Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Al-Azhar Asy-Syarif dalam perspektif Prof. Dr. Ali Jum’ah

Avatar photo
40
×

Al-Azhar Asy-Syarif dalam perspektif Prof. Dr. Ali Jum’ah

Share this article

Al-Azhar Asy-Syarif dalam sejarah panjangnya mampu menunjukkan eksistensinya dalam menyebarkan dakwah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah di berbagai peristiwa yang terjadi dengan menerapkan prinsip wasathiyyah.

Kehadiran Al-Azhar Asy-Syarif pada zaman ini adalah satu nikmat yang besar karena mampu menggait banyak kalangan untuk tahu lebih luas tentang Islam, mampu membentuk banyak ulama tanpa meninggalkan prinsip utamanya (wasathiyyah), dan mampu menyampaikan dakwah yang damai nan sejuk pada seluruh kalangan masyarakat.

Tak hanya itu, Al-Azhar Asy-Syarif adalah instansi yang tidak menutup diri dan membatasi ruang lingkupnya. Melainkan, Al-Azhar Asy-Syarif selalu terbuka untuk siapapun yang ingin menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh.

Hal ini dapat dibuktikan cukup dua hal. Pertama, dari sistem pembelajaran Al-Azhar Asy-Syarif yang diterapkan, mulai dari pembelajaran di bangku kuliah sampai dengan ruwaq Al-Azhar itu gratis dan siapapun bisa ikut dalam kegiatan pembelajaran tersebut.

Kedua, dalam kutipan video Prof. Dr. Ali jum’ah beliau mengatakan bahwa “Siapa yang ingin datang menuntut ilmu di Al-Azhar, maka silahkan datang, yang terpenting datang untuk belajar sungguh-sungguh, jangan datang untuk menyombongkan diri…”

Tentu keawetan Al-Azhar Asy-Syarif tidak sampai disitu. Al-Azhar Asy-Syarif juga mampu memberikan pengajaran baik bagi para murid maupun mahasiswa-nya dengan manhaj belajar dan berfikir yang modern dengan berdasar pada manhaj ulama terdahulu.

Terlihat jelas di dalam kitab Al-Bayan lima Yasghilul-Adzhan karya Prof. Dr. Syekh Ali jum’ah yang menjelaskan manhaj keilmuan Al-Azhar Asy-Syarif. Beliau mengatakan bahwa “Asas rujukan dan hukumnya orang Islam ada pada Alqur’an dan As-sunah yang di mana tidak dapat dipahami secara detail makna di dalam Alqur’an dan As-sunah tersebut jika belum mempelajari ilmu-ilmu yang lain (ilmu-ilmu yang dapat membantu untuk memahami lebih luas maksud yang ada pada Alqur’an dan As-sunah) seperti; ilmu bahasa Arab mulai dari Nahwu, Sharaf sampai dengan Balaghah, ilmu yang berkaitan dengan Alqur’an yaitu Asbabun Nuzul, Tajwid & Qiraat, ilmu syariah seperti Fikih, dan Ushul Fiqh, Ilmu Tauhid, Mantiq…”.( Prof. Dr. Ali Jum’ah, Al-Bayan lima Yasghilul-Adzhan, cet. Muqatham, Kairo: Dar Muqattam li Nasyr wa Tauzi’, jilid:1, hal. 79, cetakan tahun 2014 Masehi/Rabiul awal 1435 Hijriah.)

Untuk susunan manhaj keilmuan Al-Azhar Asy-Syarif yang lebih lengkap silahkan dibaca kitab Manahijul Azhariyyah.

Dari perkataan beliau di atas, sangat gamblang yang diterangkan tentang manhaj keilmuan. Tidak boleh serta merta langsung mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an tanpa ilmu dasar yang mumpuni karena sekalipun orang Arab, mereka juga melewati jalur manhaj keilmuan ini secara teratur, untuk memahami dan mendalami Al-Qur’an dan As-sunah.

Satu hal yang penting juga diketahui bahwa, dalam mengikuti manhaj keilmuan tersebut maka, kita akan mendapatkan nasab keilmuan yang jelas sampai dengan Rasulullah Saw. dan ini adalah satu bentuk keberkahan yang besar jika dapat dilalui para penuntut ilmu karena semakin banyak berjalan pada manhaj tersebut maka semakin tersebar luas juga nasab keilmuan Nabi Muhammad Saw. di dunia ini.

