Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Berbicara di Istiqlal, Habib Ali Jufri berpesan untuk menguatkan sisi kemanusiaan dalam melawan radikalisme

Avatar photo
46
×

Berbicara di Istiqlal, Habib Ali Jufri berpesan untuk menguatkan sisi kemanusiaan dalam melawan radikalisme

Share this article

Habib Ali Zainal Abidin Al-Jufri dalam lawatannya ke Indonesia berpesan agar kita dapat meneguhkan sikap moderat dalam beragama dan tidak tergesa gesa dalam melawan radikalisme.

Hal ini disampaikan beliau dalam Seminar Ilmiah dan Multaqo Ilmi dengan tema “Peran Ulama dalam menguatkan Moderatisme Beragama dan Menghidupkan kembali Nilai-nilai Peradaban Islam” di Ruang VIP Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu, 24/08/2022.

Acara yang dihadiri oleh para akademisi dan praktisi keagamaan ini diselenggarakan atas kerjasama antara Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal dengan Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI Pusat.

Dalam pemaparannya, Habib Ali Jufri mengatakan bahwa washatiyyah atau moderatisme haruslah dibangun dari kesadaran untuk menyeimbangkan lima unsur utama dalam diri seseorang.

“Hakikat pengertian wasath dalam bahasa Arab adalah sikap yang terbaik. Wasthiyyah adalah misi peradaban Nabi Muhammad Saw yang harus dirajut dari lima unsur utama, yaitu menyeimbangkan antara peran ruh, akal, hati, jasad dan jiwa pada seseorang,” ujar beliau.

Menurut Habib Ali Al-Jufri, kelima unsur ini mestilah menjadi dasar bagi seseorang memahami tema wasathiyyah agar tidak mudah menyimpang kepada radikalisme.

“Radikalisme bukan hanya disebabkan oleh cacat fikir, namun ia lebih merupakan kecacatan mental seseorang yang mencari pembenaran dalam sebuah kelompok massa,” tutur beliau.

Dalam melawan penyimpangan tersebut, sejatinya para ulama tidak boleh terprovokasi dan terburu buru untuk menjawab radikalisme atau liberalisme. Semuanya harus diungkapkan dengan bijak.

“Peran pertama kita dalam melawan radikalisme adalah menguatkan sisi kemanusiaan pada diri manusia sebelum menguatkan cara keberagamaan mereka, sebab semua manusia memiliki wadah dari kemampuan beragama mereka. Apabila wadah cacat, maka dia tidak layak untuk dibuat makan atau minum,” kata beliau menjelaskan.

Hadir para acara ini Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar (Imam Masjid Istiqlal), Prof.Dr. Ahmad Thib Raya (Dir. Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal), Dr. Idris Al Fasi (Wakil Rektor Universitas Fas, Maroko), Dr. Alwi Shihab, TGB. Dr. Zainul Majdi, Habib Jindan bin Novel, Habib Ahmad bin Novel Jindan dan para akademisi dari berbagai instansi.

Kontributor

  • Mabda Dzikara

    Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekarang aktif menjadi dosen di IIQ Jakarta.