Di dunia ini, selalu ada sosok perempuan hebat. Namun, seringkali kehadirannya tidak tampak seperti halnya sosok dan tokoh pria pada umumnya. Banyak diantara tokoh wanita yang sebenarnya sangat luar biasa akan tetapi tertutup dengan yang lainnya.
Diantara salah satu sosok wanita yang luar biasa dan tidak pernah ternotice adalah sosok wanita yang ditemui oleh Syaikh ‘Abdullah al-Wasithi (w. 740 H) ketika di Mekkah. Kisah ini tercatat dalam kitab Uqud al-Lujain, karangan Syekh Nawawi al-Bantani.
Abdullah al-Washithy sendiri merupakan seorang ulama pakar qiraah yang masyhur. Ia mempunyai kitab tentang Qiraat asyrah. Ia dikenal sangat alim dan memang sering melakukan rihlah di berbagai negara untuk berguru dan mengajarkan ilmunya.
Namun, sebagai ulama ahli Qur’an ia terperanjat betul ketika ia harus bertemu dengan sesosok perempuan misterius yang sangat luar biasa. Ia bertemu seorang perempuan yang ketika ditanya, selalu menjawab dengan ayat al-Qur’an.
Pertemuan itu terjadi ketika ia sedang berada di Arafah. Ia melihat ada sosok perempuan yang tampak sendiri. Setelah didekati perempuan itu mengucapkan satu ayat al-Qur’an:
مَنْ يَهْدِ اللّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
“Siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada orang yang dapat menyesatkannya. Dan siapa yang Dia sesatkan, maka tidak yang ada yang dapat menunjukkannya.
Abdullah pun segera mengetahui, bahwa wanita tersebut sedang tersesat. Itu juga terlihat dari ekspresi wajahnya yang tampak kebingungan. Ia pun bertanya, “Wahai ibu, Anda ini dari mana?”.
Ia menjawab:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا
“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa” (QS. Al-Isra’:1)
Dari jawaban kedua ini, Abdullah semakin penasaran dengan perempuan tersebut. Bisa-bisanya semua pertanyaannya dijawab dengan al-Qur’an. Ia pun melanjutkan pertanyaannya “Apa keperluan anda datang ke sini?”,
Ia menjawab:
وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًاۗ
“(Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana.” (QS. Ali-Imran: 97)
mendengar jawaban tersebut Abdullah al-Washity pun paham bahwa tujuan perempuan itu adalah melaksanakan ibadah haji. Ia pun melanjutkan pertanyaannya, “Apakah anda bersuami?”
Ia menjawab:
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra’ : 36).
Abdullah pun menawarkan untuk memberikan bantuan kepada wanita tersebut, “Maukah anda naik unta bersamaku?”
Ia pun menerima penawaran tersebut dengan berkata:
وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُۗ
“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah akan mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Ketika akan naik, ia pun berkata:
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya.” (QS. An-Nur: 30)
Setelah naik, Abdullah pun fokus mengendari kendaraannya. Tapi bagaimanapun ia masih penasaran dengan sosok yang ikut bersamannya tersebut. Abdullah pun memulai pembicaraan kembali “Siapa nama Anda ?”
Ia membaca:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتابِ مَرْيَمَ
“Dan ceritakanlah kisah Maryam dalam Al-Qur’an.” (QS. Maryam : 16).
Ia pun tahu, bahwa perempuan itu bernama Maryam. “Apakah anda mempunyai anak?”
Dia menjawab:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub”. (QS. al-Baqarah: 132)
Dari ayat itu, ia pun mengetahui bahwa perempuan tersebut mempunyai keturunan.
“Siapa saja nama-nama mereka?”
Ia menjawab :
وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ
“Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung”. (QS. An-Nisa: 164)
وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
“Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya).”. (QS. An-Nisa: 125)
يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi”. (QS. Shad: 26)
Ia pun tahu nama ketiga anaknya adalah Musa, Ibrahim dan Daud. “Di mana mereka tinggal?”
Ia berkata:
وَعَلٰمٰتٍۗ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُوْنَ
“Dan dia menciptakan tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapatkan petunjuk jalan”. (QS. An-Nahl:16)
Abdullah pun paham bahwa mereka itu adalah pemandu jalan (semacam tour guide).
“Wahai Maryam, apakah anda mau makan?”
Ia menjawab :
اِنِّيْ نَذَرْتُ لِلرَّحْمٰنِ صَوْمًا
“Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah”. (QS. Maryam:26)
Ketika kami sampai, keluarganya melihat dan mereka pun menangis terharu, Wanita itu berkata:
فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ
“Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini”. (QS. Al-Kahfi : 19)
Lalu, Abdullah bertanya kepada anak-anak itu tentang ibunya. Mereka pun bercerita bahwa ibunya telah tersesat selama tiga hari dan ia telah bernazar tidak akan berkata apapun kecuali dengan bacaan Al-Qur’an.
Tak lama kemudian ia melihat anak-anak Maryam menangis. Ternyata sang ibu sedang mengalami naza’ sakaratul maut. Di tengah naza’ tersebut ternyata wanita tersebut masih sempat untuk membaca satu ayat lagi.
وَجَاۤءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّۗ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya”. (QS. Qaf : 19)
Setelah dia wafat saya bermimpi melihatnya, lalu saya bertanya: “Anda berada di mana?”
Jawabnya:
اِنَّ الْمُتَّقِيْنَ فِيْ جَنّٰتٍ وَّنَهَرٍۙ ٥٤ فِيْ مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيْكٍ مُّقْتَدِرٍࣖ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa di dalam taman-taman dan sungai, di tempat yang disenangi, di sisi Tuhan Yang Mahakuasa”. (QS. Al-Qamar: 54-55).
Kisah perempuan ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa kehebatan sejati tidak selalu diukur dari pencapaian-pencapaian duniawi. Kehebatan sejati terletak pada keteguhan iman, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Perempuan ini adalah bukti bahwa di tengah hiruk pikuk dunia, masih ada sosok-sosok yang mampu menghadirkan kedamaian dan pencerahan dengan cara yang sederhana namun mendalam.















Please login to comment