Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Ibadah

Niat puasa Ramadhan: lafal, syarat dan beberapa permasalahan seputar niat

Avatar photo
35
×

Niat puasa Ramadhan: lafal, syarat dan beberapa permasalahan seputar niat

Share this article

Niat adalah salah satu rukun dalam ibadah puasa, tidak sah puasa kecuali adanya niat. Umumnya, niat dalam ibadah dilakukan ketika perbuatan tersebut dikerjakan (muqaranah), seperti niat salat ketika takbir.

Namun ada beberapa pengecualian seperti puasa, karena sulit untuk muqaranah antara awal terbit fajar dengan niat maka niat pada puasa wajib didahulukan sebelum fajar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya seluruh amal tergantung kepada niatnya.”

Syarat sah niat puasa Ramadhan

Syarat-syarat untuk sahnya niat puasa Ramadhan:

1. Niat di dalam hati. Tidak disyaratkan harus melafalkannya. Namun dianjurkan agar lidah membantu hati dalam berniat atau bahasa sederhananya, “lidah membimbing hati”.

2. Satu niat untuk satu hari puasa. Maka tidak sah satu niat untuk satu bulan puasa Ramadhan, karena puasa satu hari itu adalah ibadah tersendiri sehingga niatnya juga masing-masing.

Namun menurut Imam Malik, boleh berniat sekali untuk satu bulan. Maka untuk kehati-hatian kita dianjurkan berniat pada malam pertama bulan Ramdhan untuk satu bulan puasa, namun tetap berniat setiap harinya nanti untuk setiap puasa. Faedahnya adalah andai kata suatu hari nanti kita lupa berniat maka niat pertama tadi telah memadai dengan syarat ketika berniat tersebut kita meniatkan di hati untuk mengikuti (taqlid) imam malik.

Namun perlu diperhatikan bahwa menurut mazhab Maliki, puasa orang yang makan dan minum dalam keadaan lupa adalah batal. Kalau dia makan atau minum dalam keadaan lupa ketika hari yang dia lupa berniat di malam harinya maka puasanya batal.

3. Wajib berniat di malam hari, yaitu antara setelah terbenamnya matahari dan terbit fajar (waktu subuh). Seandainya seseorang berniat sebelum matahari tenggelam atau ketika matahari tenggelam atau ketika terbit fajar (waktu subuh) maka hal itu tidak sah. Hal ini berdasarkan riwayat Imam ad-Daruquthni:

من لم يبيت الصيام قبل الفجر فلا صيام له

“Siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar (ketika malam hari) maka dia tidak memiliki puasa.”

4. Ta’yin niat. Maksudnya menjelaskan tentang puasa apa, seperti “puasa Ramadhan”. Maka tambahan kata-kata “ada’, ghad, fardhiyyah, dan penyandaran kepada Allah, semuanya adalah sunnah.

Lafal niat puasa Ramadhan

Niat minimal puasa Ramadhan:

نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ

Nawaitu shauma ramadhan.

Artinya: “Aku niat puasa Ramadhan.”

Untuk sempurnanya niat, (dianjurkan):

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ للهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghaddin ‘an adaa’i fardhi ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala.

Artinya, “Aku niat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu Ramadhan pada tahun ini karena Allah ta’ala”

Tambahan niat malam pertama Ramadhan sebagai kehati-hatian:

نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شْهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيدًا لِلْإِمَامِ مَالِك فَرْضًا لِله تَعَالَى

Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil-imam malik fardhan lillahi ta’ala.

Artinya, “Aku niat puasa untuk satu bulan Ramadhan tahun ini karena taqlid (mengikuti) imam malik, fardhu karena Allah ta’ala”.

Beberapa permasalahan seputar niat puasa

1. Seandainya seseorang ragu apakah dia berniat sebelum fajar (sebelum subuh) atau setelahnya, maka puasanya tidak sah, karena secara asal dia belum berniat. Namun dia wajib menahan makan dan minum sampai maghrib dan juga wajib mengqadha nantinya setelah Ramadhan.

2. Seandainya seseorang telah berniat, lalu dia ragu apakah fajar telah terbit atau belum, maka puasanya sah, karena asalnya adalah malam tetap ada.

3. Seandainya seseorang ragu di siang hari, apakah dia berniat di malam hari atau tidak, kemudian dia ingat setalah itu bahwa dia memang berniat di malam hari, maka sah puasanya. Baik ingatnya segera atau lambat, bahkan kalaupun ingat menjelang maghrib, karena keraguan hilang sebelum ibadah puasa selesai. Namun kalau dia tidak ingat, atau ingat setelah maghrib maka puasanya tidak sah.

Ketiga permasalahan di atas hampir sama namun ada titik perbedaan, semoga bisa kita pahami dengan baik.

Beberapa pertanyaan:

1. Apakah wajib mengulangi niat setelah bangun tidur jika telah berniat sebelumnya? Tidak.

2. Apakah makan, minum, bersetubuh dan tidur setelah berniat puasa akan membatalkan puasa? Tidak.

3. Apakah niat wajib dilakukan setelah pertengahan malam hari? Tidak, kapan pun melakukan niat di malam hari maka sah puasanya dengan ketentuan yang telah ditulis di atas.

Kontributor

  • Afriul Zikri

    Mahasiswa Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dengan mengambil fakultas Syariah Islam. Asal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Alumni Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang, Sumatera Barat.