Scroll untuk baca artikel
Ramadhan kilatan
Pendaftaran Kampus Sanad
Kisah

Kisah Syekh Ahmad Umar Hasyim Menjadi Ulama Besar Hadis

Avatar photo
2265
×

Kisah Syekh Ahmad Umar Hasyim Menjadi Ulama Besar Hadis

Share this article
Syekh Ahmad Umar Hasyim, ulama sekaligus singa podium Al-Azhar.
Syekh Ahmad Umar Hasyim, ulama sekaligus singa podium Al-Azhar.

Innalillahi wa ina ilaihi raji’un. Seorang ulama besar al-Azhar, Syekh Ahmad Umar Hasyim berpulang ke rahmatullah pada dini hari Selasa 7 Oktober 2025. Beliau pernah menjabat sebagai rektor Universitas al-Azhar dan menulis syarah tebal atas kitab hadis Sahih al-Bukhari.

Syekh Ahmad Umar Hasyim merupakah salah satu ulama besar hadis di era modern. Dengan kepergian beliau, Haiah Kibar Al-Ulama (Dewan Ulama Senior  Al-Azhar) sekarang tinggal beranggotakan 14 ulama sepuh.

“Beliau sosok yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk hadis,” ujar Dr. Muhammad al-Hasyt, mantan rektor Universitas Kairo.

Momen seusai salat Jenazah atas Syekh Ahmad Umar Hasyim di Masjid Al-Azhar.
Momen seusai salat Jenazah atas Syekh Ahmad Umar Hasyim di Masjid Al-Azhar.

Ada kisah menarik tentang awal masuk ke lingkungan Al-Azhar. Pada awalnya, ia bercita-cita masuk ke Fakultas Darul Ulum (Universitas Kairo) karena bakat puisinya yang menonjol. Namun ayahnya tidak setuju.

Sang ayah berkata, “Aku telah mewakafkanmu untuk berkhidmat kepada Al-Quran dan Sunnah sebelum kamu dilahirkan. Maka jangan pilih selain Fakultas Ushuluddin.”

Ia akhirnya menuruti nasihat sang ayah. Masuk fakultas teologi Al-Azhar, lalu  memilih Jurusan Hadis hingga berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat sangat memuaskan pada tahun 1961 M. Pendidikan magister dan doktoral, beliau lanjutkan di kampus yang sama.

Berkat kecintaannya dengan hadis, Syekh Ahmad Umar Hasyim pernah bermimpi melihat Rasulullah saw. Dalam mimpi pertamanya, ia melihat dirinya bersama Nabi di Baitullah, antara Ka’bah dan Hajar Aswad. Rasulullah sedang tawaf, dan ia berjalan di belakang beliau. Mimpi itu terjadi saat dia menjadi mahasiswa tingkat akhir Ushuluddin Al-Azhar.

Ia kemudian menanyakan makna mimpi itu kepada sang ayah. Ayahnya berkata bahwa mimpi itu memiliki dua tafsir. Pertama, bahwa ia harus menekuni bidang studi hadis, dan kedua, ia akan berangkat ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji.

“Bagaimana mungkin?” kata dia, “Saya masih kuliah dan ayah sendiri belum berangkat haji.”

Namun ayahnya balik berkata, “Itu firasatku. Kamu akan berangkat ke tanah suci lebih dahulu daripada aku.”

Firasat sang ayah tidak meleset. Satu bulan setelah mimpi itu, universitas tempatnya belajar benar-benar memilihnya sebagai mahasiswa teladan untuk berangkat menunaikan ibadah haji.

Saat menunaikan ibadah haji itu, ia mengenang, “Aku pergi ke Makkah, aku bergerak di setiap sudutnya. Aku menasihati para pemuda yang mampu berhaji di usia muda agar memanfaatkan kesempatan itu, karena kesehatan dan semangat menjadikan perjalanan itu pengalaman yang tak terlupakan.”

Perjalanan tersebut merupakan pengalaman spiritual yang sangat mendalam bagi dirinya. Masjidil Haram menjadi tempat nyata mimpinya terwujud dan saksi keterikatan dia dengan Rasulullah. Sejak saat itu, Ia benar-benar menekuni studi tentang hadis hingga meraih gelar magister dan doktor dalam bidang tersebut.

Syekh Ahmad Umar Hasyim mengatakan bahwa mimpi tersebut bukanlah satu-satunya mimpi di mana ia melihat Rasulullah.

“Mimpi itu sangat memengaruhi kehidupanku, hingga aku menulis tentang para imam dan tokoh-tokoh Islam. Aku bahkan sudah menulis tentang Imam Ahmad bin Hanbal sejak aku masih pelajar belia,” ungkapnya.

Pengalamannya  melihat Rasulullah ini terjadi berulang-ulang. “Aku biasa berziarah kepada Nabi, dan aku melihat beliau berkali-kali sepanjang hidupku,” katanya.

Seorang sufi terkenal asal Mesir, Imam Abu al-Abbas al-Mursi, pernah mengatakan, “Rasulullah tidak pernah luput dari pandanganku walau sesaat pun. Seandainya beliau luput dariku walau sesaat, niscaya aku tidak akan menganggap diriku sebagai seorang muslim.”

Kisah Syekh Ahmad Umar Hasyim ini adalah salah satu buktinya. Ya Allah berikan sebaik-baik balasan untuknya dan tempatkan ia di surga tertinggi-Mu.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Penerjemah kitab-kitab Arab Islam. Mengisi waktu luang dengan bertanam dan mengajar kelas privat bahasa Arab. Sekarang tinggal di Majalengka. Dapat dihubungi di IG: @amajid13.