Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Artikel

Melihat Tradisi Sambut Hari Asyura di Mesir, Ada Manis-manisnya

Avatar photo
15
×

Melihat Tradisi Sambut Hari Asyura di Mesir, Ada Manis-manisnya

Share this article

Bila Hari Asyura tiba, Mesir dan negara-negara Arab lainnya akan menyambutnya dengan gembira. Hal identik yang terlihat dalam perayaan 10 Muharram adalah sajian kuliner Timur Tengah yang hanya ada saat peringatan hari-hari besar Islam.

Menjelang kedatangan 10 Muharram, masyarakat Arab bersiap-siap membuat Manisan Asyura. Kuliner sejenis ini muncul setahun sekali pada momen Hari Asyura karena memiliki keterkaitan sejarah dengan umat Islam zaman dahulu.

Perayaan Hari Asyura mulai ada pada masa Dinasti Fathimiyah di Mesir. Mereka gemar melakukan perayaan setiap kali hari-hari besar Islam datang seperti Maulid Nabi, Nisyu Sya’ban dan Asyura.

Di samping pada Hari Asyura ada anjuran berpuasa sunnah, masyarakat Arab terutama Mesir akan membuat kue manisan yang populer dikenal dengan nama Halwa Asyura (manisan Asyura). Orang-orang bertukar makanan dengan kerabat dan tetangga. Hubungan kekerabatan pun semakin erat.

Halawa Asyura

Cara membuat Halawa Asyura sangat sederhana. Hidangan penutup ini dibuat dari campuran gandum, susu dan gula lalu disajikan di atas mangkok-mangkok kecil. Masyarakat Mesir biasanya menambahkan tepung maizena dalam proses pembuatan. Sebelum dihidangkan, bisa dipermanis dengan menaburkan topping di atasnya. Bisa kismis, parutan kelapa atau kacang-kacangan.

Namun menurut beberapa sumber, kuliner Halawa Asyura baru muncul pada masa Dinasti Turki Utsmani dengan nama Ashuri. Orang-orang Turki membuat dengan cara yang sama seperti orang-orang Mesir tadi. Hanya saja, mereka menambahkan kacang polong, hummus dan buah-buah seperti delima dan jeruk.

Hingga sekarang, belum diketahui jelas mengapa Halawa Asyura dibuat dengan bahan-bahan itu. Meskipun ada mitos yang dipercaya masyarakat Turki dan oleh sebagian diyakini berasal dari Armenia, bahwa bahan-bahan tadi merupakan sisa-sisa makan yang diambil oleh Nabi Nuh seiring menipisnya persedian pangan di bahtera.

Baca Juga:

Sisa makanan itu kemudian dimasak oleh beliau hingga menjadi Halawa Nuh (Puding Nuh). Nama puding ini kemudian populer di Arab dengan sebutan Halawa Asyura. Di Turki disebut Asure dan di Indonesia akrab disebut Bubur Syura.

Tanggal 10 Muharram antara lain adalah hari ketika bahtera Nabi Nuh mendarat dengan selamat di bukit Zuhdi setelah Allah menyelamatkan beliau dan umatnya, serta membinasakan kaumnya yang ingkar dengan mendatangkan banjir bandang.

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.