Seperti halnya Indonesia yang punya songkok berwarna hitam atau yang sering kita sebut dengan songkok nasional, Maroko juga punya songkok khas. Bedanya kalau songkok Indonesia berwarna hitam pekat, maka songkok Maroko berwarna merah. Orang Maroko menyebutnya Tarbus.
Tarbus adalah hiasan kepala berupa topi pendek yang berbentuk silinder, biasanya berwarna merah. Kadang-kadang disertai dengan rumbai yang menempel di bagian atasnya.
Pada zaman sekarang Tarbus banyak kita jumpai di negara-negara seperti Maroko, Mesir, Suriah, Yordania bahkan Turki.
Kata Tarbus (طربوش ) diambil dari bahasa Persi (سربوش) yang mempunyai arti penutup kepala. Namun, di beberapa syair Arab diredaksikan dengan kata شربوش .
Seperti pada syair Ibnu Rabih:
ترى قُندس الشربوشِ فوقَ جبينِهِ كأهدابِ أحداقٍ بُهِتنَ من البدرِ
Barulah setelah itu, dialihkan ke bahasa Arab menjadi طربوش (Tharbus).
Baca juga: Tradisi Masyarakat Maroko Merayakan Maulid Nabi
Tarbus merupakan produk asli maroko. Bahkan di negara bekas jajahan Perancis ini, Tarbus dianggap sebagai salah satu warisan kuno para leluhur mereka dari suku Moor (Amazigh).
Anggapan ini bukan omong kosong belaka, tetapi berdasarkan bukti arkeologis yang ada. Tarbus sudah ditemukan di kota Fez sejak zaman dahulu.
Ada juga yang mengatakan bahwa Tarbus berasal dari negri Balkan. Sebagian juga menisbatkan pada Dinasti Turki Utsmani.
Jika kita merujuk pada data-data yang ada, disebutkan bahwa pada abad ke-16, penduduk kota Fez sudah menutup kepala mereka dengan topi yang terbuat dari labbad (kain berwarna merah). Labbad merah adalah sejenis serat wol yang telah diwenter dengan menggunakan sabun yang berwarna hitam khas maroko.
Hal ini sudah ditemukan jauh sebelum songkok merah itu dinamai Tarbus dan sebelum orang-orang Utsmani mengetahuinya.
Pada awalnya Tarbus Magribi dinamakan dengan sebutan Fez, sebelum akhirnya ramai di negara-negara Arab yang lain. Hal ini tidak lepas dari tangan orang-orang Utsmani pada waktu itu.
Padahal sebenarnya orang-orang Utsmani hanya mengadopsi, karena berawal dari kekaguman mereka pada peradaban dan budaya Maroko waktu itu, khususnya pada abad ke-19.
Orang-orang Turki lebih sering menyebut Tarbus dengan sebutan Fez. Karena mereka pada zaman dahulu menyebut negara Maroko dengan panggilan Fez. Mengingat kota Fes merupakan ibukota Maroko pada saat itu.
Baca juga: Ibnu Jubair Terpana Mercusuar Alexandria dan Kedermawanan Shalahuddin Al-Ayubi
Bahkan sampai saat ini ketika mereka mengatakan Fez, yang dimaksud adalah Maroko. Apalagi ketika sedang memakai tarbus magribi seakan-akan mereka ingin menunjukan identitas asli tarbus itu adalah Maroko.
Pada zaman dahulu, semua Tarbus di Maroko dibuat dengan cara di wenter dengan pewarna yang terbuat dari perasan buah berry merah yang hanya ditemukan di negara itu saja.
Hingga saat ini, Tarbus masih tetap eksis digunakan oleh orang-orang Maroko, terutama pada saat hari-hari besar agama Islam. Kadang juga digunakan dalam setiap penampilan oleh beberapa grup musik Maroko dari tradisional hingga modern. Selain untuk menambah sisi estetik, juga tentunya dalam rangka memperkenalkan kebudayaan mereka.