Scroll untuk baca artikel
SanadMedia
Pendaftaran Kampus Sanad
Buku

Hikmah Di Balik Penciptaan Raga Adam dari Tanah

Avatar photo
33
×

Hikmah Di Balik Penciptaan Raga Adam dari Tanah

Share this article

Disebutkan
dalam al-Quran, Allah swt. menciptakan Nabi Adam as. dari tanah. Makhluk yang
seluruh malaikat diperintahkan untuk bersujud kepadanya itu akan diangkat
sebagai khalifah di bumi.

Ada
beberapa riwayat yang menyebutkan tentang proses penciptaan Adam dari tanah.

Sahabat
Ibnu Abbas (w. 687 M) mengatakan bahwa Allah swt. menciptakan raga Nabi Adam
as. dari beberapa bagian tanah yang ada di muka bumi. Kepala Adam diambil dari
tanah Ka’bah, dadanya dari tanah pulau-pulau penjuru bumi, punggung dan
perutnya dari tanah India, kedua tangannya dari tanah bagian timur bumi dan
kedua kakinya dari tanah bagian baratnya.

Dalam
riwayat yang lain, Ibnu Abbas lebih detail menggambarkan penciptaan Adam. Dia
mengatakan bahwa Allah swt. menciptakan kepala Adam dari tanah Baitul Maqdis,
wajahnya dari tanah surge, kedua telinganya dari dari tanah Bukit Tursina,
dahinya dari tanah Irak, giginya dari tanah telaga Kautsar, tangan kanan dan
jari-jemarinya dari tanah Ka’bah, tangan kiri dari tanah Persia, kedua kaki dan
betisnya dari tanah India, tulangnya dari tanah gunung, kemaluannya dari tanah
Babel, punggungnya dari tanah Irak, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari
tanah surga firdaus, lidahnya dari tanah Thaif, dan keduanya matanya dari tanah
telaga Rasulullah saw.

Berbeda
dari Ibnu Abbas, pemuka tabi’in Wahb bin Munabbih (w. 738 M) mengatakan bahwa
Allah menciptakan Adam dari tanah yang diambil dari tujuh lapisan bumi.
Kepalanya dari lapisan bumi pertama, lehernya dari lapisan bumi kedua, dadanya
dari lapisan bumi ketiga, kedua tangannya dari lapisan bumi keempat, punggung
dan perutnya dari lapisan bumi kelima, paha dan duburnya dari lapisan bumi
keenam, dan kedua betisnya dari lapisan bumi ketujuh.

Riwayat-riwayat
di atas, saya baca dari kitab Daqaiq al-Akhbar (Kabar-kabar Gaib, Kehidupan Sebelum
dan Sesudah Kematian)
karya Syeikh Abdur Rahim bin Ahmad al-Qadhi. Sebuah
kitab yang disebut-sebut sebagai salah satu buku referensi klasik mistisisme
Islam. Selain kitab ini, ada pula kitab Ad-Durar al-Hisan fi al-Ba’ts wa Na’im
al-Jinan
karya Imam as-Suyuthi.

Berdasarkan
tiga riwayat tadi, Syeikh Abdur Rahim al-Qadhi menilai bahwa ada sejumah hikmah
di balik proses penciptaan raga Adam. Di antaranya adalah sebagai berikut:

      Karena
diciptakan dari tanah Baitul Maqdis, kepala menjadi tempat akal dan kecerdasan.

      Karena diciptakan
dari tanah Bukit Tursina, telinga menjadi saluran penerima nasehat.

      Karena diciptakan
dari tanah Irak, dahi menjadi anggota utama dalam bersujud kepada Allah swt.

      Karena diciptakan
dari tanah surga, wajah menjadi gambaran kecantikan dan ketampanan.

      Karena diciptakan
dari tanah telaga Kautsar, gigi menjadi alat mengecap rasa manis.

      Karena diciptakan
dari tanah Ka’bah, tangan kanan menjadi anggota tubuh yang biasa digunakan
untuk menerima berkah, menolong sesame dan berbagi.

      Karena diciptakan
dari tanah Persia, tangan kiri menjadi alat bersuci.

      Karena diciptakan
dari tanah Khurasan, perut menjadi tempat rasa lapar.

      Karena diciptakan
dari tanah Babel, kemaluan menjadi sumber berahi dan keculasan.

      Karena diciptakan
dari tanah gunung, tulang menjadi bagian penobang kekuatan tubuh.

      Karena diciptakan
dari tanah surga firdaus, hati menjadi tempat bersemayam iman.

      Karena diciptakan
dari tanah tanah Thaif, lidah menjadi alat mengucapkan kalimat syahadat dan
berdoa kepada Allah.

Singkat
cerita, setelah raga Adam diciptakan, Allah swt. memerintahkan ruh untuk masuk
ke dalam tubuh Adam. Ada yang mengatakan bahwa pertama-tama ruh masuk ke otak, lalu
mata, telinga, hidung, mulut, lidah, dada. Saat kemudian sampai di perut, Adam
merasa lapar dan meminta makanan. Demikianlah proses perjalanan ruh masuk ke
dalam raga Adam. Wallahu a’lam. 

Kontributor

  • Abdul Majid

    Guru ngaji, menerjemah kitab-kitab Arab Islam, penikmat musik klasik dan lantunan sholawat, tinggal di Majalengka. Penulis dapat dihubungi di IG: @amajid13.