Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Shalawat Nariyah Pada Mulanya Bernama Shalawat Taziyah

Avatar photo
37
×

Shalawat Nariyah Pada Mulanya Bernama Shalawat Taziyah

Share this article

Shalawat merupakan satu ibadah istimewa yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ketika Allah SWT hendak memerintahkan hamba-Nya untuk berpuasa, misalnya, maka langsung saja Ia perintahkan.Seperti firman Allah SWT tentang perintah puasa: “Wahai orang-orang  yang beriman diwajibkan atas kalian berpuasa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).  Misal lain, perintah shalat dan zakat:  “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 43)

Berbeda dengan perintah shalawat. Sebelum memerintahkan kita bershalawat, terlebih dahulu Allah SWT menginformasikan bahwa Ia sendiri dan para malikat-Nya pun bershalawat. “Sesunggahnya Allah SWT dan para malaikat bershalawat kepada Nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepadanya dan sampaikanlah salam kepadanya dengan sepenuh penghormatan.” (QS. Al-Ahzab [33]: 56)

Yang demikian itu tidak lain menunjukkan betapa istimewa dan tingginya derajat shalawat di sisi Allah SWT.

Dalam shalawat ada dzikir, ada doa, ada penghormatan kepada Nabi SAW, dan ada mahabbah kepada beliau. Shalawat salam senantiasa tercurah untuknya.

Ada banyak macam teks shalawat Nabi, baik yang diajarkan langsung olah beliau yakni yang masyhur disebut dengan Shalawat Ibrahimiyah, ataupun yang diajarkan oleh para wali dan ulama, selaku penerus dan pewaris wirasah ilmiyah para nabi, ‘alaihimushshalau wassalam.

Baca juga: Momen-momen Spesial Baginda Rasulullah Mendidik Sahabat

Salah satu shalawat yang sangat masyhur di kalangan umat muslim Indonesia bahkan dunia adalah Shalawat Nariyah. Shalawat ini sering disebut juga dengan Shalawat Tafrijyyah (Pembuka Solusi). Hal ini dikarena selain maksud di atas, juga sebagai shalawat yang mujarab untuk pembuka solusi dan wasilah dikabulkannya hajat.

Ada juga yang menyebutnya dengan nama Shalawat Qurthubiyah, dinisbatkan kepada Imam Al-Qurtubi. Atau disebut juga Shalawat Taziyah dinisbatkan kepada Syekh Ibrahim At-Tazi ( lihat kitab An-Nubugh Al-Maghribi). Seorang ulama dan wali besar dari kota Taza, Maroko.

Konon, teks Shalawat Taziyyah (تازية) ini berpindah dari satu tangan ke tangan berikutnya hingga terjadi tragedi terhapusnya satu titik dari huruf ta (ت) menjadi nun(ن) dan terhapus juga titik huruf zai ( ز) menjadi (ر) hingga kemudian terbaca Nariyah (نارية).

Demikian jelas Guru kami dan kemudian penulis yakini setelah menggali berbagai informasi tentang shalawat ini hinggal mengantarkan penulis sampai ke makam Beliau Syekh Ibrahim At-Tazi rahimahullah di kompleks Bab Futuh, sebuah pemakaman para wali di kota Fes Maroko.

Meski demikian, shalawat ini lebih dikenal dengan nama Shalawat Nariyah bahkan oleh kalangan orang Maroko sekalipun. Nama Nariyah (seperti api) ini kemudian dimaknai sebagai shalawat yang sangat ampuh untuk wasilah dikabulkannya hajat. Saking ampuhnya, selayaknya api yang mudah membakar kapas kering di bawah terik matahari.

Baca juga: Al-Azhar Keluarkan Buku Panduan Hidup Baru di Masa Pandemi

Ada banyak riwayat tentang teks Shalawat Nariyah yang sampai kepada kita. Adapun teks sebagaimana masyhur di kalangan umat muslim Indonesia adalah:

أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Demikian sedikit informasi dan sekian keistimewaan berkait Shalawat Taziyah atau yang lebih kita kenal dengan Shalawat Nariyah. Yang terpenting adalah bahwa dengan bersalawat, kita beribadah, berdzikir, berdoa, hormat takdzim dan mahabbah (cinta) kepada Junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. allahumma shalli ‘alaih.

Kontributor

  • Muhammad Makhludi

    Tinggal di Cilacap Jawa Tengah Block 60. Seorang khadam kampung. Pernah nyantri di Leler dan Universitas Cady Ayyad Maroko.