, beliau menghormati anaknya, sebab anaknya lah yang kelak akan meneruskan kalimat tauhid tersebut.

Baca Juga: Syekh Yusri: Cara Mendidik Anak Mencintai Nabi Muhammad

Beliau juga menasehatkan agar orang tua jangan sampai memarahi anak apalagi sampai bertindak kasar dan memukul. Menurut Gus Baha perlakuan itu bisa bikin kualat.

Bagaimana bisa memukul ketika saya selalu ingat bahwa ia adalah umatnya Nabi Muhammad Saw. yang kelak akan menjadi penerus agama Islam,” ungkapnya.

Pesan inti Gus Baha yang mesti ditanamkan oleh setiap keluarga dalam mendidik anak adalah latihlah sekuat-kuatnya bahwa Lailaha Illallah adalah kalimat spesial.

Kontributor