Di dalam satu cuplikan video Prof. Dr. Ali Jum’ah menerangkan kepada kita semua tentang siapa itu Al-Azhari. Berikut penjelasan beliau;

الأَزْهَرِي

“Al-Azhari itu”

أَشْعَرِيُ العَقِيْدَةِ، مَذْهَبِيُ الفِقْهِ، صُوْفِيُ التَّوَجُّهِ

“Berakidah asy’ari, berpegang pada empat madzhab fikih (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali), berorientasi dengan manhaj sufi”

يُرِيْدُ أَنْ يَكُوْنَ عَلٰى مَا كَانَ عَلَيْهِ حَالُ النَبِيِّ صَلّٰى اللّٰه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلٰى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ

“Al-azhari itu berkeinginan untuk hidup di atas sunnah Nabi Muhammad Saw. dengan manhaj kenabiannya(Rasulullah Saw.)”

يَحْمِلُ هَذَا العِلْمَ لَا يُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُوُرًا

“Al-Azhari juga mengajarkan/membawa ilmu dengan manhaj Nabi Muhammad Saw. tanpa menginginkan imbalan dan ucapan terima kasih diantara kalian.”

يَحْمِلُهُ لِوَجْهِ اللّٰه بِالذِّكْرِ، وَبِالفِكْرِ، وَبِحُبِّ سَيِّدِنَا صَلّٰى اللّٰه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Al-Azhari itu membawa ilmu karena Allah semata disertai dengan dzikir-nya dan fikirannya dan juga dengan kecintaan kepada Baginda Muhammad Saw.”

يَحْمِلُهُ وَ يُبَلِّغُهُ لِمَنْ خَلْفَهُ

“Al-Azhari itu membawa dan menyampaikan ilmu tersebut untuk generasi selanjutnya”

يَحْمِلُهُ حُبًّا فِيْ سَيِّدِنَا وَمِنْ قَبْلِهِ وَ مِنْ بَعْدِهِ فِيْ رَبِّ العَالَمِيْنَ

“Al-Azhari itu yang membawa ilmu karena cintanya kepada Sayyidina Muhammad Saw. dan orang-orang sebelumnya maupun sesudahnya semuanya karena Allah SWT.”

يَحْمِلُهُ وَقَلْبُهُ يَنْفَطِرُ عَلٰى النَّاسِ كُلِّهِمْ

“Al-Azhari itu yang membawa ilmu dengan hati yang terbuka(lapang/ikhlas)”

هُوَ يُرِيْدُ أَنَ يَكُوْنَ هِدَايَةً لِلنَّاسِ، رَحْمَةً لِلنَّاسِ

“Al-Azhari itu sangat ingin menjadi sebab datangnya hidayah kepada seluruh manusia, sebagai bentuk rasa cinta kepada semua orang”

وَأَلَّا يَكُوْنَ بِهَذِهِ الغَبَاوَةِ، وَالقَسْوَةِ، وَتَشْوِيْهِ الصُوْرَةِ، وَالجَهْلِ

“Dan, Al-Azhari itu tidak menginginkan kebodohan, kekerasan, mencoreng nama baik, serta kejahilan.”

كُلُّ هَذَا هُوَ الأَزْهَرِي

“Semua itulah Al-Azhari”

Penjelasan beliau sangat padat, jelas dan juga kompleks. Kalimat demi kalimat sangat wajib diresapi dan dipahami secara baik-baik. Tentu, dari untaian ucapan beliau sangat banyak faidah yang bisa kita ambil.

Salah satu yang penulis akan jelaskan ialah betapa luasnya makna Al-Azhari itu. Bagaimana tidak, beliau tidak mengungkapkan Al-Azhari adalah yang bersekolah di Kairo, Mesir. Tapi, beliau menerangkan dengan ciri-ciri yang amat umum sehingga penulis menemukan faidah bahwasanya siapapun diantara kita yang menuntut ilmu dan ciri-ciri tersebut mengena pada diri kita maka percayalah, kalian juga dinamakan Al-Azhari. Dengan penyebaran para alumni Al-Azhar Asy-Syarif di berbagai pelosok negeri inilah, yang menjadi faktor penulis mengambil faidah dari perkataan Prof. Dr. Ali Jum’ah.

Tidak menutup kemungkinan, para ulama alumni Al-Azhar Asy-Syarif mengajarkan dan menanamkan, baik di dunia pendidikan formal maupun non formal pada manhaj keilmuan Al-Azhar Asy-Syarif secara teratur di daerah sekitarnya dan juga menyebarkan ajaran wasathiyyah untuk seluruh umat manusia yang belum menyempatkan diri menimba ilmu dari Al-Azhar Asy-Syarif secara langsung.

Wallahu a’lam

Kontributor