Setelah
berita kematian Muawiyah tersebar ke seantero jagat, muncul percikan politik
yang disebabkan pembaiatan serta pemberian jabatan kekhalifahan Dinasti Muawiyah kepada Yazid, putra Muawiyah.
Sontak
keputusan ini mengundang amarah serta penolakan dari mayoritas Ahlul bait dan
para pembesar sahabat yang masih hidup. Sosok Yazid dinilai tidak pantas mengemban pemerintahan karena gaya hidup serta usia yang masih dini.
Tak
heran juga, Rasulullah jauh-jauh hari sudah memprediksi kejadian ini.
Dalam
hadits yang diriwayatkan Rawyani di kitab Musnadnya, dari Abu Dzar dia mendengar Rasulullah saw. bersabda:
أول من يبدل سنتي رجل من بني أمية يقال له يزيد
“Orang pertama yang akan menentang
sunnahku ialah seorang lelaki dari Bani Umayyah yang bernama Yazid.”
Hal
inilah yang menjadi sebab penolakan mayoritas Ahlul bait untuk menerima dan
membaiat Yazid sebagai Khalifah pengganti. Sosok yang tidak setuju atas
keputusan ini adalah: Husein, Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Umar, Abdullah
bin Abbas serta Abdullah bin Abu Bakar. Yazid
yang berada di Irak marah besar atas penolakan mereka.
Sayyidina Husein dan
Abdullah bin Zubair memutuskan untuk meninggalkan Madinah dan pergi ke Makkah
sebagai bentuk
proses menentang pengangkatan Yazid sebagai khilafah
baru.
Mereka berdua memasuki kota suci itu pada malam Jumat, 3 Sya’ban 60 Hijriah.
Keduanya memutuskan bermukim di sana sampai nanti berangkat ke
Irak pada hari Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah di tahun yang sama.