Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Syekh Yusri jelaskan makna mimpi bertemu Nabi

Avatar photo
43
×

Syekh Yusri jelaskan makna mimpi bertemu Nabi

Share this article

Syekh Yusri Rusydi al-Hasani menjelaskan dalam pengajian Shahih al-Bukhari bahwa mimpi bertemu Nabi Muhammad saw. memiliki makna yang berbeda-beda.

Mimpi bertemu Nabi, menurut Syekh Yusri, bergantung kepada siapa yang melihat dan rupa Baginda rasulullah dalam mimpinya itu.

“Barang siapa mimpi bertemu Rasulullah dan beliau dalam keadaan rupanya yang asli, maka ini menunjukkan kesempurnaan baginya. Dan barang siapa melihat Nabi dalam rupa yang tidak sempurna, maka mimpi ini adalah risalah khusus untuknya agar senantiasa menyempurnakan diri.” terang syekh Yusri.

Melihat Nabi dalam keadaan meninggal, berarti yang bermimpi telah mematikan salah satu dari Sunah Nabi. Syekh Yusri menyarangkan agar bersegara muhasabah diri, bertanya-tanya sunah apakah yang telah ia tinggalkan.

“Baginda Nabi adalah cermin dari yang melihatnya. Barang siapa melihat Nabi dalam rupa syekhnya, artinya adalah tetaplah ia istiqomah untuk bersamanya dan jangan pernah meninggalkannya,” terang syekh Yusri.

Allah swt. telah berjanji melalui lisan Rasulullah saw. bahwa siapa saja yang bermimpi melihat Nabi, maka ia akan melihatnya dalam keadaan sadarnya. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Imam al-Bukhari bahwa Rasulullah saw. bersabda:

 مَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَسَيَرَانِى فِى الْيَقَظَةِ وَلاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِى

Artinya: “Barang siapa yang melihatku dalam mimpinya, maka ia akan melihatku dalam sadarnya, dan setan tidak mampu untuk menyerupaiku.” (HR. Bukhari)

“Minimal-minimalnya adalah ia akan melihat Nabi secara nyata ketika ruhnya keluar,” tambah Syekh Yusri.

Dari hadits di atas para ulama mengatakan bahwa melihat Nabi secara nyata di dunia setelah beliau wafat, adalah sesuatu yang mungkin. Ini sebagaimana Nabi melihat para nabi secara nyata dalam perjalanan Isra dan Mikraj.

Hal ini dikuatkan dengan fakta bahwa banyak orang yang bisa dipercaya dan orang shaleh, mengatakan bahwa dirinya telah melihat Nabi dalam keadaan sadar, bahkan tidak hanya sekali dua kali. Contohnya adalah Syekh Shalih Al-Ja’fari rahimahullah.

Orang yang bermimpi bertemu Nabi itu memang benar bahwa yang ditemuinya itu adalah Nabi, karena setan tidak mampu menyerupainya, baik dalam alam mimpi ataupun alam nyata. Rasulullah saw. sendiri bersabda:

وَمَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِى صُورَتِى وَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّار

Artinya: “Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka ia telah (benar) melihatku, karena setan tidak bisa menyerupai rupaku. Dan barang siapa sengaja berdusta tentangku, maka persiapkanlah tempat untuk dirinya dari api neraka.” (HR. Bukhari)

Hadits ini antara lain mencakup ancaman bagi orang yang mengaku-ngaku dirinya mimpi bertemu Nabi Muhammad saw. padahal tidak. Wallahu a’lam.

Kontributor

  • Antony Oktavian

    Alumni MA Al Hikmah 2 Benda Brebes. Sekarang menempuh studi di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.