Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Faedah Gambar Capal atau Sandal Mulia Nabi Muhammad Saw

Avatar photo
55
×

Faedah Gambar Capal atau Sandal Mulia Nabi Muhammad Saw

Share this article

Gambar Capal atau Sandal Mulia Baginda Nabi saw. di kopiah menyebar luas dan populer dipakai oleh kalangan santri dan Muhibbin Ahlul Bait di Indonesia.

Terutama pasca melihat para Habaib dan lebih khusus lagi Maulana al-Jalil Habib Umar bin Hafidz yang sering terlihat mengenakan model kopiah tersebut dengan balutan imamah putih di berbagai kesempatan.

Begitu juga pin replika capal mulia baginda Nabi saw terlihat dikenakan oleh para Guru mulia kita, misal Maulana Syeikh Yusri Rusydi hafidzahullah.

Gambar sandal mulia Nabi Muhammad saw. oleh Syekh Yusuf an-Nabhani.

 

Mengambil berkah dari peninggalan Baginda Nabi saw. masyhur dilakukan oleh para sahabat. Hal ini termaktub sangat jelas di Sahih Bukhari pada  bab ﺑﺎﺏ ﻣﺎ ﺫﻛﺮ ﻣﻦ ﺩﺭﻉ النبي ﷺ (Keterangan tentang Perisai Nabi).

Mengambil berkah dengan replika peninggalan Baginda Nabi saw. mulai terjadi di tahun 600 H. Ibnu Katsir menceritakannya dalam al-Bidayah wa al-Nihayah, 6/7.

Baca juga: Tabarruk Peninggalan Rasulullah, Ini Penjelasan Syekh Ramadhan Al-Buthi

Replika gambar Capal mulia Baginda Nabi saw. tergambar baik dalam kitab Fath al-Mutaali fi Madh al-Ni’aal karya Syihabuddin Ahmad bin Muhammad al-Maqarri al-Tilmisani. Replika Capal mulia selanjutnya menyebar dan dimanfaatkan oleh para perindu Baginda Nabi saw untuk mengingat-ingat betapa agung kedudukan beliau saw. hingga Capal itu tetap dipakai beliau saat menghadap hadirat Allah swt dalam peristiwa Mi’raj. Suatu hal yang berbeda dialami oleh Nabi Musa as. yang mengharuskan lepas Capalnya sebagaimana disebutkan dalam QS. Taha [20]: 12.

Di antara perindu itu adalah Syeikh Yusuf bin Ismail al-Nibhani. Beliau pada tahun 1324 H (dinukil oleh Sayyid Muhammad Abdul Hayy al-Kattani dalam Nizam al-Hukumah al-Nabawiyah/al-Taratib al-Idari)berkata:

إني خدمت مثال نعل المصطفى

لأعيش في الدارين تحت ظلالها

سعد ابن مسعود بخدمة نعله

وانا السعيد بخدمتي لمثالها

“Saya berkhidmat (dengan menyebarkan) replika (gambar dan poto) capal/sandal Baginda Rasulillah agar saya hidup bahagia dunia kkhirat di bawah keteduhan (barokah)nya.

Sayyiduna Abdullah bin Mas’ud ra. telah bahagia dengan berkhidmat pada sandal baginda Nabi dan saya (juga) beruntung karena berkhidmat pada replika (gambar dan poto)nya.”

Baca juga: Karangan Kitab Sebagai Karamah Ilmu Para Ulama

Dalam kitab al-Mawahib al-Laduniyyah 2/467, Syeikh Ahmad bin Muhammad al-Qastalani bercerita tentang bagaimana mujarabnya mengambil berkah replika Capal mulia Baginda Nabi saw.

Dikisahkan Syeikh Abu Jakfar Ahmad bin Abdul Majid memberikan replika Capal mulia Baginda Nabi saw. kepada salah satu santrinya.

Suatu hari si Santri datang dan berkata: “Tadi malam saya melihat keajaiban, berkah (replika) sandal ini. Istri saya terkena penyakit yang hampir membuatnya tiada, saya letakkan (replika) sandal ini di tempat sakitnya sambil berdoa:

اللهمّ أرني بركة صاحب هذا النّعل

‘Ya Allah, tolong perlihatkan berkah pemilik sandal ini’. Luar biasa seketika itu juga Allah swt. sembuhkan'”.

Cerita di atas juga dapat kita baca di kitab Wasail al-Wusul ila Syama’il al-Rauul karya Syeikh Yusuf bin Ismail al-Nibhani halaman 62 cetakan Dar al-Kutub al’Ilmiyyah.

Adanya Cap replika Capal mulia Baginda Nabi saw. di atas kopiah tidak hanya sebab tren ingin mengikuti para Habaib. Lebih dari itu, ia adalah bentuk tabarrukan (mengambil berkah) sekaligus dapat dimaknai sebagai bentuk cinta perindu pada baginda Nabi saw. serta pernyataan bahwa si pemakai sedang ingin berjalan di manhaj (jalan)nya beliau saw.

Dengan demikian, cap replika Capal mulia Baginda Nabi saw. dapat menjadi sebab derajat seorang Muslim naik sebab ia menjadi wasilah zikir (mengingat) Baginda Nabi Muhammad saw. yang mempunyai kemuliaan tinggi di hadirat Allah swt. Hingga masyhur perkataan yang dinisbatkan pada Imam Hasan Basri:

كان له نعل نعلو بذكره

“Beliau saw mempunyai Capal/Sandal yang dapat meninggikan (derajat) kita sebab mengingatnya”.

Kontributor

  • Bakhrul Huda

    Kord. Akademik Ma'had Jami'ah UINSA Surabaya dan Tim Aswaja Center Sidoarjo.