Pemimpin
Kufah, Ubaidillah bin Ziyad mendengar berita keberangkatan Husein lantas meminta keputusan kepada Yazid.
“Cari
Muslim bin Aqil, kalau bisa bunuh dia!” suruh Yazid kepadanya.
Muslim
saat itu bersembunyi di rumah seorang bernama Hani’ bin Urwah. Dia lebih memilih tiada henti berpesan kepada penduduk Kufah agar terus menjaga persatuan dan menghindari perpecahan.
Seiring berjalannya waktu, terciumlah keberadaan Muslim atas
laporan seorang budak dari Bani Tamim yang melihatnya di rumah Hani’.
Tak
lama kemudian Ibnu Ziyad beranjak dari kantornya untuk langsung menemui Hani’.
Hani’
bersikukuh tidak memberitahukan keberadaan Muslim, tetapi Ibnu Ziyad terus
memaksanya. Setelah putus asa, dia pun memukul dan menamparnya hingga tercucur darah dari
hidungnya kemudian memenjarakannya.
Setelah
mendengar berita ini, Muslim mengumpulkan para penduduk Kufah sebanyak 4000 pasukan di bawah panji berwarna hijau dan merah. Mereka
lalu berangkat menuju kantor Ibnu Ziyad.
Ibnu
Ziyad tak tinggal diam. Dia mengutus sekelompok orang untuk mendatangi penduduk Kufah dan mengancam mereka karena menolong Muslim bin Aqil. Mereka juga diancam akan dibunuh.
Ultimatum itu berhasil. Tidak tersisa dari pasukan Muslim kecuali
30 orang saja yang nantinya mereka pun meninggalkan Muslim sebatang kara untuk
menghadap Ibnu Ziyad.
Muslim
memutuskan untuk singgah di salah seorang rumah penduduk yang bernama Taw’ah
untuk setidaknya makan sesuap demi menghilangkan rasa laparnya.
Setelah
mengintai keberadaan Muslim, Ibnu Ziyad mengutus bala tentara berjumlah 80
penunggang kuda untuk mengepung rumah itu.
Mereka meringsek ke
dalam rumah, tapi Muslim sendiri berhasil memukul mundur mereka.
Terjadi perlawanan di luar rumah yang tak
adil. Satu lawan 80, Muslim sendirian melawan tentara Ibnu Ziyad. Usai melawan dengan sengit, Muslim akhirnya takluk
dengan bersimpuh darah pada wajah dan bibirnya.
Kekalahan tak dapat dihindari. Muslim diseret
ke hadapan Ibnu
Ziyad dan ia pun terbunuh olehnya.
Tetapi
sebelum Muslim terbunuh, ia sempat mengutus utusan bernama Iyas bin Abbas untuk
memberi kabar kepada Husein beserta Ahlul bait agar jangan pergi ke Kufah
karena penduduknya telah menipu, berdusta dan membunuhnya.
Nantinya
pesan ini akan sampai kepada Husein setelah keberangkatannya dari Makkah, dan tepatnya
ketika dia sampai di daerah bernama Zabalah (jarak perjalanan 4 malam untuk ke
Kufah).