Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Gus Baha: Berbanggalah Kamu ketika Bisa Berbakti kepada Orang Tua

Avatar photo
50
×

Gus Baha: Berbanggalah Kamu ketika Bisa Berbakti kepada Orang Tua

Share this article

Dalam agama Islam, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua merupakan ajaran luhur yang diperintahkan oleh Allah Swt kepada setiap hamba-hamba-Nya.

Iman dan Islam seseorang tidak akan disebut sempurna jika tidak dibarengi dengan sikap bakti kepada kedua orang tua.

Di dalam Al-Quran Allah berfirman:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ إِحْسَٰنًا ۖ

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya”. (Q.S. Al-Ahqaf [46]: 15)

Baca juga: Hukum Mencium Kaki Orang Tua dan Ulama

Akhlak bajik atau yang sering disebut Birrul Walidain ini merupakan asas seorang hamba dalam mencapai ridho Allah Swt. Rasulullah dalam haditsnya mengatakan:

رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ, وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ

“Ridho Allah SWT. ada pada ridho kedua orang tua dan kemurkaan Allah SWT. ada pada kemurkaan orang tua.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

Gus Baha dalam salah satu pengajiannya mengatakan berbanggalah kalian ketika diberi kesempatan bisa berbakti kepada orang tua. Jangan sekali-kali kamu beranggapan bahwa merawat orang tua (yang tengah sakit) sebagai upaya menggerogoti harta kekayaanmu. Itu pikiran kapitalis.

Berbakti kepada Orang Tua dan Pelajaran Penting dari Uwais Al-Qarni

Kiai kenamaan asal Rembang ini kemudian mengisahkan salah seorang sahabat yang minta izin Rasulullah untuk terjun serta dalam peperangan. Bagaimana jawaban Rasulullah?

“Apakah kamu masih punya kedua orang tua?” tanya Rasulullah Saw.

“Iya, wahai Rasulullah.” jawab seorang sahabat.

“Jika demikian kamu gak usah ikut perang, kamu cukup birrul walidain (berbakti kepad orang tuamu).” jawab Rasulullah.

Kisah di atas menunjukan bukti bahwa berbakti kepada orang tua merupakan perkara yang krusial dan prioritas. Menurut Gus Baha, yang kewajiban berjihad membersamai rasulullah saja bisa digugurkan karena birrul walidain, apalagi perihal yang remeh temeh.

Baca juga: Gus Baha: Pertentangan Sunan Giri dan Sunan Kalijaga tentang Wayang

Kali lain, santri kinasih Mbah Maimoen Zubair ini juga menceritakan seorang wali bernama Uwais Al-Qarni yang diberi salam oleh Rasulullah Saw.

Al-kisah, lantaran besar baktinya kepada orang tua sampai-sampai ia tidak sempat sowan kepada Nabi Muhammad Saw. Tetapi nabi menyebut Uwais al-Qarni sebagai sebaik-sebaiknya orang, karena telah mengamalkan apa yang beliau perintahkan, yaitu berbakti kepada orang tua.

“Ini pelajaran penting dari Uwais Al-Qarni. Dia belum pernah sowan ke Nabi, tapi filosofi ajaran nabi (berbakti kepada orang tua) dilakukan. Yang penting urutan pertama itu melakukan perintah baiknya kiai. Bukan malah sowan terus menerus ke kiai. Sowan itu urusan kedua, ketiga dan seterusnya.” jelas Gus Baha dilansir dari Channel Santri Gayeng.

Pada satu kesempatan, Gus Baha bercerita pernah dicurhati seseorang yang mengeluh kehabisan harta benda karena merawat orang tua yang lumpuh selama bertahun-tahun. Akhirnya Gus Baha menasihati dan meluruskan pola pikir parah itu.

“Kamu itu kapitalis. Merawat ibu selama 7 tahun, berarti menghabiskan banyak biaya. Karena kamu hanya menghitung; habis biaya berapa. Seharusnya kamu bangga! karena sudah merawat ibumu bukan sekadar 1—2 hari, tapi 7 tahun. Apa sih susahnya jadi orang waras!” papar Gus Baha.

Bagi Gus Baha, salah kaprah cara pandang seperti ini mesti dibenahi. Adalah penyakit orang zaman kiwari terkadang meanggap orang tua(yang sakit) itu sebagai ladang masalah. Mestinya pola pikir ini diubah sebagai sarana amal baik dan prestasi anak.  Bukan malah dikalkulasi secara kapitalistik, menimbang hanya berdasarkan untung rugi.

Kontributor