Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Ketika Pendeta Yahudi Masuk Islam

Avatar photo
34
×

Ketika Pendeta Yahudi Masuk Islam

Share this article

Suatu ketika, Rasulullah saw. memiliki hutang untuk
penjualan kurma pada seorang habr (rabi atau pendeta) Yahudi bernama
Zaid bin Sa’nah. Hutang itu digunakan beliau untuk membantu masyarakat sebuah
daerah yang ditimpa paceklik. 

Dua hari sebelum jatuh tempo, pendeta Yahudi itu datang
menagih hutangnya. Saat itu Rasulullah saw. baru saja selesai menyalatkan
jenazah seorang Anshar. Beliau bersandar ke sebuah dinding. Di sana juga ada
Abu Bakar, Umar, Utsman dan beberapa sahabat senior lainnya.

Pendeta Yahudi itu melangkah ke arah Rasulullah saw.
Tanpa basa-basi ia langsung saja menarik baju Nabi dengan sangat keras. Lalu ia
berteriak, “Muhammad, mana hutangku? Aku tahu kalian Bani Abdul Muthallib
memang suka menunda-nunda melunasi hutang.”

Zaid bin Sa’nah, pendeta Yahudi itu, menceritakan: “Aku
lalu menoleh ke arah Umar bin Khattab. Aku lihat bola matanya berputar-putar,
saking marah dan geramnya mendengar ucapanku.

Ia berkata padaku, “Hai musuh Allah, beraninya engkau
menarik baju dan mengeluarkan ucapan kasar kepada Rasulullah? Demi Allah, kalau
bukan karena engkau seorang dzimmi, sungguh aku telah membelah badanmu jadi dua.”  

Rasulullah saw. menoleh ke arah Umar dengan sangat
tenang dan penuh wibawa. Beliau bersabda, “Hai Umar, kami lebih butuh darimu
sikap yang jauh lebih baik dari ini; engkau nasehati aku untuk bagus dalam
melunasi hutang dan engkau nasehati dia (pendeta Yahudi) itu untuk bagus dalam
menagih.”

Kemudian Rasulullah saw. bersabda, “Hai Umar, pergilah
ke Baitul Mal dan bayar hutang Yahudi ini, lalu tambahkan 20 sha’ kurma lagi
sebagai ganti dari rasa takut yang ia rasakan akibat engkau gertak tadi.”

Umar segera mengajak Yahudi itu dan membayar hutangnya,
lalu ia menambahkan 20 sha’ lagi.

Yahudi itu bertanya, “Untuk apa tambahan ini?” Umar
menjawab, “Rasulullah menyuruhku untuk menambahkannya untukmu sebagai ganti
karena tadi aku membuatmu takut.”

Yahudi itu berkata, “Hai Umar, engkau tahu siapa aku?”

“Tidak,” jawab Umar.

“Aku Zaid bin Sa’nah.”

“Pendeta Yahudi?”

“Iya.”

“Kenapa engkau bersikap kasar dan berkata kurang ajar
tadi pada Rasulullah?”

“Hai Umar, seluruh tanda-tanda kenabian sudah aku lihat
di wajahnya, kecuali dua tanda. Aku ingin membuktikan langsung kedua tanda itu.
Kedua tanda itu adalah:

 

يسبق حلمه جهله ولا يزيده شدة الجهل عليه
إلا حلما

“Pertama, sifat santunnya mengalahkan emosinya. Kedua,
semakin ia direndahkan dan emosinya dipancing, ia malah semakin santun.”

Dan kedua tanda itu sudah aku buktikan sendiri tadi.
Maka, saksikanlah, hai Umar, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Dan aku infakkan setengah hartaku
untuk kaum muslimin.” (HR. Ibnu Hibban)

Zaid bin Sa’nah menjadi muslim yang taat dan pejuang
Islam. Ia wafat pada perang Tabuk dalam jihad di jalan Allah dan Rasul-Nya.

***

Karena itulah semua yang berakal sehat dan mendapatkan
informasi yang benar tentang pribadi yang mulia dan agung itu, tidak dapat
tidak, pasti akan jatuh cinta kepadanya.

صلى الله عليك يا حبيبنا يا رسول الله عدد خلق الله ورضا نفسه وزنة عرشه
ومداد كلماته

Kontributor

  • Yendri Junaidi

    Bernama lengkap Yendri Junaidi, Lc., MA. Pernah mengenyam pendidikan di Perguruan Thawalib Padang Panjang, kemudian meraih sarjana dan magister di Universitas Al-Azhar Mesir. Sekarang aktif sebagai Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Diniyyah Puteri Padang Panjang